33. BEGINNING OF THE END

205 18 14
                                    

☯ HAPPY READING☯

Pukul delapan malam, ruangan berbentuk balok itu dipenuhi anggota Lucifer kelas 12 yang berjumlah ±70 orang. Suasana yang mulanya rusuh bagai pasar di hari besar kini hening tak bersuara setelah Rafael membuka rapat.

"Menurut pandangan gue, sudah saatnya kita membahas tentang kandidat yang akan memegang tonggak kepemimpinan Lucifer nanti, mengingat kita udah mulai dihadapkan sama banyaknya jadwal try out."

"Berikut ini lima orang yang telah kita sepakati sebagai kandidat pemimpin Lucifer." Rafael berjalan menuju sebuah papan yang berisi lima foto anggota yang telah dipilih sebagai kandidat pemimpin.

"Baiklah, sekarang mari kita bahas satu persatu potensi yang dimiliki lima manusia ini." Sebagai sekretaris dadakan, Elang mempersiapkan laptopnya untuk mencatat pembahasan.

"Pertama. Gilang Maheswara. Ada yang ingin berpendapat tentang dia?"

Satu persatu anak mulai mengangkat tangan pertanda ingin mengutarakan pendapat. Setelah Rafael persilahkan, berbagai pendapat pun mengalir begitu saja. Sepuluh menit dihabiskan untuk mengambil kesimpulan tentang Gilang, setelahnya mereka mulai membahas tentang kandidat yang lain.

Rapat berlangsung cukup lama, lebih dari satu jam mereka mendiskusikan tentang karakter calon kandidat. Setelah diskusi tentang teknik pemaparan karakter antara Rafael dan pasukan inti, rapat yang sempat tertunda kembali dilanjutkan.

"Maaf karena jeda rapat yang sangat panjang. Sekarang gue bakal mengumumkan kesimpulan tentang pengamatan karakter yang telah kita lakukan."

"Gilang Maheswara. Dari kesimpulan yang kita peroleh, dia diakui memiliki jiwa pemimpin yang baik tapi sayangnya dia sering melakukan tindakan ceroboh. Terbukti ia sering kehilangan dan menghilangkan barang."

"Kedua. Kenzie Prawiranegara. Hampir semua yang telah mengutarakan pendapatnya mengatakan bahwa Kenzie ini tegas dan sangat dapat diandalkan. Sayangnya dia tidak memiliki jiwa pemimpin sama sekali dan mengaku tidak ingin menjadi pemimpin."

"Joshua. Memiliki potensi pemimpin yang baik, kinerjanya rapi dan memuaskan, tapi banyak yang mengatakan laki-laki ini terlalu tertutup. Dia kesulitan berbaur bahkan sampai saat ini, jadi banyak yang khawatir dia tidak bisa merangkul anggota dengan baik."

"Gara. Gudangnya strategi dengan otak cerdasnya. Tapi banyak yang setuju dia lebih pantas menjadi ketua bagian strategi daripada pemimpin Lucifer." Rafael menggulir layar laptop Elang guna membacakan keterangan milik kandidat yang lain.

"Yang terakhir Ghareda Zidan. Memiliki leadership yang kuat. Bertanggung jawab dan kinerjanya sangat memuaskan. Sayang sekali laki-laki ini suka sekali bercanda." Rafael menjeda kalimatnya. "Baiklah silahkan berdiskusi sebentar untuk mengambil dua yang terbaik."

Setelah menghabiskan waktu lima belas menit, Rafael kembali mengambil semua perhatian. Dia mulai membuka forum diskusi untuk memutuskan yang terbaik dari lima orang tadi.

"Kenzie skip aja. Dia kekeh sama pendiriannya, sekali bilang nggak mau ya nggak akan mau," ucap seorang laki-laki di pojok kanan.

"Bener. Lagian nggak mungkin kita bisa maksa dia."

"Sekalipun bisa. Gue nggak mau dia menjalani tonggak kepemimpinan dengan terpaksa. Malah takutnya nggak baik bagi Lucifer."

Bersamaan dengan itu, satu persatu pendapat tentang Kenzie keluar. Suasana kembali riuh, bahkan ada satu dua yang mulai berdebat. Sebelum suasana semakin kacau, Leon menepukkan tangannya sekali sehingga rekan-rekannya diam.

"Untuk menengahi hal ini. Tolong yang setuju Kenzie dicoret angkat tangan!"

Andre mulai menghitung lautan manusia yang mengangkat tangan itu dengan fokus. "Lebih dari setengah," lapornya pada Rafael.

RAFAELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang