"Dav,"
"DAVIN," rengek Alleta mencebikkan bibirnya menahan kesal.
"Apa sayang," jawab Davin sembari menoleh.
Pipi Alleta langsung bersemu, namun ia pura-pura memasang ekspresi ingin muntah ketika mendengar ucapan panggilan yang dilontarkan Davin.
"Ini udah istirahat loh, yakin gak mau ke kantin dulu. Kita kan udah dari jam pelajaran pertama disini, istirahat dulu kek," ujar Alleta mengingatkan.
"Lo laper?" Tanya Davin memastikan.
Gimana ya, sebenernya sih laper. Tapi gengsi kalo ngomong, ucap Alleta membatin. "Enggak, cuma haus doang." Jawab Alleta menggeleng cepat.
"Ya udah tunggu sini, biar gue aja yang ke kantin." Ujar Davin beranjak dari duduknya.
"Emang boleh makan di perpus?" Tanya Alleta ragu.
"Gak boleh kalo dalam peraturan,"
"Terus ngapain kamu beli, mendingan kita aja yang kesana," ucap Alleta kesal.
"Peraturan dibuat untuk dilanggar, lagipula cuma minum. Enggak bakalan ada yang ngelarang," ucap Davin membenarkan seragamnya yang sedikit berantakan.
"Oh jadi gini, kelakuan anak yang berprestasi disekolah." Sindir Alleta menaikkan satu alisnya.
Davin tertawa, lantas mengendikkan bahunya "Enggak juga, tapi serius. Gapapa kalo ada yang mau lomba. Di kasih keringanan," jawabnya membenarkan.
"Udah, lo tunggu disini aja. Bentaran doang," tambah Davin lantas meninggalkan Alleta sendirian di perpustakaan.
***
Alleta menatap punggung Davin sampai hilang dari balik pintu. Senyumnya sejak tadi tidak pudar dari sudut bibirnya.
Ia kembali menatap buku didepannya, namun tetap saja pikirannya tidak bisa fokus gara-gara memikirkan Davin.
Astaga, ini otak larinya ke Davin terus. Heran deh gue, kayak pertama kali jatuh cinta aja, ucapnya membatin sambil menggelengkan kepalanya.
Pandangannya tertuju pada sebuah buku catatan milik Davin. Ia bilang buku itu berisikan rumus-rumus matematika yang sempat ia rangkum sejak kelas sepuluh.
Penasaran, Alleta meraih buku bersampul hitam coklat tersebut dan membukanya. "Rajin banget, gue aja sampai kalah," gumamnya terkekeh pelan.
Tangannya bergerak membuka satu persatu lembaran, hingga tiba-tiba ada sesuatu yang terselip dibuku tersebut terjatuh ke bawah.
Alleta mengernyit, tubuhnya sedikit merunduk dengan tangan yang bergerak menggapai lembaran yang terjatuh ke bawah kolong meja.
"Ah kena," ucapnya pelan lantas membersihkan kertas yang terkena debu agar kelihatan jelas gambarnya. Ternyata berisi sebuah foto perempuan tengah berpose di sebuah lapangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
NADELEINE (End)✓
Ficção AdolescenteAlleta Nadeleine, gadis cantik yang harus pindah sekolah karena mengikuti papanya yang bekerja. Namun, siapa sangka di sekolah barunya ini membawanya untuk mendapatkan arti kehidupan yang tiada terkira. Berawal dari kekagumannya dengan sosok Davin...