chapter 43

528 30 0
                                    

Fabi menaiki satu persatu anak tangga dengan senyuman yang selalu terpatri di wajah imutnya.

"Kak Raney, kak Ran!" Cicit Fabi pelan, dia menguncang-guncangkan tubuh Raney yang masih terjebak didalam alam bawah sadar nya itu.

Raney bangun dan mengerjabkan mata sekedar untuk mengumpulkan nyawa "iya fab? Kenapa sayang?" Tanya Raney lembut.

"Kita jalan-jalan yuk kak. Fabi pengen borong supermarket sama mau habisin dompet kak Kevan" Fabi tertawa penuh siasat.

"Kamu kan baru datang dari Sydney fab! Masa mau pergi lagi!" Raney berdiri kemudian berjongkok menatap Fabi hangat.

"Gak mau! Fabi mau jalan-jalan sama kak Raney sama kak Kevan!" Lantang Fabi bersikeras.

Bukan Raney tidak mau. Hanya saja gadis itu tidak ingin bertemu seseorang yang ia kenali diluar sana. Karena rengekan dari Fabi, Raney mengiyakan dan langsung bersiap-siap.

"Yaudah kakak siap-siap dulu, kita pergi berdua aja ya! Kevan pasti mau kerja" tangan Raney terangkat untuk mengelus rambut Fabi lembut.

Fabi tersenyum kikuk. Selanjutnya gadis itu langsung ngacir dan berteriak "kita harus bertiga, Fabi bakalan bujuk kak Kevan"

Raney menghela nafasnya. Ia masuk ke kamar mandi dan mulai melaksanakan ritual mandinya.

Jam masih menunjukkan pukul 05.00 subuh yang menandakan waktu masih sangat pagi. Entah kenapa Fabi sudah bangun sekarang.

Sementara Raney bersiap-siap, Fabi menggedor-gedor kamar Kevan, sang kakak.

"KAK KEVAN, BUKA WOY!" Teriaknya. Kevan lantas membuka pintunya.

"Kenapa teriak-teriak. saya mau kerja" kata Kevan sukses membuat Fabi mencubit betisnya yang terekspos karena Kevan hanya memakai celana selutut.

"Aduh" Kevan meringis kemudian mengangkat tubuh adiknya, agar tidak menyakiti kakinya. rasanya menyakitkan saat Fabi mencabut bulu kakinya yang tidak bersalah "kamu kesini mau ngapain?" Tanya Kevan seraya menurunkan Fabi.

"Jalan yuk kak kev--"

"Tidak"  sela Kevan cepat.

"Ayolah kak Kevan, masa gue dibiarin gak belanja" ujar Fabi sendu "gak belanja itu kaya hidup gue gak jalan, Lo mau gue gak hidup?" Tentu saja Kevan tidak terpengaruh dengan akting berantakan dan tidak ada bagus-bagusnya Fabi.

"Baiklah" Kevan memberi jeda. Sesaat Fabi merasa bahagia karena Kevan mau mengabulkan permintaannya "kakak akan menyuruh bodyguard disini untuk membelikan kamu makanan" Kevan mengambil ponselnya dan mengetikan sesuatu disana.

Fabi mencebik kesal "yang pengen dibeliin siapa sih kak? Fabi pengen sama kakak" Fabi berucap memelas. Berharap laki-laki yang menyandang gelar sebagai es balok dan kakaknya itu luluh.

"Saya ada rapat Fabi" tolak Kevan lagi.

"Ayolah kak! hmm aku bakalan ngomong sesopan ini deh!" Pinta Fabi dengan pupil mata yang dibuat semanis mungkin.

Fabi nampak mengetuk-ngetuk dagunya dengan jari, mencoba mencari akal agar Kevan mau diajak menjadi sopir sekaligus ATM berjalannya. Aha! Fabi mempunyai kilatan lampu imajinasi sekarang.

"Kak yakin gak mau ikut? Gue perginya sama Raney lo" kata Fabi menipiskan bibirnya agar tidak tersenyum melihat ekspresi Kevan yang meminta penjelasan.

"Raney? Ini baru jam 5 pagi lewat, kamu mau kemana sama dia?"

"Dih kemana? Ya kemana aja deh. Gak mau ikut kan tadi? Yaudah gue perginya sama kak Raney aja" final Fabi.

raneysha (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang