chapter 48

742 32 0
                                    

Kevan menggenggam tangan Raney yang terisi selang infus. sudah sekitar dua bulan dan peluru yang ada diperut dikeluarkan, tapi tidak ada juga tanda-tanda Raney akan bangun dari komanya.

"Bangun Raney, saya sakit liat kamu gini" lirih Kevan berusaha tegar. Pupil mata Kevan membesar saat jemari Raney yang berada digenggamannya bergerak, laki-laki itu langsung menekan tombol di sisi brankar.

Dokter langsung datang "kenapa pak?" Tanya dokter tersebut mendekati brankar raney dan memasang stetoskop ditelinga.

"Jari Raney bergerak" balas Kevan sekenanya.

Dokter tersebut langsung mengecek keadaan Raney. Selang beberapa lama ia selesai dengan pekerjaannya "pasien beberapa hari lagi akan sadar, apakah anda ingin membawanya pulang?"

Kevan menggeleng. Ia belum menghukum penjahat yang bersarang dirumahnya itu.

"Baiklah kalau ada apa-apa, kabari saja saya atau suster" pamit dokter itu yang diangguki oleh Kevan.

Ceklek!

Knop pintu dibuka. Kevan melirik siapa yang masuk lewat ekor matanya kemudian menyunggingkan senyuman pada mereka.

"Kak gimana keadaan kak Raney?" Tanya Fabi meminta digendong Kevan.

Kevan menggendong Fabi kemudian mendekati brankar Raney "bentar lagi Raney bangun, dan kamu bisa main sama dia" kata Kevan membuat Fabi mengangguk.

"Ven kita pergi sekarang" ajak Kevan pada Ven.

"Selene jaga Raney dan Fabi, habisi saja mereka yang mencoba masuk dan mengganggu istirahatnya" kata Kevan pelan ditelinga Selene dan dibalas anggukan antusias dari Selene.

"Fabi main sama kakak yuk" ajak Fabi saat Kevan sudah pergi.

"Main apa kak?" Tanya Fabi mendekati Selene yang duduk disebuah sofa.

"Main game masak-masak, kamu suka masak kan?" Fabi mengangguk kemudian mengambil alih ponsel Selene sedangkan gadis itu hanya melihat Fabi yang bermain dan sesekali memperhatikan Raney yang amat nyenyak dalam tidurnya.

°°°

"Apa pembelaan kamu Blair?" Kevan berdiri tenang berusaha menahan amarah yang membuncah ingin keluar dan ingin menghabisi seseorang.

"Maaf tu-tuan say--saya me---melakukan i-ini terpaksa!" Ucap Blair setengah mencicit, Kevan melemparkan seringai tajam.

"Kamu tau kan saya siapa?" Ucap kevan, Blair hanya terdiam dan menunduk tidak berani melihat wajah datar yang menusuknya dengan tatapan tajam dan siap menghabisi Blair.

"Jawab" bentak Kevan keras.

Blair tersentak "iy--iya tuan evil!" Gugupnya takut.

"Jadi ingin mati dibakar atau dipanggang?" Tanya Kevan santai. Blair menggeleng ia bersujud dihadapan Kevan.

"Tuan saya melakukan ini karena mereka menahan anak saya, mereka mengancam akan membunuh anak saya jika saya tidak menuruti dan memberikan mereka akses masuk kesini" papar wanita tersebut. Kevan tersenyum lagi.

Laki-laki itu merubah mimik wajahnya menjadi datar kembali "saya tidak menanyakan itu, sebagai balasannya kamu akan mendapatkan hadiah"

Dor!

Kevan menembak Blair hingga darah merembes melalui sela-sela perutnya.

raneysha (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang