Unknown number
+62***/Kesini dan jangan bawa siapa-siapa kalau mau lihat adik tersayang lo selamat.
Siapa lo?/
Jangan macem-macem//Gue siapa?
/Gue orang yang udah lo permalukan ditengah-tengah lapangan kampus.Lion!/
Lo mati ditangan gue kalau berani ngapa-ngapain Randu./Kita lihat nanti, siapa yang bakalan mati.
Read.Seorang pria dengan memakai setelan santai tapi menggunakan masker menghampiri Randu yang duduk bersantai bersama teman-temannya.
"Permisi dek, apa benar adek bernama Randu?" Tanya pria itu sopan sambil melepas masker dan tersenyum lembut pada Randu.
Randu mengangguk "iya bener, ada apa ya kak?" Tanya balik randu.
"Ah begini ini tentang Raney" pria itu berujar sedih, Randu panas dingin ,kenapa apa kakaknya itu terkena masalah?
"Ada apa? Kenapa kak Raney?"
Pria itu menjelaskan bahwa Raney terkena kecelakaan dan ingin membawa Randu kesana karena Randu ada disekitar kejadian.
°°°
"Dimana adik gue Yon?" Raney mendekati lion yang membelakanginya, kemudian menarik laki-laki itu hingga berbalik.
Lion tersenyum miring "adik? Siapa?"
Raney menarik kerah baju lion yang menyebabkan wajah keduanya sangat dekat. Lion bergidik ngeri saat Raney menatapnya tajam dengan raut wajah ingin membunuh siapapun orang itu.
"Adik gue" pinta Raney sekali lagi, masih menarik kerah baju Lion.
Lion berdecak melepaskan pegangan Raney dari kerah bajunya kemudian menepuk-nepuk seakan baju itu ternoda karena tangan Raney.
Raney kembali mendekat namun mundur saat Lion mengangkat tangannya membentuk sebuah kode, membuat beberapa orang bertubuh kekar dan besar berdiri dibelakangnya.
"Lo salah cari masalah sama gue ran"
"Cih , beraninya keroyokan" Raney mengeluarkan pistol kemudian menembak kekepala mereka yang terus mendekat. Raney dibuat menggila karena mereka terus mendekat dan jumlahnya tak kunjung habis.
Raney merutuki dirinya kenapa hanya membawa dua pistol tanpa peluru.
Raney kehabisan peluru, terpaksa dia mengeluarkan pisau yang sialnya bisa di setarakan denahnya skill mereka.
Kewalahan. Raney mengeluarkan knuckles dan memasangkannya, demi apapun Raney kelelahan menghadapi berpuluh-puluh anak buah lion. Tujuan Raney saat ini adalah menyelamatkan randu.
Melihat Raney yang membabi buta menghajar ank buahnya, Lion mengambil atensi.
"BERHENTI!" Pekiknya, Raney sontak berhenti dan menghela nafas panjang saat anak buah lion meletakkan senjata mereka.
Mata Raney melebar saat lion meletakkan pistol di kening Randu yang terus meronta meminta pertolongan Raney.
Lion menunduk, memposisikan diri agar randu bisa mendengarnya dengan jelas "dia adalah benalu, karena dia semua orang mendapat masalah. Termasuk lo, sebentar lagi lo bakalan tenang di surga"
Dor.
"Randu"
°°°
"Randu kamu kenapa?" Tanya Ariana melihat anaknya terduduk lemas di depan pintu sambil menatapnya datar.
"Randu" Ariana menggoyangkan bahu randu agar anaknya sadar.
Ariana tersentak saat randu memeluknya dengan sangat erat "mama....kak.. Raney kak Raney..mah" lirih Randu.
"Raney kenapa sayang?" Ariana melepaskan pelukan mereka kemudian menatap randu dengan tatapan meminta penjelasan.
"Kak Raney... kak Raney"
"Raney kenapa sayang?" Tanya Ariana mulia berkaca-kaca.
Tubuhnya langsung menegang saat Randu mengatakan hal itu.
Flashback on
"Randu.." Raney menghambur ke pelukan adiknya saat satu buah tembakan mengenai lion yang langsung meregang nyawa.
Dengan sengaja Raney menendang lion yang sudah tidak bernyawa menjauh dari mereka, sama halnya dengan lion anak buah lion juga mati seketika.
"Kamu gak papa ran?" Raney mengurai pelukan mereka, melepaskan tali yang menjerat randu dan kembali memeluknya.
Randu melepaskan diri dari pelukan Raney membuat alis Raney terangkat "kenapa ran?"
"Kenapa kakak bilang? Gak usah nanya kenapa, ini semua karena kakak. Benar kata dia.." Raney melirik lion yang sudah tak bernafas "... Kakak benalu"
Raney hanya bisa tersenyum sendu. perkataan Randu memang benar, sejak awal Raney hanya benalu~menyusahkan.
"KENAPA KAKAK GAK PERGI AJA SIH, BELUM PUAS BIKIN MAMA SAMA PAPA SEDIH? KAKAK TUH SELALU BIKIN MAMA NANGIS TAU GAK, PAPA JUGA IKUTAN SEDIH GARA-GARA SIKAP KAKAK YANG KAYAK ORANG LAIN SAMA KITA"
"BUKAN CUMA ITU KAKAK JUGA BIKIN BANG ABI SAMA RANDU NGERASA GAK PINYA SAUDARA CEWEK. TADI APA MAKSUDNYA KAKAK DAPAT PISTOL DARIMANA? TERUS KAKAK BUNUH ORANG KAYAK HAL BIASA"
Raney hanya terus mendengarkan dengan bahu bergetar bahkan terduduk disana.
"Ran lo kenapa?" Tanya Budi saat melihat Raney memasang wajah pucat dan pias.
"Gue gak pa-pa" Raney berdiri sempoyongan, keluar dari area dan menunjuk randu.
"Ran lo mau kemana?" Aldo menarik lengan Raney yang terus berjalan tak tentu arah.
Raney berbalik "makasih bang, kalian semua udah bantuin gue. Kalau kalian gak ada gue gak tau gimana nasib gue, bisa mati hehe ngelawan mereka yang banyak banget itu" Raney terkekeh, menengadah ke atas berharap air matanya tidak luruh.
"Ran lo kemana? Kita anter!" Raka berjalan menuju Raney, tapi Raney menggeleng pelan.
"Gak usah bang, kalian anterin adek gue ya sampai rumah pastiin selamat" Raney tersenyum "gue bawa motor kok" Raney menuju motornya lalu membawanya menjauh dari sana.
Flashback end
Budi dan gengnya pun pergi dari sana, menyelesaikan apa yang dipinta Raney agar mereka mengantarkan adiknya.
Darkneo'n tahu dimana Raney berada dan ikut membantu karena salah satu dari mereka melihat Raney mengendarai motor ugal-ugalan dan membawa senjata.
"Maafin randu mah"
"Itu nanti aja, kamu bersih-bersih dulu. Terus makan"
"Papa dimana?"
"Papa kamu ada di kamar, nanti mama kasih tau semuanya"
KAMU SEDANG MEMBACA
raneysha (COMPLETED)
Action[FOLLOW SEBELUM MEMBACA AGAR BISA ENJOY READ DALAM VERSI LENGKAP] Terjebak cinta masa lalu, terjebak dengan orang yang telah pergi. Tidak bisa hidup tanpa orang itu, di dalam hidupku hanya satu laki-laki yaitu dia, Arkatama Wijaya. ~Raneysha cathlee...