ND Part - 34

2.5K 119 60
                                    

Pagi ini cuaca cukup cerah, Alleta menikmati paginya dengan ditemani secangkir susu coklat favoritnya. Kebiasaannya untuk bangun siang ketika libur sudah jadi rutinitasnya. Bahkan kedua orangtuanya sudah terlebih dahulu berangkat untuk pergi belanja bulanan.

Matanya masih terasa berat dan enggan untuk terbuka, semalam ia habiskan dengan maraton film tanpa sadar hingga jam dua dini hari

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Matanya masih terasa berat dan enggan untuk terbuka, semalam ia habiskan dengan maraton film tanpa sadar hingga jam dua dini hari. Tangannya bergerak untuk menjelajah dunia maya, menscroll layar yang berisi informasi gosip dan postingan orang-orang yang diikutinya.

Ting

Satu notif masuk kedalam DM Instagramnya. Sontak saja hampir membuat Alleta tersedak susu coklatnya. Matanya membulat tatkala melihat siapa yang mengirim pesan tersebut.

Leonard.Dav21

Anjir, mimpi apa gue semalem. Pagi-pagi udah dapet notif, tanyanya membatin.

Pagi ini lo gak lupa kan buat belajar bareng? Gue tunggu di taman dekat sekolah.

Menghela nafas sebentar, oke isinya cukup singkat, jelas dan padat. Mantap, sama sekali bertolak belakang dengan pikiran Alleta yang menerka akan mendapat sapaan weekend atau spam chat mungkin.

Hahaha, khayalan yang cukup tinggi.

Ya, setelah beberapa hari yang lalu bertemu Vian, kini Alleta kembali untuk positif thinking saja pada Davin. Mungkin, suatu saat ia bisa menanyakan sendiri tentang Nadine.

Alleta kembali membuka hpnya dengan malas, melirik jam sesaat. "Baru jam sembilan," gumamnya. Pandangannya kembali beralih pada segelas susu yang ternyata lebih menggoda daripada membalas chat dari Davin yang flat seperti mukanya. Hampir mirip dengan alarm pengingat.

Ngomong-ngomong soal jam, Alleta menepuk jidatnya, "Astaga, jam sembilan. Gue kan janjinya jam delapan, mana gue yang ngomong lagi. Anjir, mampus gue?" Gumamnya sambil berlari tergesa-gesa bergegas menuju kamar untuk bersiap-siap.

Dengan berbalut kimono, Alleta masuk walk in closet, ia berdecak sambil berkacak pinggang menatap satu persatu pakaian yang cukup membuatnya pusing sendiri.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
NADELEINE (End)✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang