[FOLLOW SEBELUM MEMBACA AGAR BISA ENJOY READ DALAM VERSI LENGKAP]
Terjebak cinta masa lalu, terjebak dengan orang yang telah pergi. Tidak bisa hidup tanpa orang itu, di dalam hidupku hanya satu laki-laki yaitu dia, Arkatama Wijaya.
~Raneysha cathlee...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Aku tidak peduli bagaimana cerita orang tentang kamu, karena yang hidup bersamaku itu kamu bukan orang-orang.
~Jane shawne Fiely
Jane duduk di sebuah taman, dia menumpu kepalanya dengan kedua tangan. menatap sepatu yang ada dibawahnya.
Jane enggan untuk pergi kuliah, karena jika dia datang ke kampus, Abi akan menemuinya dan membuat Jane muak.
Sebuah tangan yang menyentuh bahunya. membuat Jane mendongak, gadis itu sedikit terdorong kebelakang saat seorang laki-laki yang menggunakan masker dan pakaian hitam berdiri tepat didepan Jane.
"Siapa anda?" Tanya Jane takut-takut.
Laki-laki itu tidak memperkenankan dirinya "gue gak akan banyak bacot disini. Gue cuma mau nyampein pesan. kata Raneysha cathleena lo jangan cemas dia baik-baik aja, dan jangan menyalakan Abi atau keluarganya tentang semua ini. Dia pergi atas keinginan sendiri" jelas laki-laki itu.
"Tunggu apa lo kenal sama Raney?" Tanya Jane.
"Iya" jawab laki-laki tersebut.
Melihat laki-laki itu ingin pergi, Jane segera mencekal lengannya "Raney dimana sekarang?" Tanya Jane ingin menangis.
Laki-laki itu mendudukkan Jane di bangku taman yang sempat diduduki gadis itu tadi. Ia menyapu bulir benning yang keluar dari mata Jane "itu bukan hak gue, jangan nangis ntar lo diculik om-om!" candanya membuat Jane terkekeh.
"Gue pergi ya. senang ketemu lo, lain kali kalau ada waktu kita bakalan ketemu sama Raney juga ahaha pastiin cowok lo juga ikut. Nanti dia cemburu kalau lihat lo kesemsem sama pesona gue" ujarnya sombong.
"Abi gue lebih ganteng dari lo" kata Jane tidak terima.
Laki-laki itu hanya tersenyum dibalik maskernya dan pergi dari taman.
°°°
Jane menebar senyum pada setiap orang yang dilewatinya. Tidak terkecuali dosen dan mahasiswa.
Abi mengeraskan rahangnya "kenapa tuh anak, tebar pesona sama cowok-cowok" menurut sudut pandang Jane dan pembaca, Jane tersenyum pada semua orang bahkan dia juga tersenyum pada tumbuhan. Tapi menurut sudut pandang Abi Jane hanya tersenyum pada manusia yang berjenis kelamin laki-laki.
"Hai Abi" sapa Jane tidak lupa dengan senyuman, ia menghampiri Abi dan menggandeng laki-laki itu menuju sebuah kursi yang ada di taman kampus.
Abi mengangkat satu alisnya "Jane kamu gak marah lagi?"
Jane menggeleng "ini semua karena Raney" ucapnya lalu membuka tas dan mengambil bekal "aku tadi masakin kamu roti goreng isinya aku pakein sosis sama sayuran lain, oh ya sini aku suapin"
"Raney? Kamu ketemu sama dia?"
"Enggak"
"Lah terus ?"
"Males cerita"
"Hmm" Abi membuka mulutnya menerima suapan dari Jane.
"Mau pulang bareng?" Tanya Abi saat makanan yang dibawa Jane sudah habis.
Jane tersenyum "gak usah deh, ntar ribet"
"Gak pa-pa, aku bakalan hadapin mereka"
Mendengar ucapan dari Abi Jane mengelus rambut Abi penuh sayang "makasih" Abi mengangguk.
**
"Eh tuh anak ngikutin ibunya kali ya jadi jalang"
"Iya, bawa bawa cowok"
"Persis kaya ibunya"
"Mukanya aja sok polos"
"Bener tuh, apalagi kelakuannya bikin saya muak. Sok sopan ,sok ramah"
"Mau jadi apa ya, mau jadi jalang yang jual tubuh demi uang kaya ibunya"
Abi mengeraskan rahangnya, ia menghampiri ibu-ibu yang menggosipkan tentang gadisnya.
"Maksud anda apa? Jane bukan cewek kayak yang kalian bilang. Dia lebih baik dari anak-anak kalian" tegas Abi membuat Jane tersenyum. Gadis itu menarik tangan Abi agar menjauh dari kerumanan ibu-ibu tukang gosip itu.
Mereka bahkan tidak tahu bagaimana kelakuan anak mereka. Bahkan anak-anak mereka jauh dari kata baik. Mungkin kata-kata yang mereka ucapkan menjadi kenyataan dan berdampak pada anak mereka.
Jane tidak pernah mengambil dan memasukan kata-kata mereka kedalam hati. Dia tahu mereka hanya tukang gosip, yang sebenarnya hanya berucap tanpa tahu kebenarannya.
Mereka masuk kedalam rumah Jane. yang dibangun atas uang hasil membawakan Raney nasi goreng dan lain sebagainya, sebagian besar uang itu dari keluarga demaris.
Gadis itu tinggal sendirian, ia hidup tanpa ibu dan ayah. Ibunya menghilang. Banyak yang bilang kalau ibunya sudah bahagia dengan om-om berduit. Sedangkan ayahnya adalah pemabuk berat dan sudah meninggal dunia sebelum ibunya menghilang.
Jane mengambil jus instan dari dalam kulkas dan menaruhnya di cangkir, ia meletakkan jus dan camilan itu didepan mereka.
Pintu dibiarkan terbuka, karena rumah Jane tidak terlalu besar, jadi saat orang-orang melihat kedalam mereka akan melihat Jane dengan Abi.
Jane meminjam ponsel Abi dan menonton berbagai acara disaluran YouTube. Setelah merasa cukup gadis itu menyerahkan ponsel pada Abi dan bersandar pada dada bidang Abi.
Tidak lama deru nafas yang teratur pertanda gadis itu sedang tertidur sudah terdengar. Abi mengangkat tubuh Jane menuju kasurnya yang berukuran seperempat dari milik Abi.
Abi meringis. Dia menyelimuti tubuh Jane dengan selimut yang bahkan sangat tipis. bahkan selimut yang biasanya dipakai laki-laki itu 5 kali lipat lebih tebal dari milik Jane.
"Jika kita menikah aku akan membuatmu menjadi wanita paling bahagia dan tidak akan membuat kamu merasakan penderitaan seperti sekarang"
Setelah mengatakan itu Abi mencium pipi Jane dan menutup pintu. Ia pergi dari rumah Jane tak lupa menyerahkan uang pada ibu-ibu yang menggosipkan Jane. Dia mengancam akan menggunakan kekerasan jika mendengar gosip tentang Jane lagi.