Sebelum mulai baca silahkan siapkan stok umpatan dahulu 😗
☯HAPPY READING☯
Rafael mengerjap pelan, menyesuaikan sinar matahari yang menyilaukan. Dia melirik jam beker di nakas lalu membulat sempurna melihat jam yang menunjukkan pukul 09.00. "Gila gue kebo banget!" kata Rafael tak percaya sudah memecahkan rekor bangun tidurnya.
Tak perlu banyak alasan, dia segera bangkit untuk membersihkan diri. Dengan setelan casual dan jaket kebanggaannya, Rafael langsung pergi ke markas Lucifer untuk bersenang-senang di awal tahun.
Motor merah itu melaju dengan kecepatan normal membelah kota Jakarta. Ujung jaket Rafael terbang karena angin, tapi percayalah itu membuat dirinya lebih cool. Rafael menghentikan motornya ketika sampai ke gedung tua yang dijadikan markas Lucifer.
"Assalamualaikum," sapanya pada seluruh orang yang ada di dalam.
"Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh. Kemarin kencannya lancar kan, Raf?" goda Andre sambil mengedipkan matanya.
"Banget," jawab Rafael datar lalu duduk lesehan di samping Zidan.
Rafael menepuk bahu Zidan sehingga laki-laki itu terlonjak. "Ngelamunin apaan?"
"Nggak ngelamun, Bang," elaknya sambil nyengir kuda.
Rafael tersenyum tipis. "Dan, kadang kita nggak perlu tau yang sebenarnya supaya kita nggak sakit. Tapi ketika kebenaran itu terungkap, tandanya Tuhan mau ngasih lo petunjuk ataupun pelajaran."
Zidan tersenyum simpul. "Makasih, Bang udah bantu gue ungkap semuanya."
"Sekarang lo have fun aja kayak biasanya. Kasian Andre jadi ngelawak sendiri," kata Rafael yang dibalas tawa oleh Zidan.
"Eh gue mikir deh, kenapa gue mikir?" Baru saja dibahas, laki-laki itu telah melancarkan aksinya yang hanya dibalas dengusan teman-temannya.
Meski tidak ada yang merespon, Andre terus saja membodardir pertanyaan-pertanyaan aneh yang ada di otaknya. Heran, mungkin lumba-lumba pun lebih pintar dari dia.
"Udah biarin aja biarin. Iya gitu biarin aja udah," umpat Daniel.
"Tololnya sampai membuat hati terenyuh." Zidan mengatai partner bobroknya sambil memegang dada dramatis.
"Kek orang kurang belaian," dengus Leon sambil menatap Andre malas.
Mendengar itu Andre berkacak pinggang dan maju mendekati Leon. "Ngomong apa lo barusan? Ngajak berantem?"
Leon menatap Andre sengit, dia lelah dengan ketololan Andre yang kadang tak terkondisikan.
"Stop! Stop! Jangan berantem mending makan milkita!" Zidan membuka bungkus permen susu rasa coklat lalu memasukkannya ke dalam mulut, "ini permen susu mahal!"
"Tiga loli milkita setara dengan 120 kalori. Milkita sehat segar ceria!" sambung Andre sambil memperagakan iklan di tv.
"Somplak, emang tu bocah," umpat Elang saat melihat kelakuan Andre.
(Gila atau aneh.)
Rafael tertawa kecil dengan tingkah Andre maupun Zidan. Kalau urusan mencairkan suasana memang mereka jagonya.
Rafael membuka ponselnya lalu membuka chatnya dengan Soraya. Terakhir kali mereka saling mengirim pesan adalah siang tadi sebelum Rafael kemari. Daripada gabut, Rafael memutuskan untuk bertemu dengan Soraya.
"Ya elah Raf, padahal baru ketemu tadi malam dah mau jalan aja," kata Andre.
"Udah diem! Lagi bucin dia," timpal Daniel sambil memainkan kukunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAFAEL
Ficção Adolescente꧁꧇ FOLLOW DAHULU SEBELUM MEMBACA꧇꧂ Rafael Aditya, salah satu anak kesayangan semua guru. Sifatnya yang tegas membuat Rafael ditunjuk sebagai pemimpin di banyak hal. Materi dan kemewahan selalu mengikutinya. Namun, kejadian dimana dia kehilangan sebu...