Part 38

205 28 24
                                    

"Nak, kelak kau harus jadi orang kuat yang mampu mengangkat beban hidupmu tanpa bantuan orang lain. Jangan mengeluh tentang masalah atau bencana yang kau hadapi, tersenyumlah meski hatimu terluka."

"kenapa aku tidak boleh menceritakan kesedihanku pada siapa pun, Bu? Bukankah lebih baik kita berbagi cerita pada teman atau siapa pun orang yang mau mendengarkan keluhan kita?"

"Kau yakin itu membantu? Tentu tidak. 'Tak ada perubahan setelah kau menceritakan masalah pada orang lain, yang ada justru menambah masalah baru dalam hidupmu."

"Kenapa bisa seperti itu?"

"Masalahmu adalah rahasia dan manusia terkadang sulit menjaganya."

"Baiklah, aku akan mengadu hanya kepada ibu karena kau adalah sebaik-baiknya manusia."

"Bukan."

"....?"

"Tuhan. Tunjukan masalahmu hanya pada Tuhan sebab hanya kepada-Nya rahasiamu tetap terjaga."

"...."

"Dengar, Angel, jika suatu saat ini sudah 'tak berada didekatmu atau bahkan 'tak dapat kau sentuh lagi, maka jadilah malaikat yang kuat meski tanpa sayap."

                         ***

Tumpukan berkas menggunung di meja, entahlah ini seperti disengaja. Angela menduga Taehyung sengaja membuatnya sibuk akhir-akhir ini. Apalagi setelah kejadian di toilet beberapa hari yang lalu.

Menyebalkan.

Meski kantor telah menyediakan upah lembur yang lumayan 'tak seharusnya, pria yang terus mengawasinya intens berbuat hal seperti ini pada ibu hamil. Setidaknya, ada sedikit rasa kemanusian yang muncul pada dirinya yang lebih mirip penjajah ketimbang bos.

"Kerjakan!" bentak Taehyung yang berdiri dihadapannya. "Apa kau pikir, aku menggaji hanya untuk menikmati wajahku, hah?"

Angela terdiam. Menatapnya sengit.

"Katakan pada pria di luar sana untuk segera pergi."

"Siapa?" tanya Angela mengongak jendela. Namun, terhalang cahaya yang redup.

"Pria aneh waktu itu. Siapa itu aku lupa."

"Neon?"

"Hmm."

"Jadi Neon ada di bawah? Sejak kapan?"

Alia Taehyung menukik menatap Angela tajam. 'Tak lama terdengar gebrakan di meja.

"Kau dibayar bukan untuk bertanya soal pria itu!"

Angela mendengkus kesal. Bibirnya menyungging 'tak suka.

"Setidaknya jangan membentak," lirihnya kembali pada pekerjaan.

                       ***

Ruangan yang didominasi dinding putih menjadi satu-satunya tempat ternyaman saat ini. Setelah hamlir satu minggu lamanya ia bergelut dengan komputer dan aturan-aturan aneh yang Taehyung berikan hanya untuknya.

Kamar yang telah ia tempati lebih dari tiga tahun menjadi istana kecil yang mampu menggusur lelah yang ada. Di atas pembaringan yang teramat nyaman meski 'tak seempuk matras di Inggris.

Zero O'clock Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang