Sudah seminggu ini Alleta tinggal di rumah barunya. Tempatnya sangat asri dan nyaman. Bahkan lebih bagus dari rumah yang di tempatinya dulu.
Mau tak mau ia harus bisa beradaptasi dengan lingkungan barunya. Menjadi sosok yang friendly membuat dirinya cepat membaur dengan tetangga sekitar.
Hari ini adalah hari pertama Alleta masuk sekolah, papanya telah mengantarkan ia ke sekolah barunya.
SMA 1 Parama namanya, dari segi nama saja sudah menunjukkan bahwa sekolah ini salah satu sekolah berkualitas yang ada di Ibu kota.
Artinya "Paling unggul", Alleta sempat membaca di salah satu situs internet yang ada. Kedudukan sekolah terbesar dan prestasi tertinggi berada di sekolah ini. Tentu saja papanya mau ia menjadi yang terbaik agar kelak bisa sukses sesuai cita-citanya.
Pikirannya menerka-nerka membayangkan bagaimana situasi kelas yang akan di tempati nanti. Kira-kira bakalan seru gak ya?
*Entahlah,-* batinnya.
Lima menit sudah berlalu, Alleta masih saja mematung di sisi samping ruang guru. Berkali-kali ia menoleh sekedar melihat sekitar.
Gurunya yang bernama bu Emira masih sibuk di mejanya sambil mengotak-atik laptop didepannya.
Jam pelajaran yang sudah di mulai membuat Letta menjadi bosan karena area sudah sepi.
Hanya tukang kebun saja yang masih terlihat mondar-mandir membersihkan taman dan halaman sekolah.
"Alleta, mari saya antar ke kelas kamu."
Suara lembut membuyarkan lamunan Alleta. Ia lantas mendongak, bu Emira tersenyum manis ketika mengajak Alleta untuk ke kelas.
"Eh iya bu."
"Maaf ya kamu harus menunggu ibu, tadi ibu masih rekap nilai siswa di kelasmu, biar sekalian nanti di bagi pas tiba di kelas." Paparnya sembari berjalan menuju ke ruang kelas.
"Iya bu, Letta ngga papa. Maaf juga sudah merepotkan ibu."
"Tidak sama sekali, ibu senang ada murid baru di kelas ibu," ujarnya tulus.
Letta hanya tersenyum. Matanya memandang area kelas-kelas yang di lewatinya.
Sejenak ia menjadi kikuk, sebab kedatangannya membuat orang-orang terpana dan menghentikan aktivitas mereka sebentar hanya untuk menatap Alleta.
Ia merasa risih seketika, melihat kelakuan salah satu kelas yang sangat ramai dan ribut begitu ia datang melangkah akan melewati kelas itu.
"Wah, siapa tuh cewek,"
"Gila, body nya mantap bener,"
"Mimpi apa gue semalem ya Tuhan,"
"Dasar cowok, liat yang cakepan dikit langsung bulet tuh mata," sarkas salah satu siswi.
"Kalo kek gini rajin sekolah nih gue,"
"Sikat lah, gak bakalan gue sia-sia in pokoknya,"
"Dasar norak,''
"Mantap siapa tuh,"
"Calon gue dateng, gilaaa parah nih"
"Kampret, milik gue itu,"
"Tatap adek bang, yuhuuuu,"
"Lemas seketika, wkakakak,"
"Gak kuat gue anjirr,"
"Alay banget, cakepan juga gue," ujar siswi dengan sebal.
"Gila cantik banget anjirr"
KAMU SEDANG MEMBACA
NADELEINE (End)✓
Novela JuvenilAlleta Nadeleine, gadis cantik yang harus pindah sekolah karena mengikuti papanya yang bekerja. Namun, siapa sangka di sekolah barunya ini membawanya untuk mendapatkan arti kehidupan yang tiada terkira. Berawal dari kekagumannya dengan sosok Davin...
