10. Menolong (Revisi)

3.9K 171 0
                                    

Happy Reading Guys

Seorang Pria sedang duduk di single sofa, dirinya teringat KTP yang ia temukan. Pasti yang punya ini sedang kelimpungan mencarinya.

Untung saja KTP disediakan alamat penduduk, jadi lebih mudah untuk dirinya mencari pemilik KTP ini.

***
"Yol, lo kenapa si? Ada masalah di kantor?" Ucap Resa, karna sedari tadi sahabatnya ini sangat kalem. Tidak seperti biasanya.

"Lo gapapa kan Yol?" Kini Rere yang bertanya, bahkan gadis itu sempat memegang dahi Yolan. Tidak panas, lalu kenapa Yolan jadi kalem?

"KTP gue ilang" Jawab Yolan dengan Nada super lesu.

"KTP lo ilang? Kok bisa ilang?"

Yolan bersandar di bahu Nisa yang tengah menonton televisi. "Gue gak tau, tiba tiba pas siang gue cari gaada. Gue cari di mobil gak ada."

"Mungkin jat--"

Ting Tong

Ucapan Nisa terpotong karna suara Bel rumah. Siapa malam malam begini bertamu.

***

"Mension Cempaka... Ahh iya bener ini dia. Akhirnya" gumamnya setelah menemukan tempat tujuan.

Pria berstyle formal itu memasuki pekarangan mension. Ya tentu saja izin terlabih dahulu kepada Security disana.

Dengan yakin Pria ini memencet Tombol mension tersebut.

Ting Tong

Semoga benar.

Lalu tidak lama ada seseorang yang membuka Pintu mension tersebut.

Matanya melebar saat tahu siapa yang membuka pintu panjang. Ternyata wanita yang selalu mengobrak abrik pikirannya.

Jadi ini rumahnya

"Nisa"

***

"Ada tamu noh"

"Udah gue aja yang buka. Lo pada diem diem" Ucap Nisa seraya melenggang ke arah Pintu mensionnya.

Saat pintu terbuka jelas

Netranya membola sempurna. Apa dia mimpi!! Pilot yang dia rindukan Datang kerumahnya!!!

"Pak Pilot?"

Mereka sama sama terkejut saat ini. Bagaimana bisa, pak pilot datang kerumah nya malam malam? Apakah pria itu stalking dirinya sampai dia tau rumah nya?

"Pak pilot ke rumah saya? Eh, silahkan masuk dulu pak."

Nisa seraya mempersilahkan Alan masuk ke mension nya. Benar benar di luar dugaan, jika Alan akan datang kerumah nya.

Tak lama, Yolan dan yang lain datang ke ruang tamu, untuk melihat siapa sosok yang bertamu malam malam begini.

"Siapa Nis??"

Mereka melihat obyek pria tampan sedang duduk di sofa mereka. Siapa pria itu?? Yolan, Rere dan Resa minta penjelasan lewat Alis mereka

"Emm pak, kenalkan ini temen temen saya. Gais, kenalin ini pak Alan." Nisa mengedipkan mata, seolah olah memberitahu bahwa dia akan cerita nanti.

Tetapi bukan mereka nama nya jika langsung mengerti dengan kode Nisa tadi.

"Ah iya, sebentar ya saya bikinin minuman dulu."

"Emm gak perlu mbak, Maaf kalau kedatangan saya menganggu istirahat kalian. Tapi saya kesini cuma mau mengembalikan KTP Atas nama Yolanda Putri"

"Apa benar Yolanda Putri tinggal disini??" Lanjut Alan.

Yolan yang mendengar namanya, Membelalakan mata. Dan betul!! Pria yang menemukan KTP Yolan adalah Alan, si Pak pilot pujaan Nisa.

Ada rasa bahagia dan ada rasa malu, karna Alan kerumah nya bukan mencarinya Tapi ingin mengembalikan KTP Yolan yang Hilang.

"Ya Ampun!!! Alhamdulillah. Saya kira udah hilang. Makasih ya mas udah nemuin KTP saya" Ucap Yolan dengan nada Dramatis.

"Ah iya mbak sama sama. Maaf, saya baru bisa kesini karna saya tadi masih ada urusan."

"Iya mas, gapapa. Makasih sekali lagi"

"Oh iya, Saya bikin minuman dulu ya. Yok Res" Rere menarik Resa yang sedari tadi mereka hanya terdiam memperhatikan semua nya.

"Gak usah Mbak, saya juga mau langsung pamit, Sudah malam"

Mata Nisa tak lepas dari Alan, doa doa nya terkabul satu persatu. Dan kini, Alan bertemu lagi padanya untuk kesekian lagi.

"Eh, Jangan buru buru  Mas, Duduk dulu. Diluar juga Hujan kayanya. Minum dulu sekalian Nunggu ujannya reda" Ucap Yolan. Memang diluar sedang Hujan.

Setelah mengucapkan itu, Yolan pamit ke kamar untuk menaruh KTP nya, dia takut ilang lagi.

Akhirnya sisa Alan dan Nisa diruang Tamu. Entah kenapa Anak manusia ini jadi canggung.

"Makasih"

Ucap Nisa memecah keheningan.

"Kenapa?" Jika Alan tidak senang bertemu lagi dengan Nisa, itu adalah kebohongan besar. Tentu saja pria itu sangat senang bisa bertemu lagi dengan gadis manis itu.

Nisa menatap Alan sebentar, sebelum mata itu turun lagi menatap lantai. Katakan saja Nisa malu. "Karna udah bantu temen saya."

Alan tertawa, entah kenapa rasanya aneh sekali dengan keadaan awkwrd ini. "Haha, bukan nya manusia itu memang harus saling tolong menolong? Kamu nolong saya, sayang nolong kamu."

Tak lama, Alan mengehembuskan nafas pelan. "Disaat seperti ini, cuaca tiba tiba hujan. Kayak nya memang saya harus sama kamu terus."

Tolongggg, Nisa baper. Sudah di pastikan jika pipi nya saat ini merah seperti kepiting rebus.

"Ahaha, bapak bisa aja."

TBC

Hello, Captain! (Repost)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang