Pagi ini Raney terlihat sama seperti biasanya datar dan dingin. Dia berjalan melewati ruang keluarga dengan kepala yang diangkat, menatap datar ke depan.
"Ran mau makan bareng nak?" Athan menoleh kearah putrinya yang juga menoleh kearahnya "siapa tau mood kamu makin bagus jika kamu makan" tambah Athan dan dia menyesal telah mengatakan itu Raney membuat hatinya sakit.
"Tidak perlu, saya pergi dulu"
"Tidak punya sopan santun" seorang pria dengan suara berat nan tajam yang terasa menusuk dari arah yang sama dengan Athan sukses membuat Raney menghentikan langkahnya.
"Anda" Raney menatap takut pada orang yang berhadapan dengan ayahnya disana.
Sekarang yang dipikirkan Raney hanya bagaimana dia bisa lari secepat mungkin agar tidak melihat dan bertemu dengan pria itu, dia... mengerikan.
Tidak peduli dengan teriakan pria itu yang menyumpah serapahinya, Raney berlari sekuat mungkin bahkan dia lupa membawa motor saking takutnya.
Tittt.
"Lo dateng diwaktu yang tepat" Raney membuka pintu mobil Bara kemudian masuk kedalam sana dengan menetralkan nafasnya.
"Lo kenapa?"
Raney mengerinyitkan keningnya "lo ngomong apa tadi?"
"Lo kenapa?"
Raney tertawa hampir melupakan rasa takut yang sesaat menguasainya, seorang dokter seperti Bara lucu saat berbicara menggunakan gue-lo walaupun dia pernah mendengar Bara berbicara dengan Abi dengan nada yang sama tetap saja,Bara yang dilihatnya sekarang begitu menggemaskan.
"Ahh lucunya, gak usah diganti lagi" Raney mengacak rambut Bara gemas membuat Bara mematung kenapa hanya karena tingkah Raney yang terasa menggemaskan Bara merasa Raney yang dilihatnya seakan tidak menghadapi sesuatu yang berat, tapi saat melihat kedalam dibalik mata kelabunya Bara dapat menangkap satu hal~penderitaan.
"Kapan berangkat?" Bara tersentak kemudian mulai melajukan mobilnya perlahan menuju kampus.
Baru saja mereka sampai di area depan kampus. Mereka sudah disuguhi omongan netijen.
Raney memutar kedua bola mata jengah dengan cibiran untuk dirinya dan pujian untuk Bara yang berjalan disebelahnya.
Dia berlutut dihadapan Bara yang membuat Bara kebingungan "apa mak--"
"Lo mau gak jadi pacar gue?" Tanya Raney to the point, tidak mau berbasa-basi seperti laki-laki yang bilang sesuatu menjijikkan kecuali Arka.
Raney berdiri sedikit membuka pinggangnya yang hanya bisa dilihat oleh Bara, yap! sebilah pisau lipat yang berhias warna hitam polos.
Bara nampak gelagapan dia hanya mampu mengangguk.
"Kyaaaaa si cowok nembak pak Bara"
"Fiks gue halu"
"Gila ya gak belok ternyata, si Raney suka sama cowok gue kira lesbi"
"Pak Bara gak gentle banget sih masa Raney yang duluan nyatain perasaan?"
"Kenapa Raney nembak pak Bara?, tapi kok kayak gak tulus gitu? terus tadi dia natap tajam pak Bara ,kok kayak ngancam!"
"Raney jangan ambil calon suami gue"
"Raney jangan ambil calon menantu ibu gue!"
"Raney jangan ambil calon ayah dari anak-anak gue nanti!"
"Gue gak ikhlas"
Ketika Raney berbalik dan hendak mendahului Bara dengan cepat bara menarik lengan Raney hingga Raney terhuyung dan dia berada dibawah kungkungan tangan Bara "Jadilah pacarku! Dan jangan selalu bergerak lebih dulu, kamu membuatku terkena serangan jantung tiba-tiba"
KAMU SEDANG MEMBACA
raneysha (COMPLETED)
Action[FOLLOW SEBELUM MEMBACA AGAR BISA ENJOY READ DALAM VERSI LENGKAP] Terjebak cinta masa lalu, terjebak dengan orang yang telah pergi. Tidak bisa hidup tanpa orang itu, di dalam hidupku hanya satu laki-laki yaitu dia, Arkatama Wijaya. ~Raneysha cathlee...