Part 4

5.8K 524 41
                                    

"Kamu benar-benar melempar uang itu padanya?" tanya Susan dengan tidak percaya, ketika Laura menceritakannya padanya.

"Aku marah sekali, perkataannya saat menolak pendapatku dulu sama sekali berbeda dengan apa yang dilakukannya dan orang-orang begitu memujinya."

"Tapi apakah pernah terpikir jika dia tidak mengetahui apa yang dilakukan oleh staffnya?"

"Bukan urusanku." Jawab Laura yang sebenarnya sudah terpikir tentang hal itu dan ada perasaan bersalah dan malu, bukankah dia harusnya marah pada Vincent Dalbert tetapi mengapa dia bisa meluapkan kemarahannya pada Clifton Stuart.

"Bagaimana jika dia datang menemuimu atau mengundangmu ke kantornya untuk permintaan maaf jika benar ternyata itu ulah dari staffnya yang tidak bertanggung jawab?"

"Mana mungkin orang seperti dirinya mau mengunjungi tempat seperti ini, dan kurasa mereka juga tidak akan peduli dengan penilaianku pada mereka."

"Aku juga berpikir hal yang sama, dan kupikir-pikir lagi keren juga dirimu mendatanginya dan melemparnya dengan uang itu bahkan mengomelinya. Lalu saat itu apa yang dia lakukan?"

"Dia hanya diam dan memintaku kekantornya untuk membahas masalah itu."

"Dan kamu tolak?"

"Ya, kutolak dan aku langsung berbalik pergi, jika semakin lama melihatnya aku bisa kena serangan jantung."

"Kenapa memangnya? Apakah bertemu langsung dengannya membuat jantungmu berdetak lebih cepat?"

Laura menyadari kesalahan perkataannya, "Aku akan terkena serangan jantung karena tekanan darahku meningkat." kata Laura beralasan, dia tidak ingin Susan semakin mengejeknya dan menggodanya.

"Benar juga, untung kamu tidak mengalami stroke karena menahan kemarahanmu sejak kemarin."

"Aku mau keluar dulu, kurasa kamu masih mau disini menunggu kekasihmu jangan lupa kunci pintu saat kamu keluar."

"Kamu mau kemana?"

"Mencari bukti."

"Aku mengakui ketekunanmu sahabatku. Selamat berjuang."

Laura tertawa mendengar perkataan Susan, yang memang menggoda dan menghiburnya. Setidaknya dengan bekerja dia bisa melupakan wajah pria yang tadi pagi ditemuinya itu.

***

Clift duduk didalam mobil mengamati bangunan yang ada dihadapannya dan area disekitar apartement itu. Banyak anak-anak muda duduk bergerombol disana, dan beberapa tempat dari bangunan itu terlihat tidak terawat. Pengamatannya terputus ketika melihat orang yang mau ditemuinya melangkah keluar dan menuju lahan parkir terbuka dihalaman bangunan itu dan masuk kedalam sebuah mobil dan meluncur pergi.

Rasa ingin tahu Clift membuatnya mengikuti perginya wanita itu, ada perasaan tidak suka dan kuatir saat melihat daerah tempat tinggal wanita itu, perasaan yang tidak pernah dirasakannya pada wanita-wanita yang pernah dia temui.

Clift tetap menjaga jarak, dia tidak ingin diketahui dan yang pasti akan menimbulkan kesalahpahaman lain, padahal kesalahpahaman mereka saja belum diselesaikan.

Laura memarkir kendaraannya di salah satu tempat parkir yang terdekat dari tujuannya, dan dia mulai menelusuri jalan-jalan yang diketahuinya sebagai rute pulang dari Olga. Dia mulai berjalan dari club menuju stasiun bawah tanah, dan sepanjang penelusurannya dia mengamati, mencatat hal-hal yang mungkin bisa menjadi buktinya.

Laura masuk ke toko dan kios disekitar stasiun dan bertanya pada pemilik atau penjaga disana, apakah pernah melihat dan bertemu Olga. Beraneka ragam jawaban yang didapatnya, membuatnya semakin bersemangat sampai dia masuk ke sebuah kios dan bertanya disana, pemilik kios yang tidak ramah itu mengusirnya bahkan mendorongnya hingga terjatuh.

I Love my LawyerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang