Setelah pertemuan itu, pikiran Taehyung dipenuhi oleh delusi tentang dua wanita yang mengobrak-abrik hati dan perasaannya.
Ini aneh, mengapa terasa ada yang janggal pada perasaannya, saat dua wanita itu bersanding bersamanya.
Satu sisi, matanya tak bisa lepas dari wanita berambut panjang yang terus menatapnya sayu. Sisi lain, tangannya tak bisa melepaskan dekapan pada sosok ikut nan manis berambut sebahu.
"Arggghh! Kenapa aku merasa diombang-ambingkan takdir." Taehyung mengacak rambut frustasi. "Bagaimana bisa, aku segalau ini. Padahal ...." Ia menjeda ucapan.
Kakinya melangkah menuju jendela. Melemparkan dasi sembarang. Masih tercium bau alkohol dan parfum lain yang menempel di kemejanya.
Tangannya membuka kancing lengan dengan tatapan terarah ke pemandangan luar yang mulai gelap.
Tangan kekarnya berpegangan pada besi di kaca jendela. Mencengkeram erat dengan menunduk entah mengapa.
Helaan napasnya terdengar sengal. Sesekali terlihat memukul tembok kesal.
"Arghh! Bagaimana ini bisa terjadi?"
Frustasi, tentu saja.
****
"Aku dengar, Angela-Nim melakukan cara kotor untuk mendapatkan posisi sekarang."
"Kata siapa? Aku tidak percaya itu. Sepanjang penelitian ku selama ini. Dia memang layak diangkat menjadi CMO."
Mereka berbisik. Dua wanita yang sedang berjalan bersama, mengobrol dan menggunjingkan sesuatu tentang Angela.
"Sungguh. Aku tidak bohong. Aku mendengar langsung dari mulut Mina Sunbaenim."
Obrolan dua wanita di sana semakin terdengar menarik. Satu orang tampak menyibakkan rambut menunggu kalimat yang lebih menarik berikutnya.
"Kau tahu. Angela-Nim terus berusaha menggoda Tuan Kim, bahkan semalam saja dia seperti memaksa untuk datang."
"Itu kan karena dia ingin ikut merayakan pesta kecil untuk keberhasilannya. Sembarangan saja berbicara kau."
"Ckckck, kau masih saja tak percaya ucapanku. Andai kau tahu tentang fakta bahwa Angela-Nim sengaja menjual diri untuk berada di kantor ini."
"Hmm, aku ragu, tapi ucapanmu cukup untuk mem---,"
"Ehem, ehem!" Dua pasang mata itu langsung menatap pada sosok pria berambut sedikit ikal di depannya. Sorot matanya tajam dan dingin. "Apa yang kalian lakukan di sini?"
Mereka justru terlihat asyik mengobrol hingga lupa pada kerajaan masing-masing. Duduk santai dengan kaki menyilang di lobi.
"Ahh, kami hanya se---,"
"Apa? Menunggu dipecat, hah?" Bentak Taehyung membuat seluruh atensi tertuju pada mereka.
"Maaf, Presdir. Kalau begitu kami permisi dulu."
Tidak ingin bermasalah dengan CEO yang pemimpin perusahaan ini dan mereka memilih untuk pergi. Meninggalkan kekesalan pada pria yang terus menyoroti keberadaan dua wanita dengan heels tinggi di sana.
Permainan apa? Kotor? Siapa?
Taehyung menepis pikiran itu segera. Tak perlu memikirkan hal yang bukan urusannya. Ini tidak penting. Saat ini ada yang lebih penting, yaitu : menemui Angela-Nim.
Ada pekerjaan mendesak untuk keduanya. Setelah salah satu staff mengatakan bahwa ada kebocoran dan kelalaian tugas yang ia berikan di cabang perusahaan lain.

KAMU SEDANG MEMBACA
Zero O'clock
Fiksi PenggemarMenjadi pengusaha muda, kaya dan mapan tak lantas membuat pria tampan bernama Kim Taehyung berpuas diri. Dirinya yang selalu haus akan keserakahan dipertemukan dengan dua wanita yang mengubah cara pandang hidup. Mencintai dua wanita yang ternyata su...