ND Part - 10

4.6K 295 88
                                        

Vian mendengus, dirinya seolah tidak dianggap oleh perempuan didepannya ini. Entah mengapa dirinya merasa dongkol melihat ia yang asyik berbicara dengan temannya.

Tak ingin bertambah kesal, Vian melangkahkan kakinya keluar. Dirinya berjalan menuju ke ruang kelas.

Sementara di kelas XI Ipa 5 saat ini sedang santai. Gurunya sedang sakit, sehingga hanya diberi tugas yang membuat kelas menjadi riuh tak karuan.

Ozi yang sedang memojok sambil memainkan ponsel. Ben dan Redo yang menonton film. Zayn yang tengah menggoda Carissa. Sedangkan Vin? Oh jangan ditanya, baginya tidur lebih baik daripada yang lain.

"Dedek Carissa, tau enggak apa bedanya kamu sama pelangi?" Tanya Zayn belum puas menggoda Carissa.

"Gak," jawab Carissa ketus.

"Yah, katanya pinter. Jawablah dek." Ujarnya merajuk menampilkan tampang memelasnya.

Carissa melirik Zayn sebentar "Gue enggak tau. Emangnya apa jawabannya?" Ucapnya setengah kesal lalu melanjutkan aktivitasnya membaca novel.

"Sama gue juga gak tau. Makanya nanya," jawabnya tak berdosa sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Sialan, lo ngerjain gue ya?" Gertaknya dengan emosi memuncak. Tanpa sadar, tubuhnya sudah berdiri menghadap Zayn.

Zayn kaget, "Eh kagak, cuma bercanda gue." Sambil tertawa kegelian.

"Sana pergi, JANGAN GANGGU GUE LAGI. LO ITU SELALU AJA BIKIN MOOD GUE ANCUR. KALO MAU GODAIN SANA CARI CABE-CABEAN." Teriaknya penuh penekanan.

"Woi, kalo mau berantem jangan disini. Ganggu orang nonton aja lo, sumpah," sarkas Redo yang terganggu karena ulah mereka berdua.

"Sorry, ada betina ngamuk," ujar Zayn sambil berlari menjauh menghindari lemparan novel Carissa.

"Dasar buaya darat," dengus Carissa.

"Eh, lah kenapa hp lu Ben," tanyanya ketika hp yang mereka gunakan untuk menonton tiba-tiba berkedip-kedip lalu mati.

"Lupa gue charger kayaknya," cengirnya tak berdosa.

"APA? astaga!!!" teriaknya setengah frustasi. "Orang kaya hp nya sampe mati? Buang aja sono," ucapnya kesal.

"Apa lu bilang? Maen-maen lo ngomong. Ini hp gue beli pake tabungan itik gue. Orang hpnya masih mulus gini," jawabnya sambil mengelus layar ponselnya.

Redo menepuk jidatnya "Iya mulus, tapi mati. Serah lu dah."

"Bawa charger gak lo. Pinjem."

"Kagak"

"Woi bro, ada yang bawa charger. Gue nebeng bentar," teriaknya pada teman sekelasnya.

"Pake punya gue nih," ucap Zayn melemparkan charger pada Ben.

"Gini nih untungnya punya temen baek. Kagak kaya lo Do," celetuknya sambil memasukkan charger dalam stopkontak.

Redo mendelik, "Bangsat, lo pikir gue kagak baek ama lu?"

Sementara Ben hanya membalas dengan senyuman terbaik yang dibuat sok imut.

"Kesambet lu ya, senyum lo pahit," kata Zayn.

"Tau nih bocah, udah untung gue temenin nonton!" sarkas Redo frustasi.

"Temenin? bukannya lo yang ngebet nonton Ben?" membalikkan pertanyaan setelah mendaratkan bokongnya di bangku berhadapan dengan Redo.

"Anjirr, lo juga mau."

"Lo maksa gue, jadi gue khilaf," elaknya.

"Bullshit"

"Itu si Pian kesambet apa ya? Bisa-bisanya dia gendong cewek. Mana yang digendong Alleta lagi. Menang banyak tuh orang," ujar Ben lagi-lagi mencari topik pembicaraan.

NADELEINE (End)✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang