Clift tiba di tempat yang sudah dipesan Marvin untuk menjamu keluarga Bardolf, saat sang manajer menyambutnya, dia langsung melapor jika keluarga Bardolf sudah tiba 10 menit yang lalu.
Clift hanya mengangguk dan tersenyum pada Laura, "Kelihatannya mereka sudah tidak sabar."
"Ayo, kita temui." Jawab Laura tetapi Clift berhenti menoleh pada si manager lalu berkata, "Juice pesanan khusus saya, tolong langsung dikeluarkan."
"Astaga, kupikir aku sudah selamat malam ini, ternyata kamu masih sempat untuk memesannya." Kata Laura
Si manager langusng mengangguk dan tersenyum, mereka sudah mengetahui kebiasaan pasangan Stuart jadi mereka pasti akan langsung memenuhi semua permintaan langganan besar mereka.
"Untuk kesehatanmu dan anak kita, aku tidak akan lupa, honey Bee."
Laura hanya mengangkat kedua bahunya, dan kembali melangkah menuju ruangan yang mereka pesan.
Saat Aswin Bardolf dan keluarganya tiba, manager resto yang menyambut mereka mengatakan jika tuan Stuart belum tiba, tetapi bagi Aswin yang merasa mendapat tanggapan positif dari Clift tidak masalah jika dia harus menunggu, dan benar saja tidak lama kemudian pintu kembali terbuka dan dia sedikit terkejut melihat wanita yang di gandeng oleh Clift Stuart, dia hampir saja tidak mengenali dan berpikir jika Clift Stuart membawa teman kencan lainnya jika saja dia tidak menyadari jika wanita cantik dalam gandengan Clift Stuart adalah orang yang sama dengan yang berkenalan dengannya di London yaitu Laura Hadley Stuart, istri dari Clift Stuart.
"Maaf kami sedikit terlambat." Kata Clift.
"Oh, tidak apa-apa, kami juga baru tiba." jawab Aswin sambil berdiri dan menyalami Clift dan Laura sekaligus memperkenalkan keluarganya, "Ini istriku Rebbeca, putriku Hilda dan putraku George."
Clift hanya mengangguk pada mereka bertiga lalu menuntun Laura untuk duduk dan mempersilahkan para tamunya untuk ikut duduk juga.
Rebbeca cukup terkejut melihat nyonya Stuart yang ternyata tidak seperti yang dibayangkannya apalagi melihatnya sedang mengandung. Sedangkan Hilda menatap Clift dengan tatapan kagum, walau hatinya kesal saat melihat Laura Stuart yang tidak seperti dibayangkannya. George hampir saja lupa menutup mulutnya saat melihat wanita yang digandeng oleh tamu daddynya, dia tidak menyesal ikut datang padahal sebelumnya dia ingin tinggal jika saja mommynya tidak memaksa. Walau wanita itu hamil tetapi kecantikan alaminya semakin terpancar, belum lagi bentuk tubuhnya juga seksi.
Baru saja mereka memulai pembicaraan basa basi soal perjalanan dari London ke New York, pintu diketuk, pelayan dan manager masuk dengan membawa menu sekaligus membawakan juice pesanan Clift. Manager itu langsung meletakkan di tempat Laura, "Silahkan juice anda nyonya." yang tentu saja diiringi tatapan penuh tanya yang diabaikan oleh Clift.
"Terima kasih." jawab Laura.
"Apakah tuan sudah siap memesan?" tanya si manager pada Clift.
Clift melihat pada para tamunya, "Kita pesan dulu, baru melanjutkan obrolan kita." Fokus Clift sejak awal hanya pada Aswin, membuat Rebbeca kesal karena putranya tidak dianggap, sedangkan Hilda kesal karena diacuhkan. Setelah itu dia menerima buku menu sebelum membukanya Clift melihat pada Laura, "Diminum dulu honey, kamu mau memesan sendiri atau aku yang memesankannya untukumu?"
Laura tersenyum, dia tahu jika suaminya sengaja bertanya padahal biasanya dia memutuskan tanpa bertanya, "Pesankan saja untukku, kamu pasti tahu yang terbaik untuk aku dan anak kita." Jawab Laura sambil mengangkat gelas berisi juice berwarna hijau itu.
Setelah selesai memesan, Rebbeca kelihatannya tidak bisa menahan diri lagi langsung bertanya, "Jika boleh tahu berapa usia kehamilan nyonya Stuart?"
KAMU SEDANG MEMBACA
I Love my Lawyer
RomanceSiapa yang tidak mengenal Clifton J. Stuart? seorang pengacara handal dan pembisnis muda yang selalu memenangkan kasus-kasus yang ditanganinya, seorang player yang memiliki cukup banyak mantan kekasih tetapi tidak pernah berkeinginan untuk menikah a...