Part 17

4.4K 402 23
                                    

Laura galau, dia baru saja menerima telepon dari seorang wanita yang katanya telah berusaha menghubunginya 3 hari yang lalu karena membutuhkan bantuan hukumnya, disatu sisi dia sudah berjanji pada Clift untuk tidak menerima tamu tapi disisi lain dia juga kasihan pada wanita yang saat meneleponnya terdengar sangat sedih.

"Kenapa?" tanya Susan yang sejak awal mengikuti pembicaraan Laura dengan lawan bicaranya ditelepon.

"Ada klien ingin menemuiku sekarang, tapi aku sudah berjanji pada Clift untuk tidak menerima tamu kecuali dirimu?"

"Memangnya kenapa kamu tidak boleh menerima tamu?"

"Kamu ingat pengacara yang memberiku uang dan dipecat oleh Clift, dia sering kemari dan mencari informasi tentangku."

"Dia berniat buruk padamu?"

"Clift menduga demikian."

"Tapi katamu ini klien wanita, harusnya tidak masalah kamu menerimanya, lagian ada aku disini. Kamu bisa menemuinya di bawah dan aku akan diatas sehingga klienmu tidak merasa terganggu, dan jika memang itu kamu anggap tidak perlu kudengar, kamu tinggal memintaku menggunakan headset untuk mendengarkan musikku."

"Benar juga, baiklah aku akan meminta wanita itu untuk datang."

Laura menghubungi nomor terakhir yang menghubunginya dan memintanya untuk datang ke apartementnya, sambil menunggu kedatangan kliennya Laura kembali melanjutkan ceritanya tentang lamaran Clift pada Susan yang sejak tiba sudah meributkan cincin yang telah melingkar dengan cantik di jari manis sahabatnya itu.

"Dia sudah kembali, aku baru saja membuat janji dengannya." Agnes langsung menghubungi Vincent ketika Laura mengabarkan bisa menemuinya.

"Ok, setelah kamu didalam kabari jika dia sendirian dan bilang kamu sedang menungguku jika dia memang sendirian."

"Baiklah, kita bertemu disana."

Agnes tiba di alamat yang dikirimkan padanya, dan melihat dengan jijik daerah itu tetapi apa yang dikatakan Vincent memang benar, daerah itu terlihat tidak aman, banyak pemuda atau pria-pria penangguran berkumpul untuk minum dan bermain, dan dia yakin semua pria itu bukan orang baik.

Dia sedikit ragu saat tiba di depan gedung sampai dia melihat seorang pemuda yang cukup rapi terlihat keluar dari gedung, "Maaf, apakah pengacara Hadley tinggal digedung ini?"

Pemuda itu melihat Agnes dari atas sampai bawah, lalu mengangguk dan berlalu menghampiri kerumuan teman-temannya, membuat Agnes kesal dan masuk kedalam gedung.

Sekarang Agnes berdiri didepan pintu dan menekan bell sesuai ketentuan, dan dia cukup terkejut ketika melihat Laura Hadley yang ternyata masih muda tapi dia harus berakting dulu sekarang.

"Selamat sore, silahkan masuk nona Smith" sapa Laura ramah.

"Selamat sore nona Hadley, terima kasih sudah mau menemui saya sore ini."

"Maafkan saya, tempat ini masih terlihat berantakan karena saya baru kembali berpergian siang tadi."

"Tidak apa-apa." Jawab Agnes yang mengganti nama belakangnya sambil melihat kesekeliling ruangan.

"Silahkan duduk." Laura mempersilahkan Agnes untuk duduk dan saat itulah Agnes melihat cincin berlian menghiasi tangan Laura, membuat hatinya semakin terbakar.

"Bisakah kita menunggu sahabat saya, dialah yang membuat saya berani menghubungi anda dan sekarang dia sudah dalam perjalanan kemari."

"Baiklah, anda ingin minum apa, biar saya siapkan."

"Air putih saja."

Laura berdiri dan berjalan menuju ke pantry, ada perasaan tidak nyaman dalam hatinya setelah melihat klien yang meneleponnya, Agnes Smith terlihat bukan wanita biasa, barang-barang yang dipergunakannya adalah barang mewah tetapi mengapa mencarinya untuk menangani kasusnya? hal itu sangat menaganggu pikiran Laura, apalagi nama Agnes pernah disebut oleh Clift sebagai mantannya. Laura melihat Agnes sibuk dengan teleponnya, saat itulah teleponnya bergetar dan sebuah pesan masuk membuatnya semakin kuatir tapi saat ini dia tidak boleh menunjukkannya karena dia juga tidak ingin membuat tamunya curiga.

I Love my LawyerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang