Upacara yang berlangsung kurang lebih tiga puluh lima menit akhirnya selesai.
Mohon perhatian
"Anak-anak mohon tetap berada di lapangan. Hari ini ada penggeledahan di kelas kalian. Jadi jangan bubar sebelum ada instruksi kembali"
"Aduh pak, kenapa engga dari tadi sih. Capek tau," keluh salah satu siswi sembari melepas topi .
"Ah panas lagi. Kesana aja yuk." Ucap Ayuri.
"Mau sampe sore disini juga ga papa. Betah gue," ujar Letta tak sadar.
Sontak teman-temannya kaget dan menatap tajam wajah Alleta yang masih diam tak bergeming memperhatikan Davin.
"Ekhemm,,,Iya yang lagi kasmaran, senyam-senyum terus nih!!" Loria sengaja membuyarkan lamunan Alleta.
Alleta terkesiap"Anjir, apaan sih engga kok."
"Ngeles aja nih bocah, bukannya seneng bisa liatin babang Davin jadi pemimpin! "cengir jahil Loria.
"Yaaa seneng banget dong, jangankan pemimpin upacara, jadi pemimpin rumah tangga aja adek siap bang, hahahahahahaha," goda Ayuri sambil tertawa keras
Oh shit!
Pipi Ayuri saat ini dipastikan sudah merah padam. Bagaikan terkena sengatan tubuhnya terasa menegang saat itu juga.
"Yayaya, ledekin aja terus."sungutnya sebal.
***
Sementara di tempat lain, Deviant dan teman-temannya segera berpencar memasuki tiap ruang kelas.
"Ben, lo geledah sebelah sana, Ozi lo yang tengah." Ujar Vian memberi perintah.
"Pokoknya inget pesen gue ya Pian.
Eh, gue ingetin lagi. Jangan sampe barang milik pacar gue sampe ada yang ilang. Kalo ada make up, jangan di ambil, biarin. Kalo mau di tambah duit gapapa, untung-untung buat nambah dia beli skincare." interuksi Ozi mewanti-wanti.
Ozi memang seperti itu, didepan pacarnya ia slalu jaga image, sedangkan di depan teman-temannya, jangan tanyakan lagi ulahnya yang kadang membuat yang lain jengkel.
"Ya ellah pacar mulu yang diurus. Engga ada duit apa lo. Masa iya Pian suruh jadi tameng perduitan lo." ucap Ben dengan gaya menyindir.
"Wah, ngremehin gue lo. Gue cuman bercanda. Lagian harta si Pian ga bakalan abis kalo cuman buat beli skincare" jawabnya membela diri.
Sementara Vian tak memperdulikan omongan sahabatnya yang memang seperti itu jika dijadikan satu.
Meski begitu, tak jarang merekalah yang mampu membuat suasana orang disekitarnya menjadi lebih bersahabat mengalihkan rasa canggung.
Tangan mereka kembali menggeledah satu persatu tas yang berada di bangku. Dengan cekatan Vian memeriksa tas yang di pegangnya.
Kini ia beralih menuju meja selanjutnya. Ia mengernyit heran. Sebab selama ini yang dirinya tahu, Ayuri pacarnya Ozi hanya duduk sendirian.
Loria, sudah jelas ia ada di bangku belakang. Tasnya ia sudah hafal luar kepala. Tapi kini ada tas asing yang ada di samping tempat duduk Ayuri.
*Mungkin murid baru-* batinnya.
Memang, jika dipikir kembali, dirinya memang tidak terlalu memperhatikan tentang siswa-siswi yang ada dari sekian banyak murid di sekolah ini.
Lagipula, ia jarang masuk. Jadi untuk apa memikirkan apakah ada murid baru ataupun tidak. Sungguh tidak penting.
KAMU SEDANG MEMBACA
NADELEINE (End)✓
Novela JuvenilAlleta Nadeleine, gadis cantik yang harus pindah sekolah karena mengikuti papanya yang bekerja. Namun, siapa sangka di sekolah barunya ini membawanya untuk mendapatkan arti kehidupan yang tiada terkira. Berawal dari kekagumannya dengan sosok Davin...
