☯ HAPPY READING☯
Soraya buru-buru menyambar tas juga kunci mobilnya lalu berlari kecil menuju garasi. Pagi ini ia harus menjemput Illy terlebih dahulu sebelum pergi ke SMA Tunas Harapan untuk melihat pertandingan basket.
Soraya mengendarai mobilnya dengan gelisah, jarum jam sudah menunjukkan pukul 07.40 dimana dua puluh menit lagi pertandingan akan dimulai. Dengan waktu semepet itu ia harus menjemput Illy dan berbalik arah menuju SMA Tunas Harapan yang cukup jauh.
"Sh*t! Kenapa ada acara macet segala sih?! Masih pagi juga!" Soraya mengumpat saat banyak kendaraan yang berhenti di depannya.
Dua puluh menit yang krusial itu semakin menipis diikuti oleh longgarnya kemacetan di pagi hari. Gadis itu akhirnya menancap gas, mengendarai mobilnya seperti kilat demi mengejar waktu. Dalam hati, Soraya terus saja menyesali perbuatannya tadi malam yang memaksa maraton drakor, akhirnya dia bangun kesiangan hari ini.
Soraya menurunkan kaca mobilnya saat sampai di depan gerbang rumah Illy. Tanpa basa-basi, Illy yang sudah ada di depan gerbang pun langsung masuk ke mobil Soraya.
"Lama!"
Soraya tak menggubris perkataan Illy, dia langsung menancap gas dan pergi menuju SMA Tunas Harapan untuk melihat kekasihnya bertanding hari ini.
Mereka berdua sampai saat jam menunjukkan pukul delapan tepat. Soraya berdoa semoga dirinya tak terlambat terlalu lama sehingga dia tak tertinggal banyak. Ketika Soraya sibuk dengan ritual berdoa dan kebingungan, Illy menariknya menuju gerombolan siswi yang tengah mengobrol guna menanyakan tempat berlangsungnya acara.
Setelah bertanya dan beberapa kali berdebat tentang arah, Soraya dan Illy sampai di lapangan yang menjadi tempat bertanding. Mereka berdua kemudian mengedarkan pandangan, mencari sosok Keyla yang sebelumnya telah dihubungi.
"Liat si Keyla nggak?" Soraya masih sibuk celingukan, menyisir berbagai sudut.
Di sampingnya Illy juga mengikuti, bedanya gadis itu hanya memperhatikan sisi selatan seperti yang Keyla katakan. Satu menit kemudian, Illy menemukan Keyla di tengah-tengah penonton.
"Lama banget sih! Udah mulai kan tuh!" omel Keyla saat Soraya dan Illy sudah datang.
"Soraya nih lama," kata Illy sambil menunjuk Soraya dengan dagunya.
"Ya maaf, tadi sempet macet," jawab Soraya seraya duduk di samping Keyla.
"Udah udah jangan bertengkar, mending lihat pertandingan aja Mbak cantik," lerai Andre yang ternyata duduk di depan mereka.
Baru di set pertama pertandingan sudah berlangsung menegangkan. Hal itu tak lain karena keduanya sama-sama aktif menyerang. Skor di papan berubah dengan cepat, saling berkejaran.
Kini kapten tim lawan tengah membawa bola, meliuk-liuk melewati teman-teman Rafael yang menghadangnya. Cowok itu terus menggiring bola dan berhenti kala dia sampai di dekat ring guna melakukan shooting.
"Plis jangan masuk!" pekik Soraya saat sang kapten lawan bersiap melambungkan bola basketnya.
"GAK MASUK! GAK MASUK!"
"AYO! REBUT DONG SMA CAKRA MANDALA!!"
"MASUK!! MASUK!! SMA TUNAS HARAPAN PASTI MENANG!!"
Demi menyaksikan itu semua, tribun sontak riuh. Berbagai jenis kalimat keluar dalam bentuk teriakan yang memekakkan telinga. Sebagai suporter mereka tak kalah heboh dan selalu ingin lebih heboh dari suporter sebelah.
Hap!
Entah darimana datangnya, tiba-tiba Daniel memblok ring dan tangannya berhasil menyabet bola yang dilambungkan Arka, si kapten tim lawan. Dengan cepat dia men-dribble bola tersebut dan meminta teman-temannya untuk melakukan penyerangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAFAEL
Ficção Adolescente꧁꧇ FOLLOW DAHULU SEBELUM MEMBACA꧇꧂ Rafael Aditya, salah satu anak kesayangan semua guru. Sifatnya yang tegas membuat Rafael ditunjuk sebagai pemimpin di banyak hal. Materi dan kemewahan selalu mengikutinya. Namun, kejadian dimana dia kehilangan sebu...