5. Makan bareng. (Revisi)

5.3K 253 5
                                    

Happy Reading gais

"Oh iya, saya belum tahu nama mbak nya. Nama mbak siapa??" Alan mengulurkan tangan kepada Nisa yang kini sudah di hadapan nya.

Nisa menerima uluran tangan Alan. "Nisa. Pak Pilot bisa panggil saya Nisa aja,"

"Nama saya Alan. Kamu bisa panggil saya Alan aja, jangan pak Pilot ya, Hahaha."

Nisa dan Alan tertawa bersama, lalu pria itu memanggil salah satu pramusaji di cafe yang mereka singgahi. "Mbak saya minta daftar menu nya ya."

"Ini pak."

"Nisa, kamu mau pesen apa?"

Nisa mendorong kertas daftar menu yang Alan berikan pada nya. "Gak pak, saya gak pesen apa apa."

"Gapapa, anggap aja ini buat ucapan terima kasih saya."

"Tapi saya gak laper pak."

Alan berdecak pelan. "Masa kamu belanja sebanyak itu gak laper, pasti kamu laper. Ayo Nisa pilih apa pesenan kamu."

Kata mamah, Rejeki gak boleh di tolak. Mungkin ini yang dinamakan Rejeki nomplok. "Ya udah deh, saya pesen Nasi goreng aja."

Nisa sengaja memilih makanan yang gampang di kunyah dan tidak gampang nyelip di gigi, malu dong baru pertama kenalan, eh pas makan ada yang nyelip di gigi.

"Cuma itu?" Tanya Alan selidik.

Nisa mengangguk. "Emm, sama minum nya Lemon tea."

"Ya udah mbak, punya saya samain aja kaya temen saya." Ucap Alan pada pramusaji di sebelah nya.

"Baik pak, saya ulangi ya. Nasi Goreng dua porsi, dan Lemon tea nya dua Porsi. Kalau begitu mohon tunggu sebentar ya."

Tiap 5 menit sekali Nisa berdehem untuk meredakan tenggorokan nya yang tiba tiba kering. Ini bukan karna Nisa tidak minum, tapi karna diri nya gugup. Jari tangan gadis itu pun terus bertaut, tatapan nya kemana saja, berharap kegugupan nya hilang.

"Kamu lagi libur kerja?" Ingat nya hari ini adalah hari Rabu, bukan tanggal merah juga.

"Ekhem, iya pak. Saya lagi libur. Kemarin saya baru aja pulang dari Jepang, jadi bos saya ngasih saya cuti dua hari."

Alan menggangguk anggukan kepala. "Berarti kemarin kamu penumpang saya ya, saya juga kemarin landing setelah dari jepang."

"Oh iya?? Wahh, saya padahal kemarin baru bilang kalau ini pertama naik pesawat yang mulus banget perjalanannya, ternyata bapak toh, pilot nya. Hahaha"

Alan dan Nisa lagi lagi tertawa, sembari menunggu pesanan mereka datang, mereka menyempatkan mengobrol.

"Emang biasa nya kamu naik pesawatnya gimana? saya rasa sama aja."

Nisa mengambil tissue untuk mengelap telapak tangan nya yang mulai berkeringat.

Gini amat ngobrol sama cogan. Eueue sound of crying

"Ya gitu deh pak, grajulan gitu. Gak betah saya."

"Permisi Pak, Bu. Ini pesenan nya. Selamat menikmati." Ucap Pramusaji yang datang membawa nampan berisi pesanan Alan dan Nisa.

"Makasih mbak." Ucap Nisa dan Alan secara bersamaan.

Tanpa obrolan dan hanya suara detingan sendok, Nisa dan Alan menyantap makanan dengan tenang dan khidmat.

"Makasih ya pak atas traktiran nya, Hehe."

Kini Nisa dan Alan berjalan ke arah basement. "Saya juga berterima kasih sama kamu, karna sudah membantu saya menemukan kartu identitas saya."

"Iya pak, sama sama. Kalau begitu saya langsung pulang ya pak, permisi."

Alan baru tahu, tubuh semungil Nisa ternyata mobil nya sekelas pajero.

TBC

jangan lupa follow me FanisaZoya

Hello, Captain! (Repost)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang