68. Seblak

2.3K 108 0
                                        

JANGAN LUPA VOTE GENGS

Keesokan harinya.

Nisa kini berada di Kantor tempat dirinya bekerja. Nisa terus saja memijat pangkal hidungnya, karna sedari tadi kerjaannya tidak selesai selesai.

Saat Nisa sedang fokus ke layar laptop, pintu ruangannya terbuka dan menampilkan Yolan.

"Ndekem mulu lo kaya ayam nelor" Ucap Yolan sambil menghampiri Nisa.

Nisa mengusap wajahnya kasar "Kerjaan gue banyak bgt Yol. Pusing gue"

Yolan duduk didepan kursi depan meja Nisa "Makanya lo keluar biar gak setres. cari apa kek diluar, cari makanan, cari temen, cari jodoh, cari masalah, terserah pokoknya intinya keluar gitu. Dari pada ndekem kaya gini, pusing sendiri lo"

Nisa menghiraukan ucapan Yolan.

"Udah Yok, keluar. Gue udah laper nihh. Ntr kita nongkrong di seblaknya mpo inem. Cepet Ayok" Ucap Yolan sambil menarik Nisa.

Nisa hanya mengikuti Yolan saja. Dirinya terlalu lelah untuk membantah.

Lalu tak lama, mereka pun sampai di lesehan makanan seblak milik mpo inem.

Nisa dan Yolan duduk di paling pojok dekat kipas angin, mereka lebih suka ketenangan.

Lalu Yolan memesan seblak kepada Mpo Inem.

Author jadi pen makan seblak

Sambil menunggu Yolan datang, Nisa merasakan Ponselnya bergetar di saku. Ternyata kekasih tercintanya yang menelpon. Alay

"Assalamualaikum. Hallo sayangnya Alan...Apakabar nihhh"

Nisa tersenyum mendengar suara Alan.

"Waalaikumsalam. Alhamdulillah Nisa baik Mas, kok gak nelpon sih dari kemarin??"

"Maaf cintaku. Mas baru sampai tadi, makanya langsung aja Mas telpon kamu. Mas kangen"

Nisa terkikik geli saat mendengar nada bicara Alan yang manja. Kenapa pria itu jadi Alay.

"Iya gapapa. Aku yo tresno Mas. Sehat sehat terus ya disana, jangan sakit loh"

"Sayang ini Mas Alan bukan Mas Tresno, hahaha. Sayang maaf ya, Mas belum bisa vc, soalnya lagi rame disini"

Nisa tertawa geli. Mendengar suara Alan membuat lelahnya terkuras.

"Apa sih Mas ih. Ya gapapa, Mas udah makan belum?? Kalau belum makan dulu sana"

"Belum. Nanti lah Mas makan. Masih rindu sama calon istri loh"

Jika bukan ditempat lesehan seperti ini, Nisa dipastikan sudah jingkrak jingkrak macam orang gila.

"Ada ada aja. Mas kapan pulang??"

"Ya Allah gusti. Baru juga dua hari, udah nanyain kapan pulang. Tenang sayangku cintaku sekonyong konyong koder. Mas pulang nanti, kita langsung akad. Mas juga udah gak sabar ini loh, tapi Mas tahan"

Nisa terus saja menggigit jarinya karna begitu gemas dengan Alan. Sejak kapan pria itu jadi sangat humoris sekali. Mungkin efek rindu kali ya

"Tapi akunya gak tahan gimana??"

"Waduh bahaya ini. Oh iya Mas hampir lupa kan. Nanti malam kamu ke rumah mamah bisa kan?? Mamah bilang katanya kangen sama kamu sayang. Mamah sekalian juga mau fiting baju pengantin buat kamu. Bisa kan sayang??"

Nisa terkejut, Alan benar serius akan menikahi dirinya setelah pria itu pulang.

"Bisa kok Mas. Ya udah, nanti malam aku kerumah mamah. Aku juga kangen banget sama mama Sofi"

"Iya Sayang. Sekalian besok kamu cuti aja sayang, nanti Mas yang bilang sama papah. Okey"

Nisa ingin menolak, karna pekerjaannya sangat menumpuk hari ini, jika ditambah besok cuti pasti akan tambah banyak. Tapi dia juga tidak mau mengecewakan Alan.

"Iya Mas, Nisa nurut apa kata Mas aja"

"Calon istri idaman. Yaudah sayang, Mas tutup dulu ya, mau mandi, nanti Mas sambung lagi. Kamu juga makan seblaknya jangan pedes pedes oke. Dadah Sayangku. Muahh"

Nisa melebarkan mata, Dari mana Alan tahu dirinya akan makan seblak pedas. Belum sempat bertanya, Alan sudah mematikan sambungan telponnya.

Uhh Nisa masih kangen...Oke tahan Nisaaa, cuma 2 minggu Alan kerja. Sabar.

TBC

Hello, Captain! (Repost)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang