Andai Clift bisa mengikat Laura dan mengurungnya mungkin sudah dia lakukan, saat ini kandungan Laura sudah memasuki 34 minggu dan istrinya masih tidak mau beristirahat dirumah, bahkan seminggu yang lalu dia masih pergi ke pengadilan untuk menghadiri sidang. Clift hanya kuatir jika Laura melahirkan lebih awal karena melihat semakin besarnya perut Laura dan membuat istrinya sedikit kewalahan.
Clift sudah memutuskan Laura akan melhirkan dengan cara operasi karena dia kuatir jika sampai terjadi pendarahan seperti saat awal kehamilannya dan membahayakan nyawa istri dan putranya.
Tentu saja bukan Laura yang akan langsung menerima keputusan Clift tetapi setelah melihat bagaimana kuatirnya Clift dan tentu saja Diane, Sarah dan Susan semua mendukung Clift akhirnya Laura menerima keputusan itu karena sudah jelas dia kalah suara selain itu pendapat dan kekuatiran mereka memang benar.
"Sampai kapan kamu baru mau tinggal dirumah?" tanya Clift yang membantu Laura masuk kedalam mobil pagi itu.
"Sampai waktunya melahirkan, apa bedanya aku duduk dirumah dan bekerja disana dnegan aku bekerja di kantor, selain itu bukankah jika sampai aku harus melahirkan kamu tinggal turun dari kantormu."
Clift menarik nafas dalam dan menghembuskannya, "Bagaimana untuk menghemat waktu lagi kamu berkantor diruanganku atau di ruang pribadiku?"
Laura menggeleng, "Seperti kesepakatan kita, aku menyetujui melahirkan dengan cara operasi tetapi sampai waktunya tiba, aku tetap boleh bekerja jadi pilihan saya kembalikan ke anda tuan Stuart."
Clift hanya bisa pasrah, dia memang berjanji pada Laura soal hal itu jadi sudah pasti dia tidak mungkin bisa memaksa Laura terus berada dalam penglihatannya.
"Oh ya, kamu belum menceritakan perkembangan proyekmu dengan Bardolf. Kamu tahu sejak kamu menandatangani kesepakatan dengan Bardolf, mommy setiap menelepon selalu bertanya." Dua minggu yang lalu Aswin kembali ke New York dan kali ini dia datang sendiri untuk menandatangani kesepakatan kerjasama dengan Clift, hal yang membuatnya sangat senang dan dalam kesempatan itu juga Clift bertemu dengan Charlie Jackob yang kelihatannya sengaja memaksa ikut dengan Aswin.
"Seperti kukatakan diawal, aku sengaja menyerahkan sepenuhnya proyek itu padanya jadi aku tidak mengikuti perkembangannya."
"Jika aku tidak mengenal dirimu maka aku akan percaya dengan perkataanmu itu."
Clift tertawa kecil, "Aku tidak bohong honey Bee, kami tidak mengurus proyek itu hanya memberi suntikan dana tetapi dua hari yang lalu Charles Jacob meminta waktu untuk bertemu denganku."
"Apa tujuannya?"
"Kurasa dia tidak mau kalah dari Aswin."
"Kamu menemuinya?"
"Selama aku bisa menundanya maka dia harus melatih kesabaran untuk menunggu."
"Kurasa kamu juga sedang menyusun rencana."
Clift tersenyum, dia memang sedang menyusun rencana karena Charlie Jackob bukan lawan yang mudah dan benar-benar pemain kotor, dan tentu saja dia akan menggunakan dan melibatkan Aswin Bardolf dalam rencananya namun saat ini yang terpenting adalah menunggu istrinya melahirkan putranya lebih dulu, setelah itu dia bisa fokus dengan rencananya.
"Tunggu sampai kamu melahirkan, baru aku akan memutuskannya. Jangan lupa hari ini waktunya kamu kontrol kedokter dan sekaligus memutuskan kapan waktumu melahirkan."
"Ya, aku ingat."
Clift mengelus pelan perut Laura, "Sabar ya, sebentar lagi kamu akan melihat daddy dan mommy." Tendangan kecil menyetuh tangan Clift membuat Clift tertawa, sejak putranya sudah bisa bergelut diperut istrinya, dia suka sekali mengajaknya bercakap-cakap dan sering kali putranya langsung menanggapi seperti mengerti apa yang dibicarakan daddynya. Laura hanya tersenyum melihat kelakuan putra dan suaminya.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Love my Lawyer
RomanceSiapa yang tidak mengenal Clifton J. Stuart? seorang pengacara handal dan pembisnis muda yang selalu memenangkan kasus-kasus yang ditanganinya, seorang player yang memiliki cukup banyak mantan kekasih tetapi tidak pernah berkeinginan untuk menikah a...