chapter 42

562 34 0
                                        

"awass!" Seru Vina saat cairan berwarna merah tampak tumpah dari lantai atas, gadis itu mendorong seseorang yang akan dijatuhi cairan tersebut hingga yang terkena tumpahan adalah dirinya.

"Kamu gak pa-pa?" Tanya gadis itu kemudian menatap keatas. Mata elangnya dapat melihat kalau orang diatas sana nampak gelagapan karena target mereka salah.

"Aku gak pa-pa" balas Vina sambil tersenyum. Tangannya terangkat untuk menyapu cairan tersebut yang sepertinya adalah cat, baunya menusuk indera penciuman.

"Ayo ikut aku ke toilet, nanti kalau kering bakal susah bersihinnya" gadis itu menggandeng tangan Vina. Tidak peduli tangannya juga ikut terkena lelehan cat merah itu.

Setelah sampai di toilet gadis itu langsung menyiram Vina dengan shower yang tak jauh ada disana.

"Kamu bersih-bersih dulu, mau aku ambilin baju di loker kamu, kuncinya?" Tanya gadis itu ingin menjauh.

"Baju aku udah gak ada lagi, yang aku pakai baju terakhir dan baju yang biasanya aku pakai udah dihancur" Vina menipiskan bibirnya kala mengingat perlakuan Gladis dkk.

"Yaudah pakai baju aku aja" gadis itu berlari menuju loker miliknya.

Tidak lama ia datang dengan membawakan stelan seragam lengkap.

"Makasih ya untung kelas kita sama jadi bajunya gak terlalu ribet!" Seru Vina senang "oh ya nama kamu siapa?" Vina masuk kedalam toilet dan mengganti bajunya didalam sana.

"Sebelumnya aku yang makasih sama kamu. Karena kamu aku gak jadi celaka" ujar gadis itu dari luar "nama aku Selene, nama kamu?" Tanyanya balik.

"Nama aku Vina" setelah keluar dari sana Vina langsung merasa tidak nyaman. Bagaimana tidak? Baju yang diberikan Selene untuknya terlalu pendek persis seperti yang Selene kenakan sekarang.

"Kenapa baju kamu ditarik-tarik?" Selene mengambil sisir yang tadi diambilnya bersamaan dengan seragam, kemudian menyisir rambut Vina yang basah.

"Engh. Aku gak biasa pake baju gini Len" tanggap Vina membuat Selene terkekeh.

"Biasain" balasannya kemudian meletakkan sisir kembali ketempat asalnya.

"Kacamata aku gimana dong sel? Gak bisa dipake lagi, catnya udah kering" adu Vina. Tadi dia melepaskan kacamatanya dan lebih dulu membersihkan tubuhnya. Alhasil kacamata itu tidka terselamatkan.

"Kamu cantik kalau kaya gini" ucap Selene, dia tersenyum karena berhasil menara rambut Vina yang tadinya belah ditengah, Selene ubah jadi belah kesamping kanan lebih banyak hingga rambut vina terlihat menggembang.

"Makasih Len" tanggap Vina. Dia sedikit senang karena dipuji oleh Selene.

Kring!!

Bel istirahat berbunyi dan mereka memutuskan untuk istirahat saja.

Drtt..drttt..

Ponsel Vina berdering. Gadis itu tersenyum pada Selene yang berada didepannya kemudian mengangkat telepon dari Randu.

"Iya ndu, kenapa?"

"Lo dimana? Gue cariin dari tadi gak ketemu!" Randu berucap cemas.

"Aku lagi di kantin sama temen, kamu kesini aja kita ada dibangku pojok deket bunga petunia" jelas Vina, sementara itu Randu mengiyakan dan memutuskan sambungan telepon sepihak.

Tak lama pesenan mereka datang, baik Selene dan Vina memakan makanan mereka dengan khidmat tanpa banyak bicara.

"Ada cewek yang namanya Vina gak?" Tanya Randu pada Selene. Lantas gadis itu menunjuk Vina yang ada diseberangnya.

raneysha (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang