chapter 27

490 23 0
                                    

Seorang gadis berumur sekitar 7 tahunan, tengah bermain petak umpet bersama dengan saudaranya, kakak dari gadis tersebut.

Setelah mendapat bagian sebagai pemain yang 'bersembunyi' gadis itu masuk kedalam kolong sebuah meja, dia sangat yakin kalau Abi, tidak akan menemukannya.

Selang beberapa puluh menit, Raney sangat kesal dan juga bosan diwaktu yang bersamaan apa Abi sudah lelah dan tidak mencarinya lagi? sehingga sampai sekarang tidak ada yang datang keruangan ini.

Karena mengantuk. Raney kecil bersandar di sisi meja kokoh tersebut, ia menguap dan sudah tidak bisa membendung rasa kantuk yang saat ini tengah menguasai sang gadis bertubuh kecil itu.

Pintu dibuka.

Raney terkejut, dia terbangun dari tidurnya, kemudian mengintip dari balik kolong untuk melihat siapa yang datang.

Ternyata dia paman Raney, Bagas. Raney terus memperhatikan gerak-gerik mencurigakan dari Bagas.

Pria itu mengacak-acak ruah kerja ayahnya yang menjadi tempat bersembunyi Raney. Selanjutnya Bagas terlihat sumringah saat mendapatkan salah satu berkas yang dilapisi sebuah map berwarna emas dengan bintik hitam. Dia mendekati Bagas dan menarik ujung bajunya.

"Om...om mu ngapayin?" Tanya Raney cadel, sambil menggunakan raut wajah bingungnya. Dia sama sekali tidak tahu kalau sebentar lagi ada bahaya yang akan datang.

Bagas sudah pucat pasi dia langsung menunduk, kemudian mencengkeram dagu Raney "jangan bilang siapa-siapa, kalau mau selamat!" Ancam Bagas lalu meninggalkan Raney yang sudah ketakutan dan menangis.

Abi tidak sengaja mendengar suara tangisan dari Raney dari dalam ruang kerja ayahnya, ia langsung masuk kedalam sana dan menenangkan Raney yang tengah menangis.

Laki-laki itu mengusap pipi adiknya yang sudah mengalir deras penuh sayang "Raney kenapa hmm?"

"Pipi yaney atit bang Abi" rengek Raney manja sambil menurunkan tangan Abi agar mengelusi pipi yang tadi di cengkram Bagas.

"Disini ya" Abi mengelus pipi Raney seperti apa yang gadis itu perintahkan "kamu kenapa? Kepentok apa, biar abang marahin yang berani nyakitin kamu. Siapa meja, kursi ,atau pintu?" Tanya Abi membuat Raney merubah raut wajahnya menjadi semakin murung.

Dia tidak ingin berbohong pada Abi siapa yang sudah kasar padanya, tapi ancaman dari Bagas cukup membuatnya ketakutan setengah mati.

"Yaney Gak pa-pa bang Abi" Raney merentangkan kedua tangannya. Abi yang mengerti maksud adiknya langsung menggendong Raney kecil.

"Ice cream mau?" Raney mengangguk semangat.

Abi langsung membawa sang adik dengan sepedanya yang sudah dimodifikasi agar Raney bisa duduk didepan.

Disepanjang jalan Raney kecil tidak bisa diam. Semua yang dilihatnya bahkan sebuah batu selalu membuatnya senyum dan tertawa, ia akan menceritakannya dengan Abi yang hanya di balas kakaknya itu dengan deheman atau senyuman.

Setelah memarkirkan sepeda di depan supermarket Abi menggandeng tangan adiknya memasuki ruangan.

"Raney mau ice cream apa?" Abi mengangkat tubuh adiknya, agar lebih mudah melihat tumpukan ice cream yang tersedia di lemari pendingin disini.

"Cokelat!" balas Raney bersemangat.

Abi mengambilkan sekotak besar ice cream dengan rasa cokelat, kalau adiknya itu tidak bisa menghabiskan ice cream tersebut bisa dimasukkan kedalam freezer.

Mereka beralih ke stand penjual aneka Snack, Abi mengambil beberapa Snack kesukaannya, lalu menaruh di troli yang didalamnya sudah ada Raney dengan wajah imut yang selalu mencoba melihat dan mengingat makanan ringan yang disukai Abi.

raneysha (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang