chapter 30

612 35 0
                                        

Jane merengut. ia menatap lurus pintu masuk kampus, berharap gadis yang dia tunggu akan datang.

"Raney lo pergi kemana sih?" Gumam Jane bertanya, dia memeriksa ponselnya, yang menampilkan pesan beberapa bulan yang lalu.

Raney_

Ran/

Woy/

P/

P/

P/

Raney/

Gila kali lo ya ,chat gue gak dibales"/

Sok sibuk lo/

Centang birunya gak ada lagi, lo pergi kemana sih, lama bgt?/

Awas aja lo kalau ketemu gue/

Gue pites!/

Jane menutup room chat dengan Raney.  huh rasanya dia sangat rindu dengan Raney, sosok yang dulu sangat dekat dengannya.

"Jane mau pesen apa?" Raney berdiri dari duduknya "mumpung Raney lagi baik hati, tidak sombong, dan rajin menabung nih" Raney terkekeh saat ajne memutar bola matanya.

"Gue biasa aja deh ran" balas Jane.

"Oke tunggu ya" Raney membentuk lambang 'ok' dengan jari telunjuk dan jempolnya.

Brak!

Arka menggebrak meja, Jane hanya menanggapi dengan menganggukan kepalanya.

"Maksud lo nyuruh princess gue apa?" Tanyanya cukup keras. Sukses membuat antensi para siswa yang lain terarah pada meja yang dia tempati.

"Eh ada kaka, mau Raney pesenin bakso juga?" Tanya Raney.

"Lo gak disuruh boneka Annabelle itu?" Arka menunjuk Jane, pun matanya masih menatap intens gerak-gerik Raney yang menata kerupuk dia mangkoknya.

Jane tidak menanggapi, lagian Annabelle rambutnya dikepang dan panjang ,apalagi make up nya tebel banget. Lah Jane rambut aja pendek digerai gak ada ada make up lagi, sama kaya Raney. HAHA

"Disuruh?" Raney menaikan alis kanannya "disuruh sama siapa kak?"

"Dah lah lupain"

"Dia nuduh gue nyuruh-nyuruh lo buat beliin gue makanan ran" adu Jane ,gadis itu tersenyum smirk saat melihat tatapan menusuk dari arka. Dia sama sekali tidak~peduli.

Raney berdecak pinggang "minta maaf sama Jane, Kaka!" Titah Raney tidak terbantahkan.

Arka mengembuskan nafas kasar "maaf" ucapnya pelan.

"Gak kedengaran kak" koreksi Raney, secara tidak langsung menyuruh arka mengulang ucapannya.

"MAAF JANE, PUAS?"

"Puas" Raney sumringah, dia kembali ke kantin dan memesan kembali makanan untuk Raney.

Jane tersenyum melihat kemarahan Arka, Raney selalu membela Jane walaupun itu orang terdekatnya seperti Arka yang berstatus   sebagai pacarnya sekalipun.

"Hei gimana keadaan anak kita beb?" Abi mengerling nakal, Jane menendang tulang kering Abi, membuat laki-laki itu meringis.

"Adaw.. sakit sayang"

"Jijik" Jane membuat gesture ingin muntah saat Abi memanggil gadis itu dengan sebutan sayang.

"Kenapa mukanya di tekuk, lagi bad mood ya?" Abi duduk didekat Jane yang langsung bersandar dibahu laki-laki itu ketika Abi merobohkan diri di bangku yang sama.

"Kangen Raney" balas Jane memilin kesepuluh jari tangannya.

Abi mengepalkan tangan kesal "Raney lagi pergi dia bilang gak mau ke indo lagi. Dia pergi keluar negeri" jelas Abi sepenuhnya berbohong. Dia saja tidak tahu dimana sekarang, saat Abi mengusir Raney semua fasilitas dan pakaiannya sudah diambil atau tidak dibawa serta.

Gadis itu pergi tanpa uang dan transportasi. Bahkan ponselnya ada di rumah, Abi tidak menyalakannya karena tahu, Jane pasti akan rewel.

Jane menunduk lesu "yah.. kenapa harus keluar negeri sih? Jane kan mau nyariin Raney cowok"

"Gak tau" ujar Abi cuek.

"Abi kamu kenapa sih? Kok kayak gak suka ngomongin Raney?" Tanya Jane.

"GUE BENCI DIA JANE! KARENA DIA LO JADI MASUK RUMAH SAKIT DAN MASIH BANYAK LAGI ULAH DIA YANG HARUS LO TANGGUNG, DIA UDAH GUE USIR" tegas Abi, Jane cengo dia tertawa keras tidak mempedulikan beberapa mahasiswa yang melihat dengan tatapan tidak jelas.

"Haha gak mungkin lah, masa bang Abi yang paling sayang ran ngusir Raney, bentar..." Jane membuka ponselnya dan menekan setiap tombol dengan tergesa "bang Jane gak ulang tahun hari ini loh , abang mau ngeprank ya bang?" Tanya Jane mulai bergetar "gak lucu bang, gak mungkin" Jane meremas rambutnya.

Abi mendekap erat tubuh Jane, mencoba menghentikan gadis itu dari tingkah gilanya "stop! Jane stop!"

"Bilang ini semua bohong bang" Isak Jane makin menjadi.

Laki-laki itu menggeleng, dia makin mengeratkan pelukan mereka.

"Ini semua demi kamu Jane!"

Tertawa, Jane melepaskan pelukan mereka dengan susah payah hingga menjauh menuju taman kampus "demi aku, haha. Gak perlu aku bisa jaga diri kok bang, walaupun aku takut, biasanya aku bisa hadapin itu karena aku punya abang dan juga Raney. abang tau Raney lebih banyak ngorbanin dirinya buat Jane. Raney selalu ngalah demi Jane dulu. Walaupun sikapnya berubah sekarang, Jane rasa ini giliran aku buat balas sikap baik dia dulu"

Abi mendekat namun Jane mundur hingga tak sengaja menubruk pohon dibelakangnya, Jane meringis dia menahan rasa sakit dengan menggigit bibir.

Melihat darah mengalir dari sana, Abi sontak berlari berusaha menenangkan Jane. Laki-laki mengelus pundak Jane berusaha menyalurkan kehangatan.

"Bang!! Jane harus apa tanpa Raney? Jasa dia banyak banget buat Jane"

Abi diam, dia tidak ingin menjawab bukan karena malas atau sejenisnya tapi karena Abi tidak bisa mengeluarkan kata dari lidahnya, rasanya kelu.

"Bang, kenapa selama ini abang bohongin Jane? Kenapa Raney diusir cuma karena buat orang-orang nyelakain Jane? Kenapa bang" tangis Jane pecah dia memukul dada Abi membabi buta, bagi Abi tidak menyakitkan tapi hatinya cukup teriris saat melihat Jane yang biasanya ceria menjadi gadis yang menyedihkan seperti ini.

"Bang please, masa bang gak tau dimana Raney, dia tinggal dimana udah makan atau belum?"

Plak
Plak
Plak

Jane menampar pipinya kemudian tersenyum devil, dia menyapu air mata dan lendir cair yang keluar dari hidungnya.

Gadis itu melenggang pergi.

"Kasih gue waktu"

Terkejut. Abi mematung, terdiam selama beberapa menit, mencoba mencerna semua yang dikatakan Jane tadi. Apa maksud Jane ? Kenapa gaya bicaranya berubah seperti saat mereka belum mempunyai hubungan?

Apa maksudnya?

raneysha (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang