Deviant baru saja keluar dari kelasnya. Tangan kanannya memegang tas yang di sampirkan ke pundak begitu saja.
Dengan penampilan acak-acakan, tangan kirinya menyisir rambutnya dengan jari-jarinya kebelakang.
Lagi-lagi ia membuat hati perempuan yang melihatnya kalang kabut saat itu juga. Bagaimana tidak, pahatan di wajahnya nyaris sempurna.
Tatapan mata tajam terkesan mengintimidasi bagi siapa saja yang melihatnya. Hidung mancung dan bibirnya...
Ehmm!! Tidak bisa di deskripsikan dengan kata-kata!!
" Ya ampun, hei lihat"
"OMG, Deviant ganteng banget"
"Tantangan banget astaga"
"Suami gue"
"Pacar, lama gak ketemu"
"Ah bodynya pas banget sih. Cocok buat peluk-able"
"Lama gak ketemu makin tambah cakep aja tuh orang"
"Tiap hari kek dia masuk. Sayangkan buat cuci mata"
"Udah ganteng, pinter lagi"
"Dia kapan nembak gue sih. Mati kejerr gue nunggu dia"
" Ya ampun, gitu aja ganteng. Gila rambutnya"
"Yaaa, oppa Korea nih"
"Type cewek idaman dia kayak apa ya? Siapa tahu gue masuk"
"Astaga, jantung gue"
Berbagai macam lontaran dari perempuan yang melihatnya tidak ia hiraukan, dirinya sudah terbiasa seperti itu. Namun enggan untuk meladeni.
Meskipun penampilan badboy. Dirinya bukan tipe laki-laki yang suka mengumbar pesona apalagi bermain wanita.
Baginya wanita tidak ada yang tulus. Hanya mengincar apa yang membuat mereka merasa lebih unggul dari yang lain.
Dengan langkah santai ia berjalan melewati lorong-lorong kelas yang sebagian sudah tampak sepi.
Teman-temannya sudah terlebih dahulu meluncur ke kantin. Sedangkan dirinya?
Jangan di tanya lagi, tentu saja ia menuju keparkiran. Sudah tidak ada yang perlu ia lakukan disekolah, jadi pulang adalah kewajiban.
Hampir sampai parkiran, langkahnya terhenti. Matanya menatap tajam kearah motornya.
Rahangnya mengeras menahan amarah. Tangannya mengepal hingga buku-buku jarinya tampak memutih siap menghajar siapa saja yang mencari ulah dengannya.
*Berani-beraninya dia menyentuh barangku-* batinnya.
Meski sedang marah, Vian tidak serta-merta langsung menangkap basah orang itu.
Ia tetap memasang wajah datar sembari memperhatikan apa yang akan orang itu lakukan.
Dirinya memandang heran dari kejauhan. "Perempuan? Siapa dia"
***
Alleta segera melancarkan aksinya. Dirinya tak tahu saja bila dia sudah ketahuan dan sedang tertangkap basah."Ekhm..."
Mampus. Seketika tubuh Alleta menegang. Saat itu juga ia segera menjatuhkan wadah bedak yang isinya telah habis.
Sedangkan Deviant dengan tenang memperhatikan perempuan yang memunggunginya.
Terlintas ide jahil dalam pikirannya melihat gelagat dari perempuan tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
NADELEINE (End)✓
Teen FictionAlleta Nadeleine, gadis cantik yang harus pindah sekolah karena mengikuti papanya yang bekerja. Namun, siapa sangka di sekolah barunya ini membawanya untuk mendapatkan arti kehidupan yang tiada terkira. Berawal dari kekagumannya dengan sosok Davin...