Happy Reading guys
Setelah dirinya dan teman teman selesai makan siang di kantin, Nisa pun kembali ke ruangannya.
Sungguh dirinya sedang tidak mood melakukan apapun. Dirinya hanya ingin pulang. Menangis sekencangnya.
Saat dirinya dan teman teman sedang jalan menuju ruangan masing masing. Mata Nisa tertuju pada seseorang yang familiar baginya.
Tasya! Sedang apa dia di kantor ini?? Apa dia mencari Alan??
Tasya pun sama hal nya melihat Nisa sedang berjalan kearahnya. Lihatlah wanita itu, sangat kacau sekali.
Tasya pun terus saja berjalan melewati mereka berempat. Seakan tidak mengenal. Emng gk kenal.
Mata Nisa terus melihat kearah Tasya,
Lagu lu pede, cakep kali luh, Anjrit muka lu tuh Anjrit dihati Nisa mengumpati Tasya yang sok cantik itu. Hilih
Yolan yang mengerti keadaan pun bertanya kepada Nisa yang sedang menatap Wanita itu.
"Lo kenal Nis sama tu cewe??, keknya dari tadi lo ngliatin dia terus" Ucap Yolan sambil menepuk pundak Nisa.
Nisa yang mendengar ucapan Yolan pun menggeleng.
"Enggak. Enggak kenal gue. Tau siapa tu cewe" Alibinya. Dia tahu wanita Ular itu, dia yang selalu ingin merebut Alan kekasihnya.
"Owh. Ya udh deh. Eh gue balik ke ruangan bentar ya, gak lama kok, entar gue ke ruangan lo lagi, oke"
Ucapan Yolan pun diangguki oleh Nisa.
Nisa masih saja bertanya tanya, sedang apa si Tasya batusan dikantor ini?? Jika dia mencari Alan. Kenapa dia tahu mencarinya di kantor ini.
Setelah bertanya tanya pada dirinya yang tidak jelas jawabannya. Akhirnya Nisa pun memutuskan, kembali ke ruang kerjanya.
Saat masuk ke ruang kerja. Matanya melebar melihat obyek didepannya.
Miniatur pesawatnya.
Telah
Hancur
Ya Tuhan, tubuh Nisa seakan ikut hancur melihat Miniatur super mahalnya itu Hancur dimeja kerjanya.
Miniaturnya sudah tidak terbentuk seperti pesawat, bahkan remasan kertas saja lebih bagus dari pada Bentuk miniaturnya sekarang.
Nisa menunduk, Apa lagi ini ya Tuhan?? Lebih baik miniaturnya Hilang dari pada dirinya harus melihat Miniatur kesayangannya Hancur seperti ini.
Siapa yang melakukan ini?? Kenapa jahat sekali.
Nisa sudah tidak tahan lagi. Dia segera membawa Miniaturnya dan pulang kerumah.
Dirinya benar benar sedih sekali saat ini. Jika dibilang ini kelemahan Nisa, tentu saja bukan. Tapi ini seperti orang yang sedang menjahilinya.
Ingin rasanya Nisa marah semarah marahnya, tapi kepada Siapa?? Dirinya butuh pelampiasan, yaitu menangis dikamarnya.
Peduli setan tentang pekerjaan yang menumpuk. Dia akan kerjakan nanti dirumah. Sekarang dirinya ingin sendiri dulu. Biarkan Bos nya marah. Asal dirinya bisa tenang dulu.
Nisa langsung menuju ke parkiran, dan menaiki pajeronya.
"Janganlah engkau mengambil keputusan saat marah Dan
Janganlah engkau menjanjikan saat sedang bahagia"
Ali bin abi thalibDilarang juga mengendarai mobil saat diri kita sedang kacau. Itu sangat berbahaya.
Tetapi Nisa ya Nisa, dia sudah hafal dan sudah beteman lama dengam pajero kesayangannya ini.
Sampailah dirinya di Mansion, Nisa langsung berlari kearah kamar, dan menjatuhkan diri kekasur. Dengan posisi tengkurang dia menangis hebat di atas bantal.
Biarkan bantalnya basah, asal dirinya tenang nanti.
Setelah beberapa menit dia menangis tersedu sedu dikamar, kini dirinya lebih tenang. Tidak sesak seperti tadi.
Ahh dia lupa jika Yolan akan kembali keruangannya tadi, pasti dia sedang mencari cari dirinya saat ini.
Benar saja, 10 panggilan tidak terjawab dari yolan.
Kini Dirinya rindu kepada Alan, tetapi kekasihnya itu sedang marah besar padanya.
Dengan jiwa 45 dirinya pun mencoba menelpon Alan tapi tidak dijawab sekali pun.
Ahh benar marah rupanya.
Baiklah
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello, Captain! (Repost)
Romance18+ Harap Bijak dalam memilih Bacaan! Seorang gadis sangat menyukai Pesawat serta Pilotnya. Dia memiliki impian bisa memiliki suami seorang Pilot "Gue gak bisa jadi Pilot, setidaknya gue bisa nikah sama seorang Pilot" Ucap gadis itu. Apakah imipi...