Part 29

227 31 18
                                    

Uhuk!

Tangannya mengusap kasar bibir yang kotor lalu membasuh muka lelahnya. Sudah beberapa hari belakang, Angela diserang nyeri kepala hebat, juga kedua pundak terasa di tekan. Bahkan ia sampai kehilangan nafsu makan. Akan tetapi, wanita itu justru enggan pergi ke dokter dengan alasan, 'mungkin hanya akan diberi vitamin seperti biasa.

Beban yang dirasa semakin berat kala Xia mengungsi apa yang diberikan serta menyalahkan dirinya atas keretakan hubungannya dengan Taehyung.

Ia melihat pelipis dengan duduk di coffebreak setelah meninggalkan toilet. Angel memesan jus jeruk untuk meredakan mual yang menyerang. Matanya pun tak luput mengawasi keadaan sekitar yang sepi sebab masih jam bekerja.

"Hei!"

Dia menoleh ketika seseorang menepuk pundaknya dari belakang dan muncul pria tampan yang tersenyum dengan mata sipitnya.

"Jimmy?"

Jimmy segera menarik kursi dan duduk du depannya. Tangannya melambai memanggil pelayan dan segera memesan minuman.

"Kenapa ada di sini?" tanya Angela yang nampak bingung dengan kehadiran pria itu yang mendadak.  "Kau tidak berkerja?"

Jimmy terkekeh dan mengambil minuman setelah pelayan membawa ke meja mereka.

"Terima kasih," ucap Jimmy pada sang pelayan lalu menyeruput kopi tanpa memperdulikan tatapan Angela.

"Yak! Jimmy."

Lama mengabaikan wanita yang terus memandanginya penasaran, dia pun bersuara. "Kau lupa, ya?"

Bibir Angela mengatup imut dengan dua alis terangkat. Kemudian ia menggeleng, tidak mengerti.

Gemas dengan wajah super lucu di depannya, tanpa sadar Jimmy meraih hidung Angela dan menariknya. "Kau masih lucu seperti dulu."

"Ugh!" Wajah Angela segera berpaling setelah itu.

"Kontrak kerjasama dengan Lion Corp sudah disetujui dan aku baru saja menandatangi kontrak tersebut," ungkap Jimmy.

Mata Angela berbinar seketika. "Wahh, daebak. Ahh, selamat, Jim, ini luar biasa."

Jimmy mengangguk senang. Untuk itu, ia menggenggam jemari Angela dan mengusapnya perlahan. Penuh kelembutan dan terdapat banyak makna.

Sorot matanya menyiratkan sesuatu yang sulit dimengerti oleh Angela. Kedua tak ragu saling membalas, menggenggam erat tangan mereka.

"Terima kasih karena kau telah membantu mengajukan kontrak ini pada presdir." Ucapan Jimmy penuh ketulusan. "Eumm, awalnya aku ragu untuk mengambil jalur ini. Namun, ...."

Tatapan Angela terlihat penasaran. Ia menunggu dengan setia Jimmy menyelesaikan ucapannya yang terjeda.

"Mungkin semua karena kau, Angela."

"Aku?" Tunjuk Angela pada dadanya. Dia terkekeh. "Jangan mengada-ngada, Jim, aku hanya mengerjakan yang seharusnya aku lakukan dan tentang kerjasama ini ... semua karena usahamu."

"Ihh." Jimmy yang jail atau mungkin semakin gemas tak tahan untuk mencubit pipi tirus wanita itu. Angela berpose lucu.

Mereka tak sungkan melakukan kontak fisik di depan umum. Kedekatannya bahkan sengaja di umbar. Namun, wanita itu lupa siapa dirinya di sana.

***

Pria berambut ikal di sana sedang sibuk bergelut dengan laptop. Jemarinya terus bergerak menekan monitor. Seolah tak mengenal lelah, ia terus mengabaikan panggilan telepon dari asisten.

Zero O'clock Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang