chapter 8

891 48 0
                                        

🎶🎶

Senyumanmu yang indah bagaikan candu
Ingin trus kulihat walau

Ku berandai
Kau disini
Mengobati rindu ruai
Dalam sunyi
Kusendiri meratapi
Perasaan yang tak jua didengar

Tak kan apa
Bila rasa ini tumbuh sendirinya
Tak berdaya
Diri bila diantara
Walau itu hanya bayang-bayangmu

Senyumanmu yang indah bagaikan candu
Ingin trus kulihat walau dari jauh
Sekarang aku pun sadari semua hanya mimpiku
Yang berkhayal akan bisa bersamamu
Hu hu hu hu

Senyumanmu yang indah bagaikan candu
Ingin trus kulihat walau dari jauh
Sekarang aku pun sadari semua hanya mimpiku
Yang berkhayal akan bisa bersamamu

Bait-bait lagu itu dinyanyikan dengan penuh penghayatan oleh seorang gadis yang saat ini tengah duduk di pembatas roof top, seperti biasa dia tidak takut akan apapun.

Ketakutan terbesarnya sudah pergi bersama dengan jiwanya.

"Suara lo bagus"

Raney melirik kebelakang lalu kembali menatap datar ke bawah dimana jika dia lengah lapangan kampus akan menjemput ajalnya.

Dia mengambil rokok dari dalam cargo pants yang dipakainya, kemudian membakar rokok tersebut lalu menaruh dimulutnya, mengikat rambutnya asal ,yang tidak mau diam karena terus diterpa angin.

"Ada urusan apa?" Tanya Raney masih membelakangi laki-laki itu dan terus mengepulkan asap rokoknya.

"Nama lo siapa?" Ucap laki-laki itu. "Gue lion" tambahnya memperkenalkan diri. Laki-laki itu mengulurkan tangannya pada Raney.

Raney berbalik lalu turun dari tempatnya, membalas uluran tangan laki-laki itu dan menariknya hingga laki-laki itu terhuyung dan memeluknya.

"Eh apa mak-"

Raney menaruh dagunya diceruk leher Lion ,karena tubuh tinggi lion membuat Raney sedikit berjinjit agar bisa melakukan posisi ini.

"Jangan sok kenal sama gue dan jangan pikir setelah lo bisa bicara sama gue, gue bisa inget lo" Raney menurunkan wajahnya kemudian melenggang pergi meninggalkan lion yang mematung.

Bisikan dari Raney seakan suara yang membuat lion ketakutan.

Lion kembali mengikuti Raney entah kenapa dia ingin mengenal gadis itu, dia menarik bagi lion.

Lion menghampiri Raney dan temannya yang ada di cafetaria kampus dan duduk di sebelah Raney.

"Boleh gabung gak?" Tanya lion.

Raney menatapnya datar, dia mengaduk-aduk lalu menyuapkan nasi goreng yang sudah dipesankan jane untuknya. "Lo udah gabung ngapain nanya ,bacot!" Ketus Raney tanpa menatap lion.

Jane terperangah, dia menginjak kaki Raney yang menyebabkan gadis itu memekik sakit sekaligus terkejut karena Jane menginjaknya.

"Kenapa Jane?" Tanya Raney dengan suara melengking, raney berdiri dari tempatnya membuat atensi beberapa pengunjung cafe teralihkan pada mereka.

Jane ikut berdiri gadis itu menarik Raney agar menjauh dari meja mereka "lo kenapa sih judes gitu sama kak Lion? Dia most wanted star campus tau gak?"

"Oh, gue gak peduli. Udah ah mending gue makan nasi goreng dia udah manggil gue tuh" Raney pergi meninggalkan Jane yang merengut kesal padanya.

"Kak gak makan?" Tanya jane saat lion hanya menatap Raney tanpa berkedip.

Lion tersenyum dan menggeleng "gue udah makan, walaupun belum makan gue tetap kenyang, karena ngeliat Raney makan"

"Astaghfirullah lemes dedek bang" ucap Jane mendramatisir keadaan.

"J.I.J.I.K" balas Raney menekankan setiap kata sambil mengelap bibirnya dengan punggung tangan karena sudah menyelesaikan memakan nasi goreng.

"Temen lo emang gini?" Tanya lion pada Jane yang mengangguk ragu.

"Eh lo ngapain sama pacar gue?" Seorang gadis dengan tampilan mencolok mata menghampiri Raney dkk, Raney tertawa dibuatnya bagaimana tidak, kalau lengan gadis itu di gips, ternyata ulahnya semalam membuahkan hasil.

"Pacar?" Tanya jane, "siapa kak?" Tanya jae lagi.

Valerie menahan kesal karena pertanyaan Jane "pacar gue, bebeb lion, iya kan sayang?" dia bergelayutan manja di lengan lion membuat lion jijik sekali ,kemudian melepas pelan tangan Valerie takut menyenggol tangan sebelahnya yang di gips.

"Jijik" kata lion pedas membuat Jane terkikik , sedangkan Raney menatap Valerie datar. Untung nasi gorengnya sudah harus jadi Raney bisa pergi dari sini.

"Kemana ran?" Tanya jane dengan kening mengkerut.

"Tidur"

"Ikut"

"Terserah"

°°°

"Dek main sama kakak yuk!" Seorang gadis dengan rambut kepangnya melepas rok setelah beberapa saat kembali dengan celana training selutut.

"Kakak bisa?" Tanya Randu lalu memungut bola basketnya.

Raney melemparkan sebuah senyuman manis dengan mata yang terpejam "udah bisa kok ,Kaka udah ajarin kemarin"

"Yaudah nih kak Raney rebut bola nya randu" ujar Randu menggiring bola menuju keranjang yang ada didepan rumahnya.

"Ih... Randu kakak belum siap" Raney mengejar randu yang tengah beraktivitas setelah sampai dia langsung merebut bola dari Randu.

Beberapa menit mereka bermain akhirnya kemenangan dicetak oleh Raney dengan selisih skor yang tipis.

"Kak Raney hebat, pasti kak Arka ngajarinnya bagus ya"

"Iya dong"

Randu tersenyum simpul saat mengingat kilasan-kilasan memori dimana Raney dan dirinya berbahagia ,ah randu merindukan saat dimana Raney dan dia selalu menghabiskan waktu bermain bersama.

Sekarang bahkan kakaknya itu tidak berniat meliriknya, kemana kakaknya yang dulu?

Jujur, Randu membenci laki-laki itu, laki-laki yang membuat kakaknya berubah, orang yang sama yang membuat Raney kehilangan jati diri yang sebenarnya.

Tangan randu terkepal erat sampai kuku-kukunya memutih dan nadinya menonjol seakan ingin keluar dari kulitnya.

"Kak Raney ,kembali kak, jadilah kak Raney yang dulu. Yang selalu ngebuat aku senang, yang selalu beliin aku es krim dan selalu nemenin aku saat sedih atau senang"

raneysha (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang