Clift masuk kedalam kamar dengan memengang kepalanya, Laura langsung menghampiri dan menuntunnya untuk duduk lalu mengambilkan air minum untuk suaminya itu.
"Kamu meminumnya?" tanya Laura.
Clift yang sedang membaringkan kepalanya di sofa menggeleng pelan, "Aku pura-pura tersedak jadi tidak meminumnya, tapi kelihatannya obat yang dimasukkan sangat kuat."
"Kamu naik kemari siapa yang membawamu? Dan bagaimana dengan tamu undangan?"
"Kamu hubungi Tim lebih dulu, minta tolong dia mewakiliku mengurus para undangan yang tersisa."
Laura mengambil telepon genggamnya dan menghubungi Tim, menceritakan dengan cepat apa yang terjadi dan meminta bantuan Tim untuk mewakili Clift berpamitan dengan para tamu yang tertinggal karena memang sebagian besar sudah pulang termasuk Diane bahkan sudah lebih dulu berpamitan dan pulang kerumah, Diane menolak tinggal dihotel.
Tim langsung menyangupi dan akan segera naik keatas tetapi Clift menggeleng, sehingga Laura mengatakan tidak perlu karena kelihatannya hanya dia yang bisa mengobati suaminya, membuat Clift tersenyum dan Tim tertawa.
"Saat aku mulai pusing seorang pelayan mendekatiku dan menawarkan untuk mengantarkanku ke kamar. Aku menyetujuinya karena ingin memastikan dia adalah kaki tangan dari Vic. Dia membawaku ke kamar lain dilantai ini, meninggalkanku didepan kamar setelah menekan bel dan berpesan padaku untuk menunggu pintu kamar dibuka. Tetapi sebelum pintu terbuka, aku kembali kemari." Clift menceritakan bagaimana dia bisa kembali ke kamar, dia memang merasa pusing tetapi kesadarannya masih ada dan dia hanya berpura-pura kehilangan kesadaran saat dipapah oleh pelayan itu.
"Apakah perlu kupanggilkan dokter atau kita ke rumah sakit?" tanya Laura.
"Kurasa tidak perlu, seperti katamu aku membutuhkanmu, tepatnya junior membutuhkanmu." Clift mulai melepas dasi dan jasnya, dia mulai merasa panas dan junior juga mulai mengeras, kelihatannya sebagian obat yang mungkin masuk ketubuhnya mulai bereaksi.
"Sudah kuduga, ini yang kamu bilang 'Bisa mengatasinya'?" Laura mengomel tapi dia juga tidak menolak ketika Clift menariknya kedalam pelukannya dan mulai mencumbunya, untung saja tadi dia sempat membersihkan wajahnya dan berganti pakaian sebelum Clift masuk.
***
Jika suami istri yang berbahagia itu sedang bergulat saling memuaskan, di tempat resepsi Vic menghampiri pelayan yang tadi ditugasinya membawa Clift. Mungkin Clift memang tersedak dan tidak sempat meminum habis minumannya tetapi dia tahu betapa kuat efek obat yang telah dicampurkannya itu.
"Bagaimana?" tanya Vic.
"Saya sudah mengantarkannya seperti perintah anda dan saya membiarkan dia didepan pintu kamar itu setelah menekan bell."
"Baguslah, ini bayaranmu." Kata Vic sambil mengulurkan amplop pada pelayan itu.
Tetapi betapa terkejutnya dia, saat perjalanan menuju club setelah dia meninggalkan hotel itu, Erika meneleponnya dan bertanya dimana Clift?
"Bukankah sudah diantarkan kekamarmu?"
"Tadi memang ada yang menekan bell saat aku sedang berendam tetapi saat aku membuka pintu, aku tidak melihat seorang pun didepan kamar. Kupikir tadi ada orang iseng dan selain itu kamu juga tidak mengirim pesan jika dia sudah kamu kirim kekamarku." Protes Erika.
"Apakah kamu terlalu lama membuka pintu kamar? Sudah kubilang kamu bersiap-siap, mengapa kamu malah melepaskan kesempatan itu."
"Mengapa kamu tidak mengirim pesan padaku jika dia dalam perjalanan kekamarku?"
"Aku sedang kekamar mandi membersihkan tumpahan minuman karena Clift tersedak, dan aku sudah meminta pelayan yang kubayar untuk membawanya kekamarmu."
KAMU SEDANG MEMBACA
I Love my Lawyer
RomanceSiapa yang tidak mengenal Clifton J. Stuart? seorang pengacara handal dan pembisnis muda yang selalu memenangkan kasus-kasus yang ditanganinya, seorang player yang memiliki cukup banyak mantan kekasih tetapi tidak pernah berkeinginan untuk menikah a...