Part 41

220 33 22
                                    

Dingin 'tak lagi menerpa.

Selimut pun 'tak perlu setebal biasanya.
Dedaunan mulai tumbuh bersemi setelah berperang dengan salju beberapa bulan yang lalu.

Kenangan dua tahun lalu masih membekas dalam ingatan. Air mata jatuh membasahi pipi saat dirinya menyaksikan darah mengalir deras dari kepalanya.

Tangisan itu menyisakan luka hingga saat ini. Hari bertumpu pada kenyataan sedikit menyakitkan. Keadaan berbeda jauh dari rencana awal.

Dua tahun lalu, di bawah terik matahari menyengat kulit. Di bibir jurang lautan yang menjadi saksi kebisuannya menahan kepala itu dalam pangkuannya.

Kala itu, ia berjanji 'takkan lagi bermain pada takdir. Kesalahannya adalah tidak dapat memperkirakan akan kedatangan Taehyung di antara mereka.

Kembali ke waktu kejadian di mana ialah yang menjadi penyebab segala kekacauan ini. Angela juga yang mengundang Eunbi hadir di antara mereka. Niatnya hanya ingin mengakhiri pertikaian antara dirinya dan Xia, tetapi kehendak Tuhan berbeda.

Ia lupa bahwa Sang Kuasa selalu menyembunyikan rencana di balik keagungan. Membalikkan apa pun yang ada di dunia ini. Penyesalan menjadi hal yang pantas ia dapatkan dan Angela harus menebusnya.

Akan tetapi, ada hikmah yang bisa ia petik yaitu : kembalinya Xia dalam pelukan. Ya, setidaknya Angela masih bisa mendengar suara tawa itu dari kejauhan.

"Sudah bangun?"

Angela lekas melirik pria tinggi 174 cm yang mengulas senyuman padanya dan pada gadis kecil dalam dekapannya. Balutan kala hitam yang ketat tidak dapat menyembunyikan otot di sekitar lengan.

"Mama."

Hyunbi---gadis kecil itu memanggilnya. Angela membentangkan tangan setelah turun dari ranjang. Menunggu si kecil berjalan tertatih menghampirinya.

"Kau tidak bekerja, Jim?"

"Sengaja aku mengambil cuti hanya untukmu dan Hyunbi." Jimmy berjongkok meraih jari minggu si gadis kecil. Ia tersenyum mengusap pipinya yang halus. "Kebetulan ada jadwal kosong, jadi aku bermanfaat itu untuk pergi berlibur dengan kalian."

Wanita menarik senyuman tipis. "Baiklah, aku akan bersiap."

                       ***

Sudah menjadi hal rutinnya saat ini. Ia terus disibukkan dengan perannya sebagai ibu dari si kecil---Hyunbi. Ditemani Jimmy yang selalu senantiasa berada di sisinya sejak dua tahun lalu.

Mereka menikmati taman bermain dan mencicipi beberapa makanan khas Korea. Balutan dress coklat selutut menjadi kunci penampilannya yang selalu menarik mata memandang.

Tidak hanya pria bahkan beberapa wanita sempat terpana pada Angela. Kecantikan itu 'tak memudar meski ia telah berstatus sebagai ibu. Bahkan bentuk tubuhnya secara cepat kembali ramping tanpa lemak di sekitar.

Akan tetapi, sejak kelahiran sang buah hati Angela mengganti aroma parfum. Jimmy menjadi orang pertama yang menyadari itu.

"Apa kau menyukainya, Sayang?" Hyunbi tersenyum sembari merentangkan tangan ingin digendong Jimmy. Pria itu terkekeh menerimanya segera.

"Ahh, maaf selalu merepotkanmu, Jim."

Jimmy tersenyum menyentuh dan mengusap rambut Angela. "Kau pikir aku siapa, hah?"

Angela tersenyum menatapnya. "Terima kasih."

Hyunbi terlihat bingung. Memiringkan kepala menatap kedua. Jemari kecilnya mengusap wajah sayu sang ibu. Angela tersentak, lalu meraih tubuh kecil itu dan memeluknya.

Zero O'clock Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang