Part 46

3.5K 348 10
                                    

Rosa menggendong Tony masuk keruangan Laura, Tony yang melihat Laura langsung bergerak gelisah sampai Laura mengambil alihnya dari gendongan Rosa, bayi montok itu baru kembali tenang. Laura menitipkan Tony pada Rosa karena dia harus bertemu dengan kliennya, karena Clift sedang keluar kota maka Rosa dengan senang hati membantu menjaganya.

"Dia mengemaskan sekali, dia benar-benar seperti daddynya, tidak peduli dengan orang-orang yang mengaguminya."

"Jika kamu mengatakan didepan daddynya, aku yakin daddynya akan berkata 'Jelas saja dia anakku'." Jawab Laura sambil tertawa diikuti Rosa bahkan Tony ikut terkekeh kecil.

"Lihat dia bisa ikut tertawa seperti paham pembicaraan kita." Kata Rosa.

Tony mulai bergerak ingin berbalik dalam gendongan Laura, "Kenapa? Lapar?" tanya Laura yang paham dengan tingkah dan keinginan putranya, "Aku menyusuinya dulu." kata Laura sambil membawa Tony keruang pribadinya.

"Kenapa?"tanya Laura pada Tony yang jelas tidak akan dijawab, sejak pagi tadi Tony memang tidak mau tidur, tidak seperti biasanya bahkan sekarang saat disusui, dia juga masih tidak mau memejamkan matanya padahal matanya sudah tampak berair.

"Kangen daddy?"tanya Laura lagi, dan Tony langsung memberi tanggapan, dia memutar mata dan kepalanya seakan mencari daddynya.

Laura tersenyum, kelihatannya Tony merindukan Clift yang sudah dua hari ini pergi mengurus pekerjaannya. Laura mengirim pesan pada Clift, memastikan jika Clift bisa dihubungi, tidak lama setelah pesan diterima teleponnya langsung berbunyi.

"Halo dua kesayangnya daddy." kata Clift ketika melihat Laura dan Tony.

Bayi gembul itu langsung merespon, menghentikan kegiatannya dan berusaha menggapai telepon yang dipenggang Laura.

Laura sengaja meletakan teleponnya untuk merapikan pakaiannya membuat Tony merengek karena dia tidak bisa melihat daddynya.

Clift tertawa dan terus menggoda walau dia tidak melihat putranya karena tahu istrinya sedang merapikan dirinya.

"Lihat dia lebih memilih dirimu daripada susunya." kata Laura.

Tony masih berusaha mengapai telepon sampai akhirnya Laura membiarkan tangan bayi itu menyentuh teleponnya dan langsung terkekeh.

"Tenangkan dia." kata Laura pada Clift yang tahu saat ini Tony hanya bisa mendengarkan perkataan daddy kesayangannya.

Clift terus berkata-kata pada Tony sambil mengajarkan dan meningatkannya, Tony bayi yang pandai, dia seperti paham perkataan Clift dan tidak berusaha mengambil telepon lagi membuat Laura mulai berusaha menidurkannya sambil tetap bercakap-cakap dengan Clift. Benar saja, tidak perlu lama untuk menidurkan bayi yang sudah mengantuk tapi tidak rela untuk tidur itu tanpa mendengar suara daddynya.

"Dia sudah tidur?" Clift melihat putranya sudah memejamkan matanya.

"Akhirnya, bisa-bisanya dia tidak mau tidur karena merindukanmu."

"Aku juga tidak menyangka dia bisa mencariku, kelihatannya aku harus memasukan jadwal rutin untuk menghubunginya jika sedang berpergian."

"Apakah daddy merindukan mommy, sampai timbul kerutan berlapis dikeningmu?"

Clift menyentuh keningnya dan tertawa, dia tahu Laura menggodanya karena tahu pikirannya sedang penuh. Laura selalu bisa mengembalikan suasana hati dan menenangkan pikirannya, bahkan membantunya menyelesaikan beberapa masalah.

Clift menceritakan apa yang membuat keningnya berkerut dan seperti biasa, walau Laura tidak mengetahui banyak soal bisnis setidaknya dia bisa memberi pertimbangan dari sudut pandang lain dan membuat Clift mempunyai sudut pemikiran baru.

I Love my LawyerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang