chapter 23

519 31 0
                                    

"GAK TAU TERIMA KASIH KAMU, SAYA SUDAH DIAMBANG BATAS SABAR,DAN AKHIRNYA KESABARAN SAYA SUDAH HABIS!" Teriak Ariana karena kesal akibat tingkah kekanakan Raney pagi tadi.

Gak tau terima kasih? Hmm.

Raney melirik Ariana dengan tatapan merendahkan, dia terbatuk karena merasakan tulang-tulang diseluruh tubuhnya seakan ingin lepas saja.

Ia menghembuskan nafas "sabar? Sabar tidak ada batasnya nyonya"

"Nyonya!" Cicit Ariana mengulang kalimatnya, sungguh dia ingin membunuh Raney jika tidak ingat kalau Raney itu manusia dan anaknya.

"Iya" balas Raney sekenanya dan terkesan acuh.

"Saya kecewa sama kamu, Raney. Hari ini jangan pernah anggap saya dan keluarga kami ada, pergi dari sini!"

"Hmmm, sebentar lagi saya akan pergi. Tunggu, ada lagi hal yang ingin saya pastikan"

"Baiklah kami akan memberikan kamu waktu" Ariana menarik kenop pintu dan mengembalikannya setelah ada diluar, Ariana menghempaskan pintu kasar.

Raney menghela nafas berat.

"Terserah"

Pintunya kembali terbuka, Raney hanya menilik sebentar, sebelum memutuskan untuk menaruh selimut sebatas dada dan memejamkan matanya, menirukan gesture orang yang sedang tidur.

Randu mendekat, naik ke atas ranjang kakaknya "kak, maafin randu. Ini semua gak bakalan terjadi kalau gak ada randu" ujar Randu menggerakkan lengan Raney.

Raney hanya diam.

"Kak bangun, randu mau minta maaf"

Raney membuka matanya, melirik Randu lewat ekor mata "kenapa?" Tanya Raney berusaha menegakkan badannya.

"Kak! Randu gak marah, kakak mukul randu tadi. Tapi kenapa kakak lakuin itu?" Randu menunduk dan memilin kesepuluh jarinya.

Ingin mengacak rambut Randu karena tingkahnya yang menggemaskan Raney memilih menampilkan wajah garang dan tak bersahabat.

"Pengen aja!" Raney menunjuk pintunya "keluar, ini semua karena kamu!"

"Maaf" ujar Randu lalu keluar dari kamar Raney.

Tadi pagi~

"Kak Raney" panggil Randu, lalu naik ke atas ranjang dan duduk di sebelah kakaknya yang terbaring tidak berdaya.

"Kak Raney" panggil pandu sekali lagi.

Plak

Raney menampar pipi Randu dengan sekuat tenaga setelah menegakan badan "pergi, INI SEMUA KARENA KAMU!"

"Shh.. kenapa kakak gini sih sama randu?" Ringis Randu, memegangi pipinya yang memerah karena ulah Raney yang menamparnya. Tenaganya tidak main-main untuk kondisinya yang terbilang lemah, bagaimana jika Randu ditampar saat kondisi kakaknya saat itu normal?, Auto mati.

"RANEYSHA" bentak Ariana, sejak tadi dia melihat tingkah laku Raney yang tidak pantas dilakukan oleh seorang kakak.

"Pergi!" Ariana menarik tangan randu agar pergi dari kamar itu.

"Mah jangan marahin kak Raney ya!" Punya Randy yang dibalas gelengan kecil dari Ariana.

"Pergi randu"

Randu menyerah dia tidak pernah melihat kilat kemarahan dari seorang ibu, Ariana terlihat seperti ingin membunuh Raney.

Raney tersenyum miring. 'Tinggal satu lagi'

raneysha (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang