Vian segera melangkahkan kakinya menuju ke parkiran dengan santai. Tangan kanannya dimasukkan kedalam saku celana sedangkan tangan kirinya memegang tas ransel yang ia sampirkan dipundak begitu saja.
Sesampainya diparkiran ia melemparkan tasnya kedalam mobil lalu membuka bagasi untuk mengambil pakaian ganti.
Memang didalam mobil sudah ia persiapkan beberapa pakaian dan juga barang-barang lain yang terbiasa ia bawa.
Ia mengganti seragamnya dengan kaos lengan pendek berwarna hitam, celana jeans tak lupa sneaker's berwarna abu-abu.
Setelah selesai ia duduk diatas mobilnya menunggu Alleta sambil bermain ponsel. Karena jam pulang, parkiran masih banyak orang yang berlalu lalang.
"Huaaa, ganteng banget sih"
"Cool abis sumpah, demi apa dia bisa ganteng gitu,"
"Mobilnya bagus banget,"
"Mau dong dianter sama dia"
"Coba dia noleh, bakalan seneng banget gue,"
"Kapan sih gue punya pacar kayak dia,"
"Udah tajir, tampan, pinter lagi. Paket komplit dia mah,"
"Gilaa, badannya bagus banget. Pen peluk-able pokoknya"
"Menantu idaman mama gue,"
Lontaran dari perempuan yang lewat dan melihatnya sama sekali tidak mengalihkan perhatiannya. Ia tetap saja cuek. Memang apa pedulinya ia dengan mereka.
Sementara itu, dikelas Alleta tengah perang batin. Dirinya bingung, harus mengikuti Vian atau mencari alasan agar tidak ikutan.
Ia masih duduk di bangkunya dengan memilin jari-jarinya dengan gelisah. Pandangannya kosong, sedangkan otaknya masih sibuk berpikir.
Ah, sepertinya menolak bukan alasan yang bagus. Dan tau sendiri kan bagaimana Vian kalau sudah marah.
Tapi jika diterima, dirinya mana betah bersamanya lama-lama. Dan lagi ia harus bertemu keluarganya. Mau ditaruh dimana mukanya nanti.
Duh gimana dong, masa iya gue ikut dia. Tanyanya dalam hati.
Loria memperhatikan gerak-gerik Alleta yang belum mengemasi bukunya dan tampak kebingungan, "Ta, lo ga pulang?" Tanya Loria yang tengah mengemasi bukunya.
Alleta tersentak, lalu menoleh kebelakang, "Lo bilang apa barusan?" Tanyanya kembali sebab tadi ia tidak fokus hingga mengabaikan pertanyaan Loria.
Loria memutar kedua bola matanya dengan malas, "Lo ada masalah? Gue liat daritadi lo cemas."
"Kelihatan banget ya?" Letta meringis tak sadar jika ia membuat orang lain khawatir melihatnya.
"Duh, kenapa sihh. Coba cerita deh," ujar Loria sambil ikutan duduk disebelah Alleta.
KAMU SEDANG MEMBACA
NADELEINE (End)✓
Fiksi RemajaAlleta Nadeleine, gadis cantik yang harus pindah sekolah karena mengikuti papanya yang bekerja. Namun, siapa sangka di sekolah barunya ini membawanya untuk mendapatkan arti kehidupan yang tiada terkira. Berawal dari kekagumannya dengan sosok Davin...