☯HAPPY READING☯
"Gue sayang sama lo."
Soraya semakin terkejut. Suara Rafael yang begitu dalam dan penuh kesungguhan membuat Soraya memundurkan badan. Dilihatnya netra selegam arang yang menatap lembut dan penuh kesungguhan itu.
"Maksudnya?"
Rafael bertanya-tanya apakah pilihan katanya itu terlalu berbelit sehingga Soraya terus bertanya akan maksud dari kalimat yang ia lontarkan. Ia mengambil kedua tangan Soraya, menggenggam dengan erat, mengunci netra Soraya dengan lensa legamnya. "Apa lo bersedia jadi pacar gue?"
Ini kali ketiga Rafael membuatnya terkejut. Setelah fakta bahwa ia ingin bunuh diri, lalu mendeklarasikan bahwa ia menyayanginya, dan kini dia menanyakan perihal menjadi pacarnya. Soraya menyelami netra pekat milik Rafael, mencari kebohongan di sana. Namun, nihil. Laki-laki itu bersungguh-sungguh.
"Gue … gue mau," jawab Soraya sambil tersenyum lebar. Akhirnya perasaannya tidak bertepuk sebelah tangan
Refleks, Rafael langsung memeluk Soraya. Setelah mencintai gadis ini dalam diam, akhirnya Soraya menjadi miliknya. Masih dalam pelukan, Rafael berbisik, "Tapi dengan keputusan ini, lo harus menerima konsekuensi sebagai pacar ketua Lucifer."
Soraya mengerti benar akan resikonya. Bahkan tak menutup kemungkinan ia akan terus diincar oleh musuh Rafael. "Tentu, gue bakal belajar memahami dan selalu ada di sisi lo."
Keduanya saling tatap penuh arti. Jalanan lengang itu menjadi saksi bisu dua orang yang baru saja menyatakan perasaannya.
"Kamu habis dari Alfamart?"
"Secepat itu lo rubah? Baiklah, gue nggak masalah." Soraya menaikkan sebelah alisnya, terkejut dengan panggilan yang tiba-tiba berubah. "Benar, aku habis dari sana."
"Oh iya, Raf, inget kata-kata aku ya! Kamu nggak pernah sendiri, semuanya sayang sama kamu. Aku bakal berusaha selalu ada ketika kamu butuh. Jangan buat dirimu terluka, kalau kamu bisa menyelesaikan sesuatu dengan cara yang lain," timpal Soraya panjang lebar. Dia menepuk pundak Rafael dengan senyum manis yang khas.
"Terima kasih. Semua kata-katamu tadi, juga berlaku buat kamu." Rafael ikut tersenyum, mengelus rambut Soraya.
Gadis itu mendekat, membisikan sesuatu. "
Seburuk apapun orang tua memperlakukanmu, percayalah dia tetap sayang sama kamu."Mendengar itu Rafael tersenyum, perasaannya membaik. Soraya benar-benar membuatnya nyaman.
"Ayo aku antar pulang!" Setelah semuanya dirasa cukup, Rafael mengajak gadisnya kembali. Dengan sabar dia membantu Soraya naik ke atas motor Rafael, meski rasanya tidak enak sebab tak bisa membantu si gadis membawakan belanjaannya. Malam ini Rafael nobatkan sebagai malam terindah sekaligus malam terburuknya.
Motor Rafael berhenti di depan gerbang rumah Soraya. Dengan senyum yang masih mengembang sempurna Soraya menawarkan Rafael mampir.
"Mungkin lain kali. Aku pamit dulu, good night, Dear."
Demi mendengar itu semua, Soraya merasakan perutnya dipenuhi seribu kupu-kupu. Soraya berani bertaruh senyum yang dilontarkan Rafael adalah senyum terbaik yang pernah ia lihat dari wajah laki-laki itu.
"Good night too, Rafael."
☯
"Assalamualaikum, punten gopud." Rafael menjejakkan kakinya di depan rumah megah milik Leon.
"Waalaikumsalam." Setelah menjawab salam, laki-laki itu tak mengatakan apapun, dia sibuk menatap layar ponselnya yang tengah menampilkan kegiatan zoom meeting.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAFAEL
Teen Fiction꧁꧇ FOLLOW DAHULU SEBELUM MEMBACA꧇꧂ Rafael Aditya, salah satu anak kesayangan semua guru. Sifatnya yang tegas membuat Rafael ditunjuk sebagai pemimpin di banyak hal. Materi dan kemewahan selalu mengikutinya. Namun, kejadian dimana dia kehilangan sebu...