+62 5478....
/Vin!Vina membaca pesan dari nomor yang tidak dikenalnya, dahi gadis itu mengernyit heran. Namun tak urung Vina tetap membalas pesan tersebut.
Iya ini siapa?/
Dapet no Vina dari mana?/Tidak berselang lama sebuah pesan terkirim ke roomchat Vina.
/"Good night Vina, tidur yang nyenyak. besok ada berita yang bikin hidup kamu damai"
Merasa ambigu dengan kalimat tersebut. Vina langsung menelpon ke nomor itu. namun sayang sepertinya pengguna kartu tersebut sudah membuangnya. Vina menghela nafasnya, mencoba positif thinking dengan pesan yang baru didapatnya.
°°°
SMA harapan negeri dibuat gempar karena mading utama yang ada didekat lab.bahasa menampilkan poster yang cukup menegangkan.
Ada yang langsung tidak sadarkan diri hanya karena melihat poster tersebut. Bahkan ada yang memuntahkan seluruh isi perutnya karena tidak tahan dengan poster yang gambarnya sangat jelas, tanpa ada sudut yang diblur atau disamarkan.
"Kenapa pada ribut ya?" Randu mendekat kekerumunan. Matanya dibuat melotot kala melihat poster tersebut.
Randu langsung menahan tangan Vina, agar gadis itu tidak masuk kedalam sana dan berakhir pingsan atau muntah-muntah seperti yang dialami kebanyakan siswa siswi disini.
"Gak usah lihat na, Selene ayok ajak Vina pergi. Gue gak mau dia sakit"
"Iya Ndu" Selene menarik lengan Vina dan membawanya ke kelas gadis itu. Sebelum sampai dikelas Selene mengajak Vina untuk duduk di bangku depan.
Tidak ada yang menyadari Selene tersenyum 'devil' sesaat. Kalian semua pasti ada yang menduga kalau Selene lah pelaku yang sebenarnya, dia yang menempel poster tersebut dan dia pelaku yang menjadikan kondisi mereka menggenaskan seperti itu.
"Len itu kenapa sih? Vina juga pengen lihat" ucap Vina penasaran.
Selene menggelengkan kepalanya tidak berdosa dan terlihat polos "aku juga gak tau Vin, kamu liat sendiri kan tadi Randu suruh kita pergi" alasan yang bagus Selene.
°°°
Selene tersenyum dibalik masker hitamnya. Korbannya yang pertama sudah dekat. saat Gladis ingin pulang kerumahnya dan melewati jalanan gang yang sempit, sebuah sapu tangan yang sudah dibaluri dengan obat bius sudah membekap mulut korban.
"Berat banget nih cewek, pasti makanannya hati wkwk, soalnya cowok yang dia pengen gak pernah ngelirik dia" gumam Selene, ia memapah Selene dengan susah payah kemudian menaruh didalam mobil.
Mobil dilajukan lagi. Selene melihat korban selanjutnya yang tak lain adalah teman Gladis yang menumpahkan cat padanya tapi meleset dan mengenai sahabat Selene, Vina.
Selene menghampiri Tiara "eh ra, ada yang pengen aku tunjukin, ini semua tentang Erik" mendengar nama sang pujaan hati tanpa banyak pikir dan curiga pada masker yang dipakai Selene, Tiara langsung mengikuti kemana Selene membawanya.
"Kamu duluan aja Erik lagi nunggu di mobil hitam itu, langsung buka aja" ujar Selene dengan mimik pasti. Gadis itu berhenti dengan dalih mengikat tali sepatunya yang lepas.
KAMU SEDANG MEMBACA
raneysha (COMPLETED)
حركة (أكشن)[FOLLOW SEBELUM MEMBACA AGAR BISA ENJOY READ DALAM VERSI LENGKAP] Terjebak cinta masa lalu, terjebak dengan orang yang telah pergi. Tidak bisa hidup tanpa orang itu, di dalam hidupku hanya satu laki-laki yaitu dia, Arkatama Wijaya. ~Raneysha cathlee...