chapter 40

599 27 0
                                    

SMA harapan negeri, dibuat gempar karena seorang guru legend dan juga killer di sekolah mereka dinyatakan hilang beberapa bulan yang lalu. Alhasil kelas yang biasanya penuh dengan nata pelajaran Bu gina bisa bersantai dan menikmati jamkos sepuas hati.

"Makin nempel aja lo sama nerd itu Ndu" ucap Gladis sinis.

Randu merangkul pundak Vina. membuat amarah Gladis memuncak dia menahan dengan mengepalkan kedua tangannya.

"Iya dong, Vina kan pacar gue"

Rahang Gladis jatuh seketika. Bilang ini semua mimpi tolong, Gladis ingin merobek kulit Vina sekarang.

Rahangnya bergemelatuk. Randu dan Vina sontak tertawa bersama membuat Gladis menyerinyitkan dahi kebingungan.

"Becanda gue glad, gak mungkin gue pacaran sama Vina kita belum cukup umur. Kata Tante sisi, ibunya Vina. gak bole pacaran dosa"

"Bener kata mama emang gitu!" Vina membenarkan dengan wajah polosnya. Gladis muak dengan tingkah Vina yang sok polos dan chilldis.

Gladis langsung pergi dengan menggentak-hentakan kakinya kelantai. Sekarang siapa yang chilldis?

°°°

Lewat maskernya Selene tersenyum manis. Yap! kesenangannya akan dimulai sebentar lagi.

Tok tok tok!

Seorang pria paruh baya membuka pintu dan tersenyum ramah "ada apa ya ? Ada yang bisa saya bantu?" Tanya pria itu, bisa disimpulkan kalau dia adalah suami Bu gina.

"Saya dari pihak pengantar makanan cepat saji atau Jung food, saya kemari karena pihak kami mendapat pesanan dari kalian. Silahkan dinikmati selagi hangat!" Selene menyerahkan paket berisi makanan tersebut pada suami Bu gina yang dengan senang hati menerimanya.

"Apa kamu ingin masuk?" Tanya suami Bu gina yang langsung disambut gelengan dari Selene.

"Gak usah pak ,saya disini cuma mengantarkan makanan"  balas Selene sopan.

1 menit

2 menit

3 menit

Selene menilik arloji yang melingkar ditangan kirinya. Waktunya sekarang!

Selene masuk kedalam rumah Bu Gina.

Selene tersenyum melihat hasil karyanya. Anggota keluarga, bahkan Bu gina sendiri sudah memuntahkan cairan merah pekat dan dalam keadaan tak sadarkan diri.

Dengan senang hati Selene mengangkat korbannya menggunakan kotak elastis yang diberikan tuannya sebagai hadiah saat itu. Tuannya memang terbaik, lihatlah dia memudahkan tugas Selene.

***

"Uhuk" Bu Gina terbatuk. Beliau mengeluarkan cairan berwarna merah atau darah kemudian menatap sekitar yang penuh dengan botol wine dan patung-patung. Jangan lupakan udara disini juga sangat dingin.

"Sudah bangun babe?" Ucap Selene pada bu Gina yang saat itu langsung meremang dan menegang.

"Siapa kamu? Kenapa saya ada ditempat seperti ini?" Tanya Bu gina yang membuat Selene kesal.

"Kalau nanya sama aku itu gak boleh banyak-banyakm pusing, Bu gina sayang" Selene membuka masker yang sedari tadi menutupi sebagian wajahnya.

"Selene!" Pekik Bu gina semakin membuat senyum Selene melebar.

"Masih ingat apa yang aku bilang sama ibu tadi pagi?" Ucap Selene "ya iya lah, inget mari kita mulai ya bu!" Kekeh Selene dengan senyuman yang tercetak jelas di wajah cantiknya.

"Mau apa kamu?" Bu gina was-was, karena gerakan mencurigakan Selene. apalagi kondisi tangannya diikat dan tenaganya hilang.

"Let's play" ucap Selene.

"Apaan kamu Selene! Jangan main-main sama benda tajam bahaya" peringat Bu gina saat Selene mengusap-usap belati perak kemudian mengiriskan pada buah apel dengan sangat mudah. Bahkan Selene tidak mengeluarkan tenaga banyak.

Belati itu sangat tajam.

"Mau gak Bu?" Selene menyodorkan potongan buah apel pada mulut Gina. Wanita itu lantas menolak dengan menggelengkan kepalanya.

"Selene gak nerima penolakan loh Bu,!" Selene menekankan belati pada paha kanan Bu gina hingga wanita itu memekik kesakitan.

"Berisik" ujar Selene mencabut belati itu menyebabkan gina kembali berteriak.

"Apa apaan kamu Selene arghh... Kamu ingin saya laporkan!" Ancam Bu gina, tentu saja itu tidak berpengaruh pada Selene. gadis itu malah kmebali menusukan belatinya pada paha kiri Bu gina.

"Arghhh gila kamu Selene. Saya tidak merasa argh..shhh... Salah sama kamu" kilah Bu gina membuat Selene menarik belatinya dan jembali menusukan di samping luka Bu gina.

Pekikan, erangan, dan raungan bercampur satu saat itu.

"Berisik" ucap Selene lagi.

"Tunggu disini" Selene mengambil sebotol wine yang ada di dekat mereka.

"Ini minumlah, rasanya enak" ucap Selene mendekatkan botol wine itu pada Bu gina.

Hoek!

Bu gina langsung muntah ditempat, mengeluarkan semua isi perutnya. ehww menjijikan.

"Selene jijik kenapa dimuntahin sih Bu, ini enak lo" Selene mencium aroma botol wine itu dengan wajah yang sangat menikmati bau harum dari sana.

"Itu bau darah Selene, kamu ngapain nyimpen darah?" Ucap Bu gina sambil menahan sakit karena efek dari tusukan belati pada pahanya masih terasa menyengat.

"Oh darah hehe, saya juga tau. Biar keren aja saya taruh disini Bu" jengah Selene kemudian meletakkan darah itu kembali pada tempatnya.

"Darah hewan apa?"

"Hewan? Ini darah manusia Bu"

Gina masih positif thinking "kamu kumpulin dari rumah sakit?"

Selene tertawa, kepalanya ia miringkan "saya kumpulin sendiri lah, tunggu" Selene pergi menjauhi ruangan dan membawa kapak besar dengan kedua tangannya. Bagi Selene ini berat! Lalu apa kabar Bu gina yang beratnya berkali-kali lipat dari kapak?

"Arghh.. kamu apakannahhh.. saya?" Pekik Bu gina nyaring.

"Berat Bu" kilah Selene setelah kapak berhasil memotong betis gina hingga lepas.

"Bunuh saya secara langsung saja. Ini sangat menyakitkan!"

"Tentu" Selene menumbukan belati langsung pada leher gina, menekannya kemudian menariknya sampai kebawah sebisa mungkin Selene tidak melukai organnya. Karena itu penting! Tanpa organ yang baik, uang yang  akan diterima Selene tidak akan seperti ekspektasinya.

"Baikkan saya Bu? Ngabulin permintaan terakhir ibu buat langsung dibunuh aja"

Selene mengangkat kapak kemudian memotong perelangan tangan gina. Gadis itu tersenyum puas kala melihat susunan tangan dari beberapa korbannya bertambah.

Patung yang disangka Bu gina tadi adalah korban-korban Selene. Gadis ini selalu menyimpan salah satu kenangan dari mereka sebelum tubuhnya diberikan pada Gresrous ataupun dicincang dan diawetkan.

Jika kalian bertanya. Bagaimana kondisi keluarga Bu Gina yang lain? Jawabannya mereka baik-baik saja, itu hanya obat bius sementara.







raneysha (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang