Akan ada saatnya seseorang membalikkan hati dengan cepat, tatkala merasa terluka atau tersakiti. Namun, akan kembali ke masa, di mana perasaan itu pernah muncul.
Di bawah pohon rindang di taman yang tidak jauh dari tempat kerjanya, Angela duduk termenung di sana. Matanya menatap sayu pada dedaunan hijau. Sesekali bibirnya berdecak kesal entah kenapa.
Baru, ia tahu. Ternyata dugaannya selama ini memang benar. Kebaikan Taehyung hanyalah bentuk apresiasi sebagai atasan yang ingin dipandang baik. Tak kurang dan tak lebih.
Ditambah, dengan permintaannya yang tak tepat.
"Aku harus bagaimana?" lirihnya menunduk lesu. "Ini terlalu sulit."
Dalam ketidakpastian, ia hanya berharap semoga Tuhan memberi jalan terbaik. Tidak menyulitkan ke salah satu pihak termasuk dirinya.
"Ya, aku tahu, Xia memang lebih pantas mendapatkannya."
***
"Tumben, jam segini belum pulang?" Xia melirik jam dinding di atas sana. "Kebiasan deh," gumamnya menunggu kepulangan Angela.
Ada hal yang tidak bisa diungkapkan lewat kata-kata. Ada pula kalimat yang sulit untuk dicerna.
Langit berselimut mendung. Musim penghujan telah memasuki babak terkahir. Di mana cuaca akan berubah sewaktu-waktu.
Xia gelisah menunggu kepulangan Angela yang tak kunjung memberi kabar atau sekedar mengirim pesan pun tidak. Ia berjalan ke arah jendela, berharap akan mendapati teman seatapnya dari sana.
Nihil.
"Aku tidak tahu dia bekerja untuk siapa. Padahal dia bisa membeli apa pun tanpa harus bersusah payah seperti ini." Rasa iri muncul. Xia beranjak ke sofa. "Hidupnya sempurna tak kekurangan sedikit pun, kenapa harus melakukan banyak hal yang membuang waktu dan tenaga?" Menggeleng samar.
Xia gusar mengingat beberapa hal tidak ia miliki. Jujur, sedari dulu kehidupan indah Angela slalu membuatnya merasa ingin menjadi sosok itu.
Diperhatikan, disayangi dan dikagumi oleh semua orang. Namun, kemalangan dan kesialan hidupnya lah, yang menghalangi dirinya menikmati semua itu.
Tak mengapa, Tuhan selalu membuka peluang untuk manusia yang mau berusaha. Tak peduli cara kotor maupun cara keji untuk mendapatkannya.
Toh, hasilnya akan sama.
Ponselnya berdering. Satu panggilan yang membuat dirinya sempat bergetar.
Mr. Smith calling ....
Ia tersenyum dan segera mengangkatnya. Panggilan dari ayah Angela yang menetap di Inggris. Mereka berbicara panjang lebar, hingga melupakan kekhawatirannya pada Angela.
"Kapan Anda mengunjungi kami, Tuan?" tanya Xia sopan.
Ahh, itu masih belum terpikir olehku. Apa kalian baik?
Xia mengangguk. "Eumm, saya dan Angela sangat amat baik di sini. Bahkan, saya telah mempunyai beberapa calon kekasih," ungkapnya tanpa ragu. "Mohon doa dan restunya."
Doa dan restu selalu untukmu, Xia. Semoga kelak kau akan bahagia bersama pasanganmu.
"Terima kasih." Ia tersenyum tipis. "Ahh, di sini sudah terlalu larut, sebaliknya kita akhiri dulu panggilan ini, Tuan."
Tunggu, bagaimana tentang Angela? Apa dia masih membenciku?
![](https://img.wattpad.com/cover/233420433-288-k730352.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Zero O'clock
FanficMenjadi pengusaha muda, kaya dan mapan tak lantas membuat pria tampan bernama Kim Taehyung berpuas diri. Dirinya yang selalu haus akan keserakahan dipertemukan dengan dua wanita yang mengubah cara pandang hidup. Mencintai dua wanita yang ternyata su...