Athan terdiam di sofa yang didudukinya saat mendengar penuturan Ariana.
"Kamu udah coba telepon Jane?" Tanya Athan frustasi.
Ariana mendesah pelan kemudian menggeleng "Raney gak ada disana"
Pria yang tak lain adalah Bagas ,datang dan ikut nimbrung ke topik yang dibicarakan Athan dan Ariana.
"Ngapain sih cariin anak itu than, na? Kamu kan tau dia bisa jaga diri sendiri" timpal Bagas yang tidak senang pada sikap Athan yang menurutnya terlalu memanjakan Raney, gadis yang sangat dibenci Bagas.
"Mas bener kata kamu, dia bisa jaga diri sendiri. Tapi gimanapun dia anak gadisku mas" sanggah Ariana yang sedikit kesal karena kakaknya itu ikut dalam pembicaraan mereka.
"Bener kata mas bagas, Ariana. biar aja Raney bersikap sesukanya dia gak layak jadi anak kita lagi. Aku rasa Raney terlalu berat untuk menerima kita. Dia sudah banyak mempermalukan keluarga demaris"
Arian tersentak. Menggeleng pelan dan matanya sudah berkaca-kaca "mas tega kamu sama Raney, dia anak gadis kita mas. Princess kita. Jangan pernah kamu ucapkan kalimat itu, sadar mas!!" Pekik Ariana dan menutup mulutnya.
"Saya setuju dengan suami kamu Ariana, dia benar. Raney itu terlalu banyak dimanjakan dan dia sangat merepotkan"
Ariana menatap Bagas tajam "jaga ucapan kamu mas!" Ariana memberikan tatapan nyalang pada Bagas yang hanya mengangkat bahu acuh.
Athan mengusap punggung tangan Ariana "mas rasa ini benar sayang, biarin Raney pergi. Dari dulu dia merasa terkurung dirumahnya sendiri. Aku gak bisa lihat kamu sedih dan bagus terus kayak gitu"
Tes
Setetes bulir bening berwarna putih transparan dan mengkilap jatuh dari pelupuk mata Ariana. Jujur, ia tidak menyangka Athan menjadi orang lain, hanya karena bisikan iblis dari kakaknya ,Bagas.
Tanpa mereka sadari, seorang gadis dengan penampilan yang acak-acakan terdiam mematung ditempat.
"Biar aku yang berikan pelajaran mas!" Ujar Bagas yang langsung disetujui oleh Athan.
Athan langsung menarik lengan Ariana yang ingin menghampiri raney.
"Mas lepas!" Ariana meronta didalam kungkungan tangan Athan yang terus menariknya sedikit kasar dan memasukkan Ariana kedalam kamar lalu mengunci pintunya.
"Mas aku akan lakukan" izin Bagas yang hanya diberi anggukan dari Athan. Tak ingin melihat dan mendengar sesuatu yang memekakkan telinga, Athan memilih pergi ke ruang kerja yang kedap suara.
Raney sudah ingin pergi dari sana, namun Bagas lebih dulu mencekal lengannya hingga gadis itu mengerang keras.
Bagas menjambak rambut Raney kuat membuat Raney mendongak menatap takut pada wajahnya. Belum puas dengan jambakannya, Bagas menyeret Raney dengan menarik rambutnya.
"Sakit...Lep...as.." Raney memegangi rambutnya yang sudah mulai rontok di genggaman Bagas dan serasa ingin copot dari kepalanya.
Terkekeh kecil. Bagas kembali menyeret Raney paksa, setelah berhenti beberapa saat untuk melihat kondisi Raney yang menggenaskan.
Raney hanya bisa memegangi rambutnya dan berteriak meminta tolong agar Bagas melepaskan jambakannya , tapi percuma Raney berhadapan dengan seorang iblis.
Ingatan Raney tentang kejadian silam , mengenai salah paham yang berujung penyiksaan. seakan kaset yang diputar berulang-ulang. Raney dapat merasakan semua bayangan ,erangan, dan nada kesakitan dari pemain utama disana yang tersakiti dan teraniaya layaknya binatang.
Dan tidak ada yang menolongnya.
Tokoh utama itu tak lain adalah... Raney.
"Lepas!!" Lirih Raney lalu memeluk kaki Bagas agar berhenti menyeretnya.
"Lepas?" Bagas tertawa terbahak-bahak "lepasin kamu? Gak bakalan saya ingin melihat kamu menderita. Kamu tahu rahasia saya dan saya akan menghabisi kamu untuk menjaga rahasia saya tetap aman"
"Saya tidak pernah memberitahukan itu kepada siapapun bahkan sampai saat ini, brengsek!" Umpat Raney berani.
Bagas tidak merespon. Ia memilih menghentikan seretannya setelah mereka sampai di tempat yang dituju yaitu kolam renang.
Plak
Satu tamparan kasar dari tangan Bagas kembali membuat wajah Raney oleng kesamping dan nyali Raney menciut seketika.
"Beraninya kamu melawan saya! Rasakan ini" Bagas menyetel stun gun hingga tekanan yang paling tinggi, kemudian menyentuhkan pada kulit Raney.
"Arghhh... Brengsek!"
Raney seperti, bagaimana ikan yang keluar dari air, menggelepar-gelepar ingin mati karena kehabisan cairan.
Bagas berjongkok kemudian kembali meletakkan stun gun atau teaser tersebut ke kulit kepala Raney yang kembali kejang-kejang seperti semut yang dibakar api.
"Sakit...lepasin...saya..maaf...maaf"
"Jangan kamu pikir stok maaf saya ada untuk kamu" Bagas menekankan stun gun kembali kepurut Raney hingga Raney muntah darah karena merasakan perutnya mual, seperti di acak-acak didalam sana.
Raney pingsan.
Byur
Belum puas dengan siksaan yang dilakukannya. Bagas mendorong kasar Raney ke kolam renang dengan kaki sebelah kanan.
Raney membuka matanya. Mulutnya mengap-mengap, mengambil nafas dari dalam air bahkan air sudah masuk kedalam saluran pernapasannya.
Raney menuju sisi kolam dan naik dari sama dengan sekuat tenaga yang langsung dihampiri oleh Bagas. Bagas menyentuhkan stun gun tepat di permukaan air yang langsung membuat Raney kembali kejang-kejang, dan terjatuh kedalam air kemudian dia bangkit lagi karena tersedak air.
Begitu seterusnya Raney disetrum kayaknya ikan yang diburu nelayan jahat.
Karena berjam-jam aksi setruman untuk Raney dan beberapa hukuman lainnya Bagas jadi lelah sendiri, dia melemparkan stun gun kemudian menarik betis Raney hingga beberapa kali kepala Raney terbentur sisi kolam renang, pembatas taman kecil, dan pembatas selokan rumah.
Lagi-lagi Raney harus menghadapi kenyataan pahit, kalau tidak ada yang menginginkannya sejak awal. Mereka semua hanya pura-pura menyayangi Raney, yang menyayangi Raney setulus dan sepenuh hati sebenarnya hanya Arka saja.
Raney dilemparkan kesebuah ruangan gelap hingga punggungnya membentur beberapa benda disana. Lampu dinyalakan Suasana menjadi terang, disini ternyata ruangan guci, patung, dan beberapa benda yang berjenis keramik atau kaca dan yang tadi bertabrakan dengan punggung Raney adalah sebuah guci keramik yang langsung pecah seketika.
Raney meringis saat merasa pedih dibelakangnya, karena serpihan guci yang pecah dan ditimpanya tadi.
"Sebentar lagi, akhirnya" bisik Raney pada dirinya sendiri saat sebilah tongkat besi yang di bawa Bagas dilayangkan padanya.
"Om, jangan sakitin Raney" ujar Abi dingin dan tajam. Ia membanting tongkat besi yang lumayan keras itu hingga menimbulkan suara yang keras. Abi merasakan berat saat mengangkat tongkat tadi, bagiamana jika tongkat itu dilayangkan pada Raney? Mungkin saja dia akan tewas ditempat.
Bagas mendecih "tidak seru! Penyelamatnya datang" ujar Bagas lalu pergi dari sana dengan langkah santai dan wajah tanpa berdosanya.
"Ran.." panik Abi karena Raney yang langsung kehilangan kesadarannya.
Abi mengangkat tubuh sang adik ke ke kamarnya. Kemudian menyelimuti sang adik hingga sebatas dagu, menyetel ruangan kemudian pergi mencari sesuatu yang bisa membuat penderitaan adiknya berkurang.
Setelah menemukan kotak p3k, Abi segera mengobati Raney hingga memar berwarna merah kebiruan itu kian memudar. Dapat dilihat dengan jelas bukan hanya memar bahkan urat-urat syaraf Raney rasanya ingin keluar Mungin karena setruman dari stun gun milik Bagas.
"Maafin abang Ran, telat jagain kamu. Seharusnya Abang gak pergi tadi"

KAMU SEDANG MEMBACA
raneysha (COMPLETED)
Action[FOLLOW SEBELUM MEMBACA AGAR BISA ENJOY READ DALAM VERSI LENGKAP] Terjebak cinta masa lalu, terjebak dengan orang yang telah pergi. Tidak bisa hidup tanpa orang itu, di dalam hidupku hanya satu laki-laki yaitu dia, Arkatama Wijaya. ~Raneysha cathlee...