"Aku harus selalu menjadi sandaran buat kamu. Karena Allah menciptakan bahu aku cuma buat jadi sandaran kamu. Dada aku adalah tempat yang bisa kamu peluk saat kamu ngerasa gusar, gelisah dan gundah."
~Hasbi~
~~~•~~~
Nura
Mas Hasbi dengan santai menyeruput kopi panas itu.
"Ayo coba, Ra."
"Enggak mau. Nura enggak suka. Lagian entar Nura enggak bisa tidur," tolakku.
"Minum sedikit enggak bakal bikin insomnia seharian, Ra," bujuknya. "Enak tau. Seumur hidup aku cuma suka kopi ini. Yaaa ... paling sama capuccino latte."
Seenak apa sampai membuat Mas Hasbi yang tidak suka kopi dengan nikmat menyeruputnya? Padahal terlihat biasa saja.
"Nih, coba kamu cium dulu aromanya." Dia mengangkat gelas mendekati hidungnya dan mencium aroma kopi hitam itu.
Aku mencoba mengikuti. Harum.
"Kalo udah ... seruput sedikit." Dia menyeruput hingga terdengar suara seruputannya. "Enak."
Aku mengikuti.
Seruput.
Tidak separah yang aku bayangkan. Aku menyeruput lagi kopi itu.
~~~•~~~
"Lho kok malah ke sini, Mas? Udah malem, Mas, mau apa lagi?"
Alisku saling bertautan. Kami masuk ke pelataran sebuah bangunan khas Jawa.
"Tidurlah," singkatnya.
"Emang ini tempat apa?" tanyaku.
"Penginapan."
Untuk apa menginap di Resort sedangkan ada rumah Bude Endah untuk tempat beristirahat. Pemborosan. Itu sebabnya Mas Hasbi membawa tas yang isinya aku perkirakan pakaian ganti untuk kami. Dia pasti memasukkan baju ke dalam tas tanpa sepengetahuanku.
Dia menghempaskan tubuhnya di kasur kamar yang kami sewa. Nuansa kamarnya terasa tradisionalnya. Lampu pijarnya berbentuk wayang. Penginapan dengan nuansa pedesaan. Aku bisa mendengar suara riuh orkestra jangkrik serta serangga malam.
Iseng, ah, membuka gorden. Ingin melihat pemandangan taman penginapan di malam hari.
"Jangan dibuka. Kalo kamu ngeliat setan di luar gimana?"
Sontak gorden kembali aku tutup. Ngeri juga kalau tiba-tiba menikmati pemandangan malam gelap yang aku lihat malah penampakan putih-putih. Aku memilih membersihkan diri sebelum tidur. Dalam kondisi wajah berdebu dan badan berkeringat akan membuat tidurku tidak nyaman.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cara Mencintaimu ✓
SpiritualHanya dengan mencintai Tuhanku. Aku ikhlas menerimamu, ikhlas mencintaimu, dan ikhlas kehilanganmu. Namun bukankah ikhlas itu amatlah sulit untuk diraih? Sesulit menangkap buih di dalam lautan. Begitupun dengan keikhlasan cinta. Karena satu-satunya...