69. Nginep di rumah mertua.

2.6K 112 1
                                    

JANGAN LUPA VOTE GENGS

Malam harinya. Nisa sedang bersiap siap untuk datang ke rumah Mamah sofi.

Nisa turun dari kamar untuk menuju ke ruang keluarga. Disana ada Rere dan Resa yang tengah menonton TV.

"Sttt"

Rere dan Resa mengalihkan pandangan ke arah Nisa yang tengah bersiut.

"Yolan mana??" Tanya Nisa.

Resa mengganti channel televisi "Dapur" Jawab Resa singkat padat dan jelas.

Nisa langsung berjalan ke arah dapur menemui Yolan.

"Yol, lo masak apaan??" Tanya Nisa.

Yolan memotong terong "Mata lo gk liat gu-- eh lo mau kemana??"

Yolan bingung pasalnya Nisa malam ini sangat rapih, jika ingin berkencan sangat tidak mungkin.

Nisa membuka tutup magicom untuk melihat nasi. "Kerumah mama sofi. Keknya gue juga sekalian nginep deh"

Lalu tidak sengaja Nisa menutup magicom dengan sangat kencang.

"Banting aja" Sindir Yolan.

Nisa terkekeh lalu dia dengan sengaja membanting tutup magicom dengan sangat keras.

Yolan melotot ke arah Nisa "Dajjal emang lo!"

Nisa tertawa lebar "Katanya suruh dibanting"

Mendengar ucapan Nisa, Yolan melempar kain lap ke arah Nisa "Sono lo ah, berangkat. Rese lo dugong"

Nisa semakin tertawa mendengar grutuan Yolan di dapur. Nisa pun langsung berangkat kerumah mama sofi.

***

Saat Nisa sampai di depan rumah besar Alan. Nisa berdiri didepan pintu, dia sangat canggung untuk memencet bel. bagaimana tidak canggung, biasa dirinya bersama Alan, kini dia hanya sendirian.

Nisa terjingkat kaget saat ada yang menepuk bahunya.

"Eh Maap neng, kaget ya" Ucap Asep Security rumah Alan.

Nisa hanya tersenyum kikuk. "Ehh, iya pak gapapa"

"masuk aja atuh Neng, kata bu bos teh, kalau calon mantu udah dateng, suruh masuk saja. Ini kan mau jadi rumah eneng geulis juga nantinya. Sok atuh" Ucap Pak Asep.

Nisa megangguk sopan. "Hehe, Gak ah Pak, malu. Mau pencet bel aja, biar keliatan sopan"

Pak Asep terkikik. "Hihi, si eneng teh bisa saja. Ya udah mangga atuh neng"

Nisa mengangguk kembali dan langsung memencet bel rumah orang tua Alan.

Tak lama, sang punya rumah membuka pintu besar itu.

"Eh Sayang. Ih kirain siapa. Kenapa gak masuk aja sih, mamah udah nungguin tau didalem" Ucap mamah Sofi sambil menggandeng tangan Nisa.

"Hehe, Gak lah mah, masa main masuk aja" Ucap Nisa sopan.

Mama sofi mendudukan Nisa di Sofa. " Ck, kaya dirumah siapa aja. Ini kan nanti rumah kamu juga sayang"

Nisa hanya tersenyum kikuk. "Iya deh mah, hehe".

Mamah sofi mengusap surai Nisa dengan sayang "Mamah seneng banget, kamu kesini lagi. Mamah kangen banget sama kamu Nisa"

Mamah sofi memeluk Nisa dengan erat, Nisa pun membalas pelukan mamah sofi. "Nisa juga kangen sama mamah. Mamah sehat terus kan??"

Mamah sofi mengangguk. "Iya sayang, mamah Alhamdulillah sehat terus kok".

Awal memang Nisa sangat canggung, tapi karna pelukan mamah sofi yang hangat dan nyaman membuat Nisa rilex.

"Oiya sayang, mamah lupa kasih tau kamu. Sekarang ada saudara Alan lagi nginep disini. Gapapa kan??" Ucap Mamah sofi lembut.

Nisa mengangguk "Gapapa mah." Ucap Nisa sambil tersenyum, walau jantungnya deg degan.

"Biar lebih kenal lebih jauh ya sama saudara Alan. Uhh calon menantu kesayangan mamah" ucap mamah sofi.

Nisa tertawa saat mamah sofi memeluk dirinya dengan gemas.

"Gemes mamah sama kamu. Ya udah yuk, papah udah nungguin didalem" Ucap mamah sofi.

Nisa mengangguk, lalu berjalan ke arah dalam bersama mamah sofi.

"Pah. Liat siapa yang dateng" Ucap mamah sofi.

Nisa sangat terkejut saat tau bahwa ada di pria penipu itu dirumah Alan. Bagaimana dia ada disini??

Bukan hanya Nisa saja yang terkejut, tetapi Devan lebih terkejut. Ya pria itu adalah Devan.

"Sayang, Ini saudara calon suami kamu nama Devan, yang mamah bilang kalau dia lagi nginep disini. Devan, kenalin ini Nisa, calon kakak ipar." Ucap Mamah sofi sambil tersenyum.

Keduanya merasa seperti tersambar petir.

Artinya calon istri Alan yang selama ini dibicarakan tante Sofi, Nisa? - batin Devan.

Kenapa dunia sesempit ini sih, kenapa dia coba yang harus jadi sodara laki gue - batin Nisa.

Nisa langsung menyalami Papah Bambang dan Devan, Nisa tidak memperdulikan wajah sedih Devan itu.

Selama Nisa berhubungan dengan Alan, Nisa sudah memanggil Bos nya dengan sebutan Papah. Tetapi jika di luar kantor saja.

"Ya udah, kamu istirahat ya sayang, udah malem juga. Besok, pagi pagi kita langsung ke tempat fitting. Okey" Ucap Mamah sofi.

Nisa hanya mengangguk, dia masih sibuk dengan pikirannya.

"Ohiya, kamu tidur dikamar Alan gapapa kan sayang. Soalnya kamar tamu dipakai Devan. Gapapa kan??" Lanjut mamah Sofi.

Nisa tersenyum " Gapapa Mah. Ya udah, Nisa kekamar Mas Alan dulu ya mah"

"Iya sayang. Tidur yang nyenyak ya menantuku" Ucap mamah sofi lalu mengecup kening Nisa.

Hati Devan terasa tertusuk belati saat mendengar Nisa menyebut nama Alan dengan embel embel 'Mas'.

Nisa sangat senang bisa tidur di kamar Alan. Dia bisa melepas rindu dengan mencium Aroma pria itu walau hanya sekedar Aroma di bantal. Xixixi.

Nisa masuk ke kamar Alan. Dirinya teringat dengan Devan yang  bertemu di ruang keluarga tadi. Ahh pria sialan itu muncul lagi.

Ditambah dia akan menjadi kakak ipar pria itu. Whatt?? Kakak ipar?? Artinya Alan dan Devan, lebih tua Alan.

Nisa baru saja membersihkan diri, dia sengaja memakai  baju Alan, karna dirinya tidak membawa baju. Bukan tidak sopan, memang mamah sofi yang menyuruhnya.

Kaos Alan sangat besar di tubuhnya. Hahaha, Nisa jadi merindukan pria itu. Sedang apa Alan ya??

Saat dirinya sedang melihat bintang dari jendela, pintu kamar Alan terbuka, menampilkan Devan. Mau apa pria itu. Nisa jadi berfikir yang tidak tidak.

Lalu Nisa berakting sedang menelpon Alan agar pria brengsek itu keluar.

"Iya Mas, Nisa kangen banget sama Mas, makanya cepetan pulangnya" Ucap Nisa dengan nada bicara manja yang dibuat buat.

Devan merasakan matanya panas, melihat Nisa lebih bahagia bersama Alan.

"Iya sayangkuhhh, ihh kalau kamu disini udah aku cium kamu loh. Hahaha"

Lalu terdengar suara pintu tertutup, ternyata pria itu pergi.

Nisa tersenyum jahat ke arah pintu. Dirinya tahu apa yang ingin pria itu lakukan tadi. Pastinya meminta maaf. Halah basi.

TBC

Hello, Captain! (Repost)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang