☯HAPPY READING☯
Pagi yang cerah menyambut gadis cantik itu. Kicau burung terdengar ribut menjadi lagu pengiring, seolah tau bahwa suasana gadis tersebut tengah baik. Senyum ramah terbit di wajah saat anak-anak di sekolah barunya tersenyum kepadanya.
Anggika Soraya. Gadis sederhana yang hidup bersama orang tua angkatnya sejak ia berumur 5 tahun. Namun sekarang ia hanya hidup bersama ibu angkatnya saja sebab suatu kejadian.
Gadis itu melangkahkan kaki pelan seraya membaca nama ruangan yang terletak di atas pintu. Sekolah barunya sangat luas sehingga membuatnya buta arah seperti ini.
Bruk
Karena pandangan yang tak fokus, Soraya bertabrakan dengan seseorang. Dia mengelus bahu kirinya yang terasa sakit sebab bertabrakan dengan orang tersebut.
"Maaf tadi nggak lihat," kata cowok yang menabraknya dengan raut bersalah.
"M-maaf gue juga salah. Lo nggak apa-apa kan?" Soraya bertanya dengan gelisah, takut jika dirinya membuat kesalahan di hari pertama.
"I'm okay. Gue harap lo juga," jawabnya singkat. "Kayaknya daritadi ngeliatin nama ruangan mulu, mau nyari apa?" Cowok itu kemudian bertanya, seolah sudah mengamati gerak-gerik Soraya sejak tadi.
Soraya menghembuskan napas lega, akhirnya dia menemukan orang yang dapat dimintai tolong. "Em, ruang kepala sekolah dimana ya?"
"Oh ... lo naik aja ke lantai dua lewat tangga itu. Cari yang tulisannya ruang kepala sekolah," jelas cowok tersebut seraya menunjukkan arahnya, "atau perlu gue antar?"
"Nggak perlu, makasih." Soraya mengembangkan senyumnya lalu berbalik dan berjalan sesuai yang cowok itu katakan.
☯
"Wahai manusia!! Tadi gue ketemu cewek cakep!" Elang berlari ke arah sahabatnya yang sedang berkumpul dengan raut wajah gembira luar biasa.
Dia segera duduk di bangkunya dan meletakkan tasnya asal.
"Ck, cewek-cewek di sini paling modelannya juga gitu-gitu aja." Leon memutar bola matanya, bosan dengan topik yang dibahas Elang.
"Eh ini siswi baru bro!" Elang memberi tahu atau lebih tepatnya menebak.
Andre yang tadinya malas mendengarkan pun langsung sumringah, dia menarik kursinya mepet dengan kursi Daniel agar lebih dekat dengan Elang.
"Siapa namanya, Lang? Cakepan mana sama anak IPS yang itu?" Andre bertanya sembari mengguncang tubuh Elang agar laki-laki itu cepat memberinya jawaban.
"Cielah dasar mata keranjang lo! Ntar juga ditolak lagi," cibir Daniel khas dengan muka jijiknya.
"Weh ngaca dong mas!" sentak Andre tak terima.
"Ada apaan nih? Pagi-pagi udah rame aja. Minggir gue mau duduk!" Rafael datang melempar tas di bangkunya lalu menyampirkan jaket di kursi. Tanpa pembuka, cowok itu langsung bergabung ke obrolan mereka.
Rafael sebangku dengan Leon dan duduk di bangku kedua dari belakang, di sampingnya ada Elang dan Daniel, sementara Andre duduk di belakang Daniel sendirian.
"Raf, ada siswi baru, cuakep bener dah." Elang menjawab pertanyaan Rafael dengan nada yang dilebih-lebihkan.
Rafael membulatkan mulutnya, tidak terlalu tertarik dengan topik yang dibahas.
"Siapa namanya kampret! Dari tadi gue nanya juga!" Andre menggeplak tangan Elang kesal.
Elang membuka mulutnya dengan kedua tangan menangkup pipi. "Nggak sempet kenalan!" hebohnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAFAEL
Teen Fiction꧁꧇ FOLLOW DAHULU SEBELUM MEMBACA꧇꧂ Rafael Aditya, salah satu anak kesayangan semua guru. Sifatnya yang tegas membuat Rafael ditunjuk sebagai pemimpin di banyak hal. Materi dan kemewahan selalu mengikutinya. Namun, kejadian dimana dia kehilangan sebu...