chapter 24

539 29 0
                                        

Beberapa minggu kondisi Raney terbilang sudah bisa dikatakan baik-baik saja, alias kembali normal dan bisa kembali beraktivitas seperti biasa.

Raney memutuskan untuk tidak pergi kuliah, dia tidak ingin kesana...malas.

Dibalik rasa malas itu ada sesuatu yang mungkin akan membuat semuanya bahagia dan tenang.

Raney keluar dari rumah dengan memakai hoodie selutut dengan bawahan hots pan corak-corak yang tertutup karena atasannya.

"Akhirnya gue bisa ngehirup udara segar, selain AC dan obat-obatan dari Bara. Cuih pahit" Raney meludah.

Memulai pagi hari dengan jogging adalah salah satu pilihan bagus, sneakers Raney berkali-kali berbunyi keras membentuk ketukan, karena bersentuhan langsung dengan aspal.

"Tuh orang bangsat akhirnya dah pergi. Gara-gara dia badan gue kayak gak nempel kulit sama tulang, udah remuk mungkin" Raney melanjutkan berlari hingga sampai disebuah taman.

"Rezeki orang yang tersakiti kayak gue nih" Raney merogoh sakunya dan membeli minum. Matanya spontan melirik laki-laki yang ada disamping Raney dan menggandeng gadis berkuncir kuda.

"Eh Evan lama gak ketemu, Van" Raney menyodorkan tangannya yang tidak dibalas oleh Evan, laki-laki itu sejenis dengan Arka dingin dan bagi Raney mereka~menarik.

"Lo namanya siapa Cantik?" Raney mengalihkan tangan kearah gadis berkuncir kuda yang melirik Evan meminta persetujuan. Evan hanya mengangguk kecil dan tersenyum.

"Aku Evi kak" Evi membalas uluran tangan Raney dan tersenyum.

Keduanya melepaskan tautan tangan mereka.

"Oke gue pamit. Gak mau ganggu orang pacaran, gue mau sama pacar gue aja"

Saat bertemu Evan tadi ,Raney jadi ingat bagaimana laki-laki itu dapat merebut atensi dan hatinya walau hanya beberapa hari setelahnya ya tetap.... Arka.

Evan terkenal karena sifat cuek dan dinginnya, penampilannya acak-acakan seratus persen mirip Arka hanya saja wajah mereka berbeda.

Dulu sekali Evan selalu mengajak Raney makan dan lain sebagainya, setelah mereka semakin dekat dan memiliki status hubungan pacaran. Setelah menjalani hubungan beberapa minggu Evan langsung memutuskan untuk mengakhiri hubungan mereka alasannya sepele.

Karena di galeri Raney terlalu banyak wajah Arka.

Raney suka mengepang rambut Evan dulu seperti yang dilakukannya pada Arka, tapi satu hal Evan tidak pandai memasak jadinya Raney agak ragu kalau Evan adalah Arka.

Raney memang tidak waras. jika ada laki-laki yang menarik perhatiannya dia akan menyamakan orang itu dengan arkanya.

Tentu saja sebagai manusia dan laki-laki normal yang memiliki hati nurani yang sedikit tercubit saat disamakan dengan orang yang sudah mati, Evan merasakan sakit.

Salah satu alasan yang logis, ingat manusia tidak suka disama-samakan!!

Hmm.. tentang Evan. Raney jadi mengingat omelan Jane dulu.

"Ran lo gak bisa kayak gini, kita semua khawatir sama lo" ujar Jane mencengkeram kedua bahu Raney.

Raney berdecak kemudian melepaskan lengan Jane kasar dari bahunya "khawatir?, Gak berguna"

"Lo bukan Raney yang gue kenal, lo bukan Raney periang yang gue kenal, lo bukan Raney yang itu" Jane tersenyum kecut sembari meremat ujung bajunya.

"Raney yang dulu, Raney yang itu, Raney yang kalian kenal udah gak ada. Dia udah mati!" cicit Raney kesal. Kenapa mereka selalu menginginkan Raney yang dulu? Raney membenci kalimat ini.

Jane meringis, merasa bersalah karena melihat raut wajah Raney yang berubah masam akibat perkataan nya "Raney kita takut liat lo yang kaya gini"

"Takut?" Ulang Raney menampilkan senyum miringnya.

"Kenapa sih perhatian lo selalu tertuju pada arka, Arka dan Arka" kesal Jane.

"Kenapa? Lo nanya kenapa? KARENA ARKA BUAT GUE LEBIH BAIK. ARKA BUAT GUE BISA NGERASAIN CINTA, ARKA BUAT GUE KENYANG DISAAT KELUARGA GUE BUKANNYA KASIH MAKANAN TAPI KASIH UANG"

"Ran, sekarang gue tanya sama lo, Evan lo anggap siapa?" Tanya jane mengalihkan pembicaraan.

"Arka!" Jawab raney.

"Raney, lo gak bisa buat orang lain jadi Arka ,mere--"

"KENAPA GAK BISA? Arka putus sama gue dengan cara gak baik-baik. dia dibunuh tepat didepan gue dan gue gak bisa lihat orang selain dia, jane"

Raney terisak "gue benci Arka, gue benci Arka. Tapi di balik itu semua gue juga kangen berat sama dia. Lo tau Jane terlalu banyak alasan buat gue mencintai dia walaupun cara dia pergi salah"

Tertawa hambar Raney kembali terisak dan mengeluarkan air mata "gue ngerasa gak bisa bahagia lagi Jane" lirihnya sambil memegang kepala dengan kedua tangannya.

"Setiap hari pikiran dan perasaan gue makin parah, gue gak bisa lagi benci dia karena terlalu kangen sama dia"

Jane memeluk Raney dan mengelusi punggung sang sahabat berusaha menenangkan "cara lo salah, gak ada orang yang senang dibandingin"

"Gue bakalan cari yang sama kayak Arka"





raneysha (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang