Laura dengan Anthony, putranya yang ada dalam gendongannya, dia baru saja selesai menyusui bayi montok itu yang tentu saja berada dalam tatapan tajam suaminya yang sejak dia sadar 2 jam yang lalu hanya diam.
"Sampai kapan kamu akan mendiamkan kami?"tanya Laura akhirnya.
"Sampai aku yakin yang ada dihadapanku sekarang adalah nyata, bukan mimpi." kata Clift akhirnya, "Aduhhh." pekik Clift sambil menatap Laura kesal, karena tiba-tiba Laura mencubitnya.
"Kamu merasakan sakit, jadi artinya ini bukan mimipi. Bukankah dokter juga mengatakan aku tidak apa-apa, hanya kelelahan dan pendarahan ringan, selain itu aku juga sudah memenuhi janjiku pada kalian jadi jangan kesal dan marah lagi."
Clift menarik nafas dalam dan menghembuskannya, lalu memberi ciuman di bibir istrinya yang masih pucat lalu membelai lembut kepala putranya, "Ya, kamu telah memenuhi janjimu dan aku tidak ingin melihatmu melalui kejadian seperti semalam lagi."
Laura heran dengan perkataan Clift, "Maksudmu kamu tidak ingin aku hamil lagi?"
"Ya, aku akan pergi berkonsultasi dengan dokter untuk melakukan vaksetomi."
"Aku tidak menginjinkannya, kita tidak tahu apa yang akan terjadi dikemudian hari jika kamu sampai melakukan hal itu maka kupastikan kamu tidak akan bertemu denganku lagi." kata Laura yang kesal dengan pemikiran suaminya.
"Tapi melihat bagaimana kamu menahan sakit dan mempertaruhkan nyawa untuk anak kita, aku tidak tega."
"Itu kodrat wanita, kita bisa melakukan pencegahan kehamilan dengan alat atau obat jadi jauhkan pemikiranmu itu dan jangan salahkan aku jika melakukan ancamanku tadi."
Clift bisa melihat kesungguhan Laura dengan perkataannya jadi akhirnya dia hanya bisa mengangguk, sekaligus dia juga membenarkan apa yang ada dalam pemikiran Laura.
"Baiklah, aku tidak akan melakukannya."
"Apakah kamu sudah mengabarkan pada mommy dan grandma?"
"Belum, istirahatlah dulu, kurasa setelah pagi ini Maggie menghubungi mereka, mereka akan langsung kemari."
"Bagaimana dengan pekerjaanmu?"
"Aku akan menghubungi Marvin untuk mengaturnya, untung semua jadwal sidang sudah kuselesaikan minggu lalu, apakah aku perlu menelepon Rosa?"
"Pekerjaanku juga sudah selesai, kabari Rosa saja jika memerlukan diriku, minta dia bawa kemari."
Clift mengangguk dan dia mengangkat bayi yang sedang tidur dengan pulas tanpa terganggu keributan kedua orangtuanya untuk meletakkannya ke tempat tidur bayi yang ada disamping Laura setelah itu dia meminta Laura kembali tidur dan dia akan mengatur semua hal yang diperlukan.
"Masih belum bisa dihubungi?"tanya Diane pada Sarah, tadi pagi Maggie meneleponnya dan mengabarkan jika Clift membawa Laura kerumah sakit karena kemungkinan besar Laura akan melahirkan. Dia meminta Sarah menghubungi Laura tetapi sejak pagi teleponnya tidak terhubung.
"Coba hubungi Clift, mungkin Laura sedang diruang bersalin, atau tidur."kata Diane sedikit panik , dia tahu kondisi cucu menantunya dan dia juga kuatir jika sampai terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
Sarah mencari nomor telepon Clift dan pada deringan kelima teleponnya diangkat, "Mom." Panggil Clift.
"Bagaimana Laura? Apakah bayinya akan lahir?" kata Sarah cepat.
"Laura sudah melahirkan semalam mom."
"Sudah lahir semalam kenapa kamu tidak mengabarkannya pada kami semalam?"kali ini Diane yang ikut mendengarkan langsung mengomel.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Love my Lawyer
RomanceSiapa yang tidak mengenal Clifton J. Stuart? seorang pengacara handal dan pembisnis muda yang selalu memenangkan kasus-kasus yang ditanganinya, seorang player yang memiliki cukup banyak mantan kekasih tetapi tidak pernah berkeinginan untuk menikah a...