"Karena pada nyatanya, sahabat terdekat pun bisa menjadi musuh yang paling berbahaya."
–Ghareda Zidan Gidmiharja
☯HAPPY READING☯
Dengan jaket yang tersampir di bahu kirinya, Rafael ikut bergabung dengan Andre dan Gilang yang tengah bermain kartu uno. Dari penglihatan Rafael, hanya tersisa tiga orang yang belum datang, Daniel dan kedua adik kelasnya.
"Gimana kabar lo, Ndre?" tanyanya Rafael di sela-sela mengocok kartu.
"Dih si Rafael tumbenan apaan nanyain kabar gue," kata Andre girang.
"Basa-basi doang sih sebenarnya," balas Rafael malas.
"Emang kampret lo, Raf."
Rafael tidak mempedulikan umpatan Andre karena sibuk membagikan kartu pada temannya. Memang apes, baru saja gabung langsung kalah. Namun, begitulah asiknya, terus kalah bukan berarti harus menyerah, malah semakin menantang untuk segera menang.
"Assalamualaikum, punten goput!" Sebuah seruan dari luar memecahkan suasana.
"Waalaikumsalam!" jawab semuanya serentak.
"Weh, ada yang pesen gofood yah?"
"Asek, ada gofood. Baik bener dah!"
"Emang ada yang pesan?"
Elang mengernyit bingung. Perasaan tidak ada yang memesan gofood. Apa mungkin Leon atau Rafael sedang berbaik hati jadi mentraktir mereka semua?
"Tapi kok gue kayak kenal suaranya yah," gumam Elang sedikit curiga.
"Assalamualaikum, punten goput!" seru orang itu lagi.
Melihat tidak ada yang bereaksi, Andre langsung berlari menuju pintu markas. Dirinya sudah tersenyum senang membayangkan enaknya makanan yang dipesan.
"Anjir, kenapa lo yang nongol tolol!" umpat Andre ketika melihat Zidan tengah nyengir.
"Emang siapa lagi, Bang?" tanya Zidan dengan muka polos.
"Lah tadi ada tukang gofood perasan." Andre menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
Zidan menghadap ke belakang lalu celingak-celinguk mencari tukang gofood yang Andre maksud. "Mana? Nggak ada tuh, Bang."
"Iya, kok nggak ada yah?" Andre mengangguk tanda setuju. "Lah anjing, lo kan yang pura-pura jadi gofood tadi?" Andre merutuki dirinya sendiri karena terlalu bodoh. Bisa-bisanya dia dikibuli oleh Zidan.
"Hah? Nggak. Eh iya deng, tadi gue." Zidan meringis sampai matanya tidak terlihat.
"Rasanya gue ingin mengabsen seluruh penghuni zoo." Andre berbalik dan meninggalkan Zidan di luar.
"Anjing, babi, gajah, singa, harimau, kuda nil, ular, unta, monyet, singa, buaya, dan lain sebagainya." Zidan mengikuti Andre sambil mengabsen penghuni zoo yang Andre maksud. Anggap saja dia mewakili Andre.
Rafael masih memainkan uno sambil menunggu semuanya berkumpul. Berbicara tentang Soraya, setelah ini Rafael berjanji akan menemuinya lagi. Sudah saatnya dia menuntaskan masalah personalnya sebelum terlambat.
Rafael melihat siluet seseorang masuk yang membuat fokusnya teralihkan. Dia tersenyum tipis lalu memandang sekeliling. "Oke, bisa kita mulai?"
Sontak mereka semua menoleh pada Rafael lalu duduk rapi di tempatnya masing-masing.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAFAEL
Teen Fiction꧁꧇ FOLLOW DAHULU SEBELUM MEMBACA꧇꧂ Rafael Aditya, salah satu anak kesayangan semua guru. Sifatnya yang tegas membuat Rafael ditunjuk sebagai pemimpin di banyak hal. Materi dan kemewahan selalu mengikutinya. Namun, kejadian dimana dia kehilangan sebu...