☯HAPPY READING☯
Tahun ajaran baru telah dimulai, kemarin Rafael sudah diperbolehkan untuk melepas sling-nya. Tetapi sang bunda masih belum memperbolehkan Rafael naik kendaraan sendiri karena tangannya belum sembuh betul.
Rafael mencangklongkan tasnya dengan tangan kiri lalu menyalami Mamanya sebelum berangkat. Setelah itu dia berjalan ke ruang tamu untuk menemui Soraya yang datang menjemput.
"Maaf jadi merepotkan. Padahal aku udah bilang mau nebeng Leon aja," kata Rafael tidak enak.
Soraya tersenyum manis lalu merangkul pacarnya. "Nggak merepotkan kok, lagipula ini juga keinginan aku, kan?"
Rafael balas tersenyum kemudian berjalan keluar bersama-sama. Setelah memasang seatbelt dengan benar, Soraya melajukan mobilnya menuju sekolahan.
"Kamu udah sarapan?" Rafael membuka pembicaraan.
"Udah kok, kamu juga udah, 'kan?" balas Soraya dengan pandangan fokus ke depan.
"Belom."
Soraya melotot lalu menoleh ke Rafael sekilas. "Kok bisa? Perasaan tadi aku nungguin kamu lama banget loh."
"Kan kamu tau sendiri kalau tangan aku masih sakit, jadinya kalau ganti baju lama, Ray." Rafael mencari-cari alasan.
Soraya yang mendengar balasan Rafael pun merasa curiga. "Yakin? Nggak ada maksud lain nih?"
Rafael menyembunyikan maksud aslinya dengan cara tersenyum seimut mungkin. Syukurnya Soraya percaya dan tidak lagi mengungkit-ungkit masalah itu. Lagipula apa yang harus dipermasalahkan?
Soraya memarkirkan mobilnya di parkiran khusus mobil. Dia membantu melepaskan seatbelt milik Rafael sebelum akhirnya turun. Rafael menggandeng tangan Soraya sepanjang jalan menuju kelas, hal itu mampu membuat rakyat jomblo meronta-ronta.
Mereka berdua berhenti di depan kelas Soraya. Rafael menunggu pacarnya meletakkan tas lalu pergi menuju kelas. Hari pertama sekolah, dia berangkat agak siang jadi suasana sekolah sudah lumayan ramai.
Rafael meletakkan tasnya sembarangan lalu membalik kursinya ke belakang. Dia memasang pendengaran dengan tajam ketika sahabatnya mulai membicarakan sesuatu.
"Whohoho, selamat pagi orang ganteng yang sudah menghebohkan seisi sekolahan." Andre memberi sambutan pada Rafael yang baru bergabung.
Rafael menaikkan salah satu alisnya tanda bertanya.
"Lo mah nggak peka. Lo udah bikin seisi sekolahan geger karena gandeng tangan Soraya cuy," jelas Daniel yang dibalas anggukan kecil Elang.
Rafael membulatkan mulutnya tanpa ingin merespon lebih banyak.
"Raf, btw Arka dapat hukuman berapa lama?" tanya Elang tanpa mengalihkan pandangannya dari ponsel. Biasalah gamer.
"Nggak tau gue, belom nanya sama mama," jawab Rafael seadanya.
"Emang Soraya nggak tau?" Leon ikut bergabung.
Rafael mengedikkan bahunya acuh. Lagipula dia tidak ingin mengungkit-ungkit hal itu, cukup percayakan saja pada Mama dan kuasa hukumnya.
"Wadidaw apaan ini?!" pekik Andre heboh ketika melihat instastory milik Illy.
Elang dan Daniel langsung mengerubungi Andre, sedangkan Leon dan Rafael tidak terlalu peduli.
"Cowok, ganteng lagi. Jangan-jangan gebetannya nih," kata Elang sengaja mengompor-ngompori Daniel.
"Ini bukan tentang siapa yang pertama kali kenal, tapi siapa yang lebih berani mengungkapkan," ucap Leon setelah melihat cowok yang di-posting Illy.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAFAEL
Ficção Adolescente꧁꧇ FOLLOW DAHULU SEBELUM MEMBACA꧇꧂ Rafael Aditya, salah satu anak kesayangan semua guru. Sifatnya yang tegas membuat Rafael ditunjuk sebagai pemimpin di banyak hal. Materi dan kemewahan selalu mengikutinya. Namun, kejadian dimana dia kehilangan sebu...