Part 24

243 25 36
                                    

Mohon maaf, beberapa tulisan agak berbahaya untuk anak di bawah umur. 🔞🔞🔞🌚🌚🌚🌚

.
.
.

Pekerjaan dan kehidupanTaehyung memang terlihat baik. Hidup serba mewah. Mobil, rumah dan semuanya serba megah, tetapi tidak dengan kisah cintanya. Sejak menginjak SMA pria itu, selalu gagal membina hubungan. 

Awalnya ia mengira karena faktor usia dari kekasihnya dulu. Sudah menjadi tipe ideal Taehyung, wanita lembut yang berpakaian rapi meski usia terpaut jauh lebih tua darinya. Namun, perbedaan itulah yang membuat hubungan kandas.

Akan tetapi, l dugaannya salah sebab, kandasnya hubungan karena keegoisannya sendiri. Ia menyadari itu.  Seberapa banyak pun ia menjalin hubungan, mau tua atau lebih muda darinya tetap saja kandas.

Percintaannya memang tak semulus karirnya saat ini, tetapi meski begitu, ia masih mendapatkan banyak cinta dari keluarga, teman dan sahabatnya.

Sifat sekeras batu pun akan mudah luluh, jika seseorang dapat memahami dan mengerti keinginannya. Taehyung memuji beberapa orang yang begitu sabar menghadapinya termasuk Xia.

Ia menatap wanita di depannya. Terlihat sangat cantik dan anggun. Senyuman terlihat begitu lembut dan tulus. Ia meraih jemarinya, menyentuh pipi dan mengalirkan kehangatan di sana.

Rintik hujan seolah mengerti kegelisahan yang dialami. Sedangkan Xia, masih santai seolah tidak terjadi apa pun. Taehyung menarik garis tipis melengkung bak bulan sabit. Ini bukanlah waktu yang tepat untuk mempertanyakan segala kegundahan hatinya.

Seberapa besar dan serius Xia menjalin hubungan dengannya. Apa akan hanya berada di fase hubungan tanpa kepastian.

"Ada apa?" Xia menyentuh dan mengusap pipinya.

Taehyung tersenyum menggeleng. "Tidak ada, aku hanya ingin menatapmu saja." Tatapannya sendu. Jemarinya segera meraih tubuh ramping di atas ranjang itu.

"Sejak kapan kau pandai berbohong padaku, Tae?" Xia membalas tatapan dalam. "Aku tahu, kau sedang menyembunyikan sesuatu dariku."

"Tidak ada." Pria itu membuang wajah panik. "Hanya saja ...."

"Apa?"

"Siapa pria muda yang bersamamu waktu itu?" Mata Xia membulat. "Kalian tampak dekat. Bahkan kau tak ragu memeluknya."

Xia justru tersenyum. Tak ada rasa panik maupun kegugupan. Padahal Taehyung baru mengetahui hubungannya dengan Jimmy.

Tak lama dia tertawa kecil. "Haha, kau cemburu dengannya?" Taehyung mengernyitkan dahi bingung. "Dia---Jimmy---sahabatku. Tahukah kau, Tae, dia adalah orang yang menjagaku selama ini. Dalam kesulitan menjalani hidup yang selalu menderita, Jimmy lah orang yang membantu dalam segala hal."

"Dulu hidupku sangat amat menderita, Tae. Orang tuaku meninggal karenaku." Air mata menetes. Taehyung mengusapnya segera. "Aku, hiks, tak tahu harus bagaimana dulu, jika Jimmy tak pernah datang dalam kehidupan ku,  mungkin aku sudah ma---,"

"Stop!" Taehyung memotong ucapan dengan menutup mulut Xia telapak tangannya.

Ia terenyuh mendengar itu. Larut dalam cerita yang Xia bawakan. Kesedihan dan penyesalan muncul seketika. Tak seharusnya, Taehyung berpikir hal buruk tentang wanita itu.

Seharusnya, ia menjadi sandaran yang mampu menampung tangis Xia bukan seseorang yang berusaha menikam hati lembut wanita yang tengah dalam dekap peluknya.

"Maaf."

Sungguh, ia pun tak bisa menyembunyikan penyesalan pada wanita itu. Xia mengangkat wajahnya yang menunduk lemah dan mendaratkan ciuman lembut di bibir.

Zero O'clock Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang