berapa lama?" Tanya Raney sambil memilin ujung kemeja Kevan yang dipakainya.
Kevan mengacak rambut Raney gemas "mungkin saya akan pulang bulan depan, saya ingin menunjukkan sesuatu!" Ucap Kevan menarik tangan Raney lembut menuju meja kerjanya.
"Letakkan telapak tangan kamu didinding ini" ujar Kevan yang langsung dituruti oleh Raney, seketika dia terkejut karena sebuah pintu ruangan rahasia terbuka.
"Boleh masuk?" Tanya Raney yang di angguki oleh Kevan.
Raney cengo, saat melihat betapa mewahnya ruangan rahasia ini bahkan didalam sana ada fasilitas lengkap seperti tv, kasur king size, meja makan jati mewah, dan lain-lain.
"Ruangan ini hanya bisa dibuka dengan sidik jari kamu dan sidik jari saya" ucap Kevan, Raney cengo.
"Hah sejak kapan, kamu punya sidik jariku?" Kevan mengelus tengkuk lehernya.
"Semalam, saya mengambilnya dari gelas yang kamu pegang!" Jelas Kevan, Raney manggut-manggut paham.
"Masuklah kesini jika ada sesuatu darurat, saya tidak tahu bahaya apa yang akan mengancam kamu"
"Kamu pergi kapan?"
"Mungkin minggu depan"
Raney mengangguk kemudian keluar dari ruangan tersebut diikuti Kevan dibelakangnya.
"KEVAN.. DO YOU HEAR ME? KEVAN LO DIMANA?" Toa seorang gadis kecil di kamar Kevan.
Mendengar teriakkan itu Kevan dan Raney langsung mengarah ke sumber suara. Dimana seorang gadis tengah mengeluarkan ransel toscanya dan menumpahkan isi tas itu keatas tempat tidur Kevan yang saat ini tengah ditumpangi oleh Raney.
"FABIOLLA KEVANI GIORENANDER! Apa yang kamu lakukan dikamar saya?" Ucap Kevan berteriak yang hanya dibalas dengan angkatan bahu dari gadis yang bernama Fabiolla, ia sama sekali tidak peduli. Yang menjadi fokusnya sekarang adalah Raney.
"Siapa dia kev? Lo bawa cewek kerumah. Akhirnya lo normal" ucap Fabi dengan nada gaul anak jaman sekarang.
"Fabi siapa yang ngajarin kamu pakai bahasa itu, bahasa sopan kamu mana?" Tanya Kevan yang jengah dengan sifat Fani yang tidak ingat umur.
"Sopan" balas Fabi.
"Umur kamu masih 10 tahun, seharusnya bahasa itu tidak dipakai anak seumur kamu Fabi!" Tegas Kevan.
Raney mendekati Fabi kemudian mengelus puncak kepalanya penuh sayang "nama kamu siapa sayang?" Tanya Raney lembut, Kevan saja melotot dan menurunkan rahangnya saat melihat perubahan drastis dari Raney.
"Nama aku Fabiolla Kevani giorenander" ucap Fabi dengan nada yang lembut dan kata-kata yang lebih cocok untuk umurnya.
"Kenapa nada bicara kamu jadi bertolak belakang dengan saat kamu berbicara dengan saya?" Tanya Kevan menyilangkan kedua tangannya didepan dada.
"Karena ya gak tau, kalau sama lo gue pengen aja ngomong kaya gini" balas Fabi.
"Oh ayolah apa Sydney berbahasa seperti ini?" Kevan memutar bola matanya. Jauh-jauh dia menyekolahkan Fabi di luar negeri untuk keamanannya, tapi gadis itu sama sekali tidak membawa tabiat orang asing, dia malah lebih lancar berbahasa Indonesia, bukan lebih tepatnya bahasa anak jaman sekarang.
"Kakak namanya siapa?" Fabi beralih pada Raney yang menatapnya dengan tatapan lembut dan hangat.
"Nama kakak Raney sayang, kamu dari Sydney?" Fabi mengangguk "kamu pasti lelah! Mandi dulu ya, ntar kakak masakin makanan enak" Fabi memeluk Raney manja kemudian memeletkan lidah pada kakaknya.
"Blee. Gue dimasakin nih. Lo gak !" Fabi langsung berlari saat Kevan ingin mendekatinya.
"Maaf kasurnya jadi berantakan, gara-gara Fabi" Kevan memunguti Snack dan cokelat yang berhamburan di kasurnya. Ini gara-gara Fabi, gadis itu memborong supermarket pasti.
"Hmm yaudah kalau kamu mau bersihin aku kedapur dulu" ucap Raney yang dibalas anggukan kepala Kevan.
**
"Enak?""Iya enak banget kak, gak kayak dia kalau masak gak ada rasanya. Hambar kayak muka dia" Fabi menunjuk Kevan dengan dagunya.
Raney terkekeh "gak juga, kakak kamu masaknya enak loh" bela Raney membuat Kevan tersenyum merasa bangga karena dibela.
"Eh kenapa nangis sayang?" Raney mendekati Fabi yang tiba-tiba menangis, entah karena apa.
"Fabi...hiks.. ngerasa punya momy sama dady hiks... Fabi seneng" Raney menatap Fabi sendu, pasti menyakitkan hidup tanpa orang tua, Raney merasakannya. Memang Athan dan Ariana masih hidup tapi waktu mereka untuk Raney tidak pernah banyak. Semuanya untuk dokumen-dokumen itu.
Hei! kenapa Raney malah memikirkan mereka bukannya mereka sudah tidak memiliki hubungan lagi? Benar!
Raney memeluk Fabi penuh sayang "Udah udah jangan nangis, ntar cantiknya Fabi ilang!" ucap Raney menghapus air mata yang keluar dari mata Fabi dengan kedua ibu jarinya. Fabi mengangguk sambil tersenyum.
Kevan mendekati mereka berdua dan duduk disamping Fabi "kakak bakalan balas mereka tenang aja. Mereka bakalan ngerasain kehilangan bahkan lebih dari apa yang kita rasain" tekad Kevan dalam hati "bener kata Raney, kamu jangan nangis nanti momy sama dady ikutan nangis!" Kevan memeluk Fabi yang langsung terlihat bahagia.
"Kak, Fabi udah selesai!" Ucap Fabi kemudian mencuci tangannya di dekat meja mereka.
"Yaudah sekarang Fabi tunggu kakak nyuci piringnya dulu ya" ucap Raney yang diangguki Fabi.
"Mau saya bantu?" Taya Kevan, Raney menggeleng.
"Aku bisa sendiri, lagian cuma bekas Fabi gak banyak"
"Oke"
***
"Kenapa paman bawa Fabi ke Indonesia lagi? Paman tahu kan, saya gak mau keselamatan Fabi dipertaruhkan"
"Di Sydney informasi tentang adik kamu sudah tersebar, bahkan dia hampir diculik jika saya tidak menambahkan bodyguard untuk menjaga Fabi" jelas Orlin.
Kevan menghembuskan nafas kasar sat mendengar penuturan dari Orlin. Jika di Sydney saja informasi ini sudah bocor, Kevan tidak tahu lagi, apa yang akan terjadi nanti.
"Baiklah paman, terimakasih telah mengantar Fabi dengan selamat!"
"Baiklah paman pergi dulu, jaga Fabi dengan baik" ujar Orlin.
"Take care uncle!" Kevan mengantarkan sang paman sampai didepan pintu.
Orlin mengangguk dan masuk kedalam mobilnya.
***
"Fabi ka--...."Raney menginterupsi agar Kevan diam. Fabi sedang tidur di pangkuannya saat ini.
"Biar saya pindahkan" Kevan mengangkat tubuh mungil itu dengan pelan. Tapi tangisan Fabi membuat dia urung memindahkannya.
"Hiks... Jangan ambil momy Fabi.. hiks"
"Shttt... Jangan nangis kak Raney disini" Raney mengelusi kepala Fabi penuh sayang hingga gadis itu kembali tertidur.
Kevan mengeraskan rahangnya. Dia menjauh dari Raney dan Fabi , lalu menekan tombol airpod yang terpasang di telinganya.
"Tambah personil saya ingin mereka dan keluarganya ditangkap saya akan membuat mereka merasakan sakit berkali-kali lipat dari yang saya rasakan" Kevan memutuskan sambungan telepon setelah mengatakan itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
raneysha (COMPLETED)
Ação[FOLLOW SEBELUM MEMBACA AGAR BISA ENJOY READ DALAM VERSI LENGKAP] Terjebak cinta masa lalu, terjebak dengan orang yang telah pergi. Tidak bisa hidup tanpa orang itu, di dalam hidupku hanya satu laki-laki yaitu dia, Arkatama Wijaya. ~Raneysha cathlee...