01. SANG KAPTEN

3.2K 129 29
                                    

☯HAPPY READING☯

Bel kemenangan para murid berdering keras, tak lama kemudian lorong-lorong sepi mulai menunjukkan tanda kehidupan. Gelak tawa tersebar, berbagai cerita mulai terlempar, merambat dari tempat satu ke tempat yang lain.

"Rafael sama Leon masih belum balik?" Disela berisiknya keadaan, seorang laki-laki mempertanyakan keberadaan si tokoh utama pada sang sahabat.

Daniel Nathaniel, asma lengkap laki-laki pecinta olahraga yang melibatkan bola berwarna orange. Dengan memanfaatkan wajah yang rupawan juga postur tubuh setinggi tiang, Daniel dapat dengan mudah menjelma menjadi manusia buaya.

"Nggak tau, suwe bener dah."

(Lama)

Andre Setiawan yang digadang-gadang memiliki senyum melebihi gula itu menjawab dengan memasukkan bahasa daerahnya. Meski menjadi yang paling pendek diantara sang sahabat, pesona Andre tetap sukses memikat hati para wanita.

"Kita makan aja dulu, nanti juga nyusul itu dua manusia."

Elang Ganendra sebagai maniak game yang tak tahan lapar itu berjalan lebih dulu. Kulitnya yang sawo matang terlihat mengkilap saat matahari menerpa, tapi itulah poin plusnya.

Saat menapakkan kaki di tanah kantin, ketiga laki-laki itu mau tak mau harus siap menjadi pusat perhatian sebab posisinya sebagai anggota inti 'LUCIFER' geng turun temurun SMA Cakra Mandala.

"Kalian mau makan apa?" Elang yang mendapat jatah memesan pun bertanya pada dua sahabatnya yang baru saja duduk.

"Batagor kuah yang pedes sama es teh," pesan Andre tanpa banyak berpikir.

"Samain, tapi jangan pedes-pedes," balas Daniel di samping Andre.

Tanpa banyak bicara Elang pergi menuju tempat penjual batagor. Tak lama laki-laki itu kembali membawa nampan berisi tiga mangkok batagor dengan tingkat kepedasan berbeda. Elang meletakkan tiga mangkok itu di meja kemudian berkata, "Pilih sendiri, gue nggak tau punya lo berdua yang mana. Minumnya ntar diantar sama Bu Ani."

Daniel mengangguk kemudian menarik mangkok batagor di tengah. Dia menyeruput kuahnya perlahan sebelum akhirnya tersedak karena kuahnya yang panas dan terlalu pedas. "Anjir, pedes banget. Ini mah punya lo, Ndre." Dengan sebal Daniel mendorong mangkok tersebut ke hadapan Andre dan menukarnya.

"Makanya jangan main ambil aja!" Andre tertawa begitupun Elang yang mati-matian menahan tawa sebab tak ingin tersedak.

"Sialan, mana minumnya belum datang lagi." Daniel melirik kedua sahabatnya kesal sambil mengipas-ngipaskan tangannya di depan mulut.

"Lama sedikit ditinggal, giliran ditinggal misuh-misuh."

Saat meja masih gempar atas musibah yang menimpa Daniel, siswa yang lain datang bergabung dengan membawa sepiring siomay. Leon Ardiansyah, cowok yang digadang-gadang memiliki sejuta pesona tersembunyi di balik wajah datarnya. Pemilik suara bas sedalam palung ini merupakan anak berdarah Amerika-Indonesia.

Tak lama sang kapten basket yang merangkap menjadi ketua Lucifer pun ikut duduk, melengkapi barisan. Cowok yang menjadi kriteria ideal para cewek, serta menjadi siswa idaman bagi sebagian besar guru. Rafael Aditya, namanya. Anak bertubuh jakung dengan wajah tampan yang memesona. Rambut yang berantakan, netra sehitam jelaga, serta senyuman menawan membuatnya diagung-agungkan para anak perempuan.

"Tau nih, hobi banget ninggalin orang," tambah Rafael kesal sebab ditinggal.

"Ya lagian kalian lama!" sahut Elang terkesan tak peduli yang penting ia segera makan.

RAFAELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang