Part 44

3.7K 336 17
                                    

Clift menutup panggilan teleponnya dengan kepala cabang London Stuart Law&Firm dengan senyum kecil, kelihatannya Aswin memang tidak membuang-buang waktu lebih lama lagi dan kelihatannya rencananya untuk membalaskan kesedihan Sarah karena Julie dan Becca sudah berhasil, sekarang dia harus fokus pada rencananya untuk memberikan keadilan untuk korban-korban kasus Ackerley.

"Atur pertemuanku dengan Charlie Jackob." Kata Clift pada Marvin.

"Ok. Bagaimana dengan rencana perjalanan anda? Apakah sudah bisa dijadwalkan lagi?"

"Ya, tetapi atur tidak lebih dari 2 atau 3 hari."

Jika dulu sebelum bersama Laura, Clift bisa berpergian untuk urusan bisnis lebih dari dua minggu, sejak dia bersama Laura dan menikah waktu berpergiannya sudah dikurangi menjadi 1 minggu, sekarang setelah mempunyai putra kembali dia mengurangi waktu berangkatnya karena mana mungkin dia tega kehilangan waktu bermain dengan putranya. Setiap pagi dia pasti menghabiskan waktu bercanda dengan Tony sebelum dia berangkat kerja karena jam pulang kerjanya yang tidak tentu.

Mereka sudah sepakat untuk membawa Tony ke kantor supaya bisa diawasi daripada meninggalkannya dirumah, tetapi karena Diane dan Sarah masih dirumah, sementara Laura belum kembali kekantor untuk menemani mereka.

Marvin mengangguk, dia tahu sekarang yang terpenting untuk atasannya adalah keluarganya jadi dia pasti akan mengaturkan sesuai perintah Clift hanya saja resikonya pekerjaan yang harus diselesaikan akan semakin dipadatkan yang artinya dia juga harus bekerja ekstra.

Marvin melaporkan tambahan hasil penyelidikannya tentang kasus Ackerley, mereka akhirnya berhasil mendapatkan data orang-orang yang kemungkinan besar terlibat dalam kasus tersebut.

"Kelihatannya lawan kita bukan hanya Jackob dan Bardolf." kata Clift, dia tidak heran jika ada keterlibatan orang-orang di kepolisian maupun dipengadilan dalam kasus-kasus seperti itu.

"Apakah anda ingin dibuatkan janji dengan Hakim Cooper?" tanya Marvel, hakim Cooper adalah hakim yang menjabat sebagai Mahkama Agung, hakim tua jujur, tegas dan taat pada peraturan yang juga guru dari Clift.

"Boleh, sudah waktunya kita mulai menyelesaikan kasus itu." Kata Clift.

Marvin melanjutkan melaporkan kasus-kasus yang ditangani firma sekaligus masalah-masalah yang terjadi di Stuart Corp, seperti kata Laura pekerjaan Marvin bisa dikatakan lebih berat dari yang telihat dengan atasan seperti Clift.

***

Charlie tertawa senang karena akhirnya penantiannya tidak sia-sia, dia tahu Stuart Law&Firm adalah firma hukum yang bersih tetapi baginya tidak ada orang yang 100% bersih apalagi jika ada keuntungan besar yang terlibat didalamnya.

Charlie segera menyiapkan rencana kerjasama yang akan ditawarkannya pada Clift, dia yakin dengan menjadikan Clift partnernya maka akan semakin banyak orang-orang yang akan menggunakan jasanya apalagi dengan jaminan firma hukum terkenal atau jika perlu Clift sendiri yang akan menanganinya secara langsung yang artinya maslaah apapun yang dihadapi pasti akan selesai.

Saat memasuki gedung Stuart Law&Firm, Chalie berdecak kagum. Dia sudah sering masuk gedung perkantoran tetapi dia belum pernah melihat gedung yang dari luar telihat sama dengan gedung lainnya ternyata didalamnya berbeda. Interior dan penataan ruang dalam gedung itu terlihat ekslusif dan elegan. Sekarang dia menunggu kehadiran Clift disebuah ruang pertemuan, orang yang mengantarkannya kesana sudah kembali membawa pesanan minumannya dan keluar.

Pintu terbuka dan Clift masuk bersama seorang pria yang ditebak Charlie sebagai asistennya. Dengan cepat Charlie langsung berdiri, walau Clift memang lebih muda dari dirinya tetapi saat ini dia butuh merendah supaya mendapatkan apa yang dia inginkan.

I Love my LawyerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang